NovelToon NovelToon
Lily ( From The Hill To The Valley)

Lily ( From The Hill To The Valley)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Office Romance / Careerlit
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meg Yorah

Lily, gadis muda yang menjadi tulang punggung keluarga. Lily adalah anak kedua dari keluarga Brown, seorang pengusaha yang bangkrut dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama sang istri. Tidak ada harta yang ditinggalkan. Semua dijual untuk menutupi utang perusahaan. Nyonya Hannah, nenek Lily adalah wanita yang tidak bisa menerima keadaan. Dia tetap merasa kaya walau harus mengontrak di kawasan kumuh di pinggiran ibu kota. Begitu juga kakak Lily, Amber Rose yang tidak bisa melepaskan kehidupan hedon masa remajanya. Dia melakukan apa saja demi uang walau itu salah. Lily berjuang sendiri menghidupi keluarganya dengan cara halal. Adik Lily dan Rose, Corey yang masih SMA bisa dibilang berandalan. Tapi dia sangat menyayangi dan menghormati Lily walau sering membuat masalah yang membuat pusing keluarga itu.

Lily jatuh cinta pada Jared Watson, anak pengusaha kaya yang ternyata hanya memanfaatkan Lily sebagai bahan taruhan. Bagaimana akhir kisah Lily? Kita ikuti bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meg Yorah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Terlarang dan Memanfaatkan ?

Antoinne sangat pintar menyembunyikan hubungan gelapnya dengan Amber Rose. Sudah setahun lebih mereka berhubungan dan samasekali tak terendus oleh siapapun.

Kesibukan sang istri membuatnya mencari kesenangan dan ketenangan dari wanita lain.

Selama ini dia memang bisa menahan diri untuk tidak berselingkuh dengan wanita lain walau Giorgina nyaris tak pernah melayaninya di atas ranjang.

Kehidupan indah mereka sebagai sepasang suami istri dengan 1 orang putri cantik menguap begitu saja tidak berapa lama setelah mereka tinggal di Indonesia.

Istrinya yang sebelumnya bahagia menjadi ibu rumah tangga berubah jadi sosok yang jauh berbeda. Gila kerja dan sangat ambisius. Dan itu menakutkan bagi Antoinne.

Awalnya, semuanya berjalan sangat baik. Antoinne senang melihat istrinya selalu tampir cantik, segar dan rapi serta pergi ke kantor setiap hari. Tapi dia tidak tahu, itulah awal mula goyahnya pernikahan mereka. Apalagi setelah Antoinne mengenal Amber Rose Brown, guru les Lily, sang putri.

Pernikahan mereka menjadi dingin. Mereka bahkan hampir tidak pernah saling menyapa dengan sapaan mesra Ma Moitié dan Mon Áme Soeur seperti dulu.

Hanya Tony dan Gina.

Tapi keduanya sangat pintar menutupi itu semua ketika di depan keluarga mereka. Walau Karmila tahu keduanya tidak baik-baik saja.

"Gina, nanti Mama mau ngomong." kata Karmila sebelum mereka berangkat ke kantor yang sama dengan mobil yang berbeda.

"You can say it now, Mom."

"Right after work, right after you home." Karmila berlalu lebih dulu.

Giorgina sempat menoleh ke dalam rumah. Dia menghela napas lalu masuk ke mobilnya. Sang sopir bertanya apa harus menunggu Antoinne dan Lily, karena saat menjemput Lily kemarin dia bilang ingin berangkat ke sekolah bersama-sama. Karmila menjawab tidak perlu.

Amélie masih ada di dalam bersama sang ayah. Mereka akan berangkat bersama, setelah mengantar Lily kecil, barulah Antoinne berangkat ke kantor.

"Sebenarnya hari ini, aku ingin berangkat bersama Maman."

Antoinne yang sedang menatakan bekal sang putri menghentikan sejenak aktifitasnya.

"Kenapa nggak bilang?"

"Aku sudah bilang pada Pak Darwis supaya bilang Maman. Tapi sepertinya Maman tidak peduli. Buktinya Maman tidak menungguku." Lily terlihat sedih. Wajahnya murung.

Antoinne meneruskan menata bekal. Dia memang selalu menyiapkan bekal untuk Lily walau banyak pekerja di rumah itu.

Setelah memasukkan bekal Lily ke dalam tas, Antoinne berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan sang putri.

"Kok nggak ngomong ke Maman langsung?" tanyanya lembut.

"Kadang Maman tidak mau menanggapi ucapanku. Dia selalu sibuk dengan ponsel dan laptopnya."

Antoinne memejamkan mata. Mencoba menahan amarahnya. Tidak masalah jika Giorgina bersikap dingin padanya, tapi tidak seharusnya dia bersikap seperti itu pada putri mereka.

"Maman lagi sibuk. Nggak apa-apa ya, Ma Chérie. Hari ini kamu ada les kan?"

"Oui, Papa. Aku kangen Miss Rose."

Antoinne tersenyum. Teringat gadis yang "disimpannya" di sebuah apartment yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari rumah mertuanya.

Antoinne memang benar-benar nekat. Dia bermain api dengan guru les anaknya sendiri dan memberikan apartment pada sang selingkuhan di tempat yang bisa di bilang dekat dengannya.

Rose bukan wanita biasa. Dia cantik, pintar dan penurut. Begitu setidaknya Rose di mata Antoinne. Rose tidak ubahnya seperti Giorgina yang dulu. Giorgina yang sangat dicintainya. Entah kemana kini cinta itu pergi.

Antoinne jatuh cinta pada Rose. Gadis itu dekat dengan putrinya. Gadis itu juga selalu ada untuknya. Menjadi teman bercerita dan berkeluh kesah.

Ingin rasanya dia menikahi Rose. Tapi itu tidak mungkin. Cintanya pada Rose adalah sesuatu yang suci tapi hubungan mereka adalah sesuatu yang terlarang.

Rose memang sedikit banyak menuntut jika dibanding dengan Giorgina, tapi Antoinne tak peduli itu. Selagi dia mampu, semua keinginan Rose akan di penuhinya. Rose benar-benar membuatnya jatuh cinta dan tergila-gila.

Sayangnya, perasaan Antoinne bertepuk sebelah tangan. Rose hanya memanfaatkannya. Hanya saja Antoinne tidak menyadari hal itu. Dia mengira Rose benar-benar menyukainya dan ingin hidup bersamanya.

#################################

Membosankan. Itulah yang dirasakan Rose saat ini.

Rose yang biasa kemana-mana dan bertemu banyak orang, sekarang harus lebih banyak menghabiskan waktu di apartment.

Dia memang pergi ke mall sesekali. Juga ke salon untuk merawat diri. Dengan Black Card unlimited dari sang CEO tampan tentu saja..

Hanya saja Antoinne tidak suka Rose terlalu banyak bepergian. Dia lebih suka Rose berdiam diri di rumah, jadi ketika dia mengunjungi Rose kapanpun, Rose selalu ada untuknya.

Rose juga belajar memasak. Walau hanya makanan simple, tapi dia belajar demi menyenangkan Antoinne. Antoinne tidak memaksa Rose melakukan itu tapi dia memang suka kalau Rose bisa menghidangkan makanan buatannya di meja.

Rose baru menyadari, memasak adalah skill basic yang harusnya bisa dikuasai semua orang. Baik laki-laki maupun perempuan. Dia menyesal tidak mau belajar ketika masih remaja dulu. Dia bahkan nyaris tidak pernah ke dapur. Berbeda dengan Lily. Adiknya itu selalu senang membantu ibu mereka di dapur.

Dia ingat, ibunya sangat pandai memasak. Ibunya lah yang selalu memasak untuk mereka. Ibunya bahkan sering memberi kursus singkat memasak di instansi pemerintah atau perusahaan-perusahaan.

Sekarang Rose sudah bisa membuat pancake, pasta, French Toast dan nasi goreng. Dia menilai dirinya sendiri, progress yang dilakukannya sangat baik.

Hari ini jadwal Amélie les. Entah kenapa Rose mulai benar-benar menyayangi gadis itu. Gadis dengan panggilan sayang Lily itu selalu tersenyum ceria. Tapi di balik semua itu, Lily terlihat menyimpan kesedihan di matanya.

"Ternyata gue masih punya hati." gumamnya saat melihat Lily yang sedang mengerjakan latihan soal darinya.

Lily cukup beruntung, dia tidak dipaksa ikut les macam-macam oleh orangtuanya.

Setahu Rose, Lily hanya ikut les Bahasa Inggris dan Indonesia dengannya, les biola dan les piano.

Ini berbeda dengan anak-anak orang super kaya kebanyakan.

Ada pesan masuk ke ponselnya. Dari Antoinne

"Sayang, jangan lupa nanti les Lily." tulis Antoinne.

"Iya, Sayang." balas Rose.

"Kamu lagi apa?" tanya Antoinne

"Belajar masak." jawab Rose.

Entah kenapa hatinya tak menentu saat berkomunikasi dengan laki-laki beristri itu.

"Gue nggak mungkin suka ma Tony, kan?" tanya Rose pada dirinya sendiri.

"Rose, lu nggak boleh jatuh cinta. Lu cuma manfaatin laki-laki itu. Dia punya anak istri dan lu cuma tempat dia bersenang-senang. Dia bakal ninggalin lu, kapanpun dia mau. Janji ma diri lu sendiri lu nggak bakal jatuh cinta ma Tony. Atau lu bakal ngerasain patah hati lagi." Lagi-lagi Rose berkata pada dirinya sendiri.

Antoinne meneleponnya. Rose ragu untuk mengangkatnya. Hatinya dag dig dug tak karuan seperti lirik lagu.

Antoinne terus-menerus menelepon hingga akhirnya Rose bisa menguasai diri.

"Yes, Sir?" sapa Rose formal. Antoinne tergelak.

" Nanti malam aku kesitu ya. Masakin aku nasi goreng."

"Kamu nyuruh-nyuruh aku ya sekarang?" Rose benar-benar tersinggung dengan cara bicara Antoinne. Padahal Antoinne berbicara dengan nada yang biasa saja. Bukan bernada memerintah.

"Tolong sayaaang. Aku minta tolong bikinin nasi goreng."

Dada Rose menghangat mendengar Antoinne berbicara selembut itu padanya.

"Iya, Sayang. Nanti aku bikinin ya." jawab Rose.

"Jangan yang pedas." pesan Antoinne.

"Iya iya... Tapi kamu latihan makan cabai dong." pinta Rose.

"Iya, nanti ya. Yaudah aku lanjut kerja dulu. Jangan lupa les Lily. Nitip anak aku ya."

"Siap boss."

Antoinne mengakhiri percakapan mereka. Rose lagi-lagi tercenung.

"Rasa apa ini, bahkan rasa ini belum pernah kurasakan saat aku mengira aku jatuh cinta pada Bagas." pikirnya.

1
Ratna Shinta Dewi
Saran aja ni kak. Untuk bahasa asing dan bahasa daerah dikasih terjemahan. Semangat
Ratna Shinta Dewi
nama panjang Mpok Odah, Saodah bukan wkekwk
Meg Yorah: Bukan Kak..
Raudah nama panjangnya mah..hehe
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
secara wajar, manusia menyukai keindahan, nenek lebih sayang ke Rose krn cantik, tp ketulusan Lily memenangkan hati nenek
Ratna Shinta Dewi
jangan makan daging rendang nenek, gak baik buat nenek2, buat saya aja xixixi
Meg Yorah: Hehehe... Makasih komentarnya, Kak. Alhamdulillah, ini komentar pertama yang saya dapat. Tolong terus dukung saya ya, Kak. Terimakasih.
total 1 replies
Ratna Shinta Dewi
warga kok baik bgt sih, masak ada tetangga begitu 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!