NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Sekembali dari rumah Ustad Malik, Pak Hamdan melewati masjid. Hati dan matanya memanas, dia menoleh ke kiri, menatap kubah masjid. Satu kristal bening jatuh dari sudut matanya.

Hamdan mengelap pipinya teringat dia pernah kasar pada darah dagingnya sendiri. Sebenarnya, dia hanya marah pada Rustam, hidupnya sudah sulit masih saja pemuda itu dengan tega mendzolimi keluarganya. Ditambah ucapan orang-orang dengan sinis makin membuatnya ikutan membenci putrinya sampai sekarang.

Lalu sekarang ada yang melamar putrinya dan dia justru kebingungan sendiri. Hamdan tidak jadi pulang, dia berbalik ke arah masjid.

Ditatapnya lekat-lekat tempat suci itu sambil melepas sandal jepitnya yang tali sandalnya berbeda warna, sebelah warna hijau dan yang satu warna merah. "Kesulitan apa yang akan Engkau cobakan kepada keluargaku lagi, Ya Allah?"

Hamdan mengecap-mengecap mulutnya karena emosi yang bercampur aduk di dalam dada membawa hawa panas naik ke tenggorokan dan terasa berat di mulutnya, dia begitu tertekan dan rasanya ingin menangis.

Masuk ke kamar mandi, Hamdan langsung mandi taubat. Dia tak mengeringkan dengan handuk karena tak punya dan langsung memakai pakaiannya yang memang bersih.

Diambil air wudhu, Hamdan menangis saat mulai mencuci tangan dan berkumur. Sesenggukan, dia mengulangi wudhu dan membasuh wajah, tetapi pikirannya blank.

Dia mengulang wudhunya sampai membasuh tangan lalu dia lupa mana yang harus selanjutnya dia basuh.

Hamdan pun mengulang-ulang wudhunya sampai benar-benar lelah dan rasanya ingin menangis apa karena dia banyak dosa jadi setan bersemayam di hati dan pikirannya? Begitulah dia bertanya -tanya.

Lelaki itu mengucapkan bismillah dengan sungguh-sungguh, dihayati dan akhirnya dia lancar berwudhu dengan urutan yang benar.

Dua tangannya terangkat ke atas dan dia terkejut karena dengan lancar dan ingat saat membacakannya. "Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah. Wa asyhadu anna muhammadan 'abduhuu warasuuluh. Allaahummaj'alnii mina-t-tawwaabiina waj'alnii minal mutathahhiriin."

Hamdan meraup wajahnya dengan senyum mendadak merekah. Senyuman ketenangan yang sudah lama tak dirasakannya.

Kakinya melangkah dengan enteng, beban gelap yang selama ini menyelimutinya seolah terkelupas sedikit demi sedikit dari hatinya dan terasa meringankan beban di punggungnya.

Dia bersiap sholat di luar pintu, karena setelah isya masjid selalu dalam keadaan terkunci setelah maraknya kelopak masjid dicuri . "Allahumma inni a'dzubika minasy syaithoni min hamazihi wa nafkhihi wa naftsihi."

...Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari setan, dari kesombongannya, tiupannya dan hembusannya....

Dengan penuh kekhusyukan Hamdan kemudian melaksanakan shalat taubat.

Dia duduk dengan menatap langit-langit atap masjid. Dadanya mulai kembang kempis karena emosi. Kerinduan besar kepada Allah menyeruak di dalam dadanya saat rasa kecewa dan marahnya yang lama terpendam terasa melebur dan menguap seiring dengan air matanya yang meleleh.

Kini hanya ada kerinduan dan penyesalan atas sikapnya yang membuang waktu dengan percuma selama ini. Tak ada enaknya saat dia protes kepada Allah, dia justru makin merana dan hidupnya semakin tercekik.

Betapa lemahnya imannya saat dulu, baru dicoba dengan kehilangan harta berupa rumah kecilnya, dan dia dengan sombong langsung meninggalkan kewajibannya pada Allah.

Hamdan bangkit menuaikan sholat isya. Dilanjutkan kemudian dengan sholat hajat, bermunajat kepada Allah agar diberi kemudahan untuk memperbaiki diri.

*

Sementara itu, di sebuah gubuk berdinding kardus berlapis terpal, Ana terus menggulir biji tasbih setiap selesai membaca. “Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir.”

Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang engkau turunkan kepadaku.

Sebuah kebaikan untuk mengobati kesakitan hatiku, keiklashkan atas apa yang Mas Rustam lakukan kepada keluargaku. Lembutkanlah hati Abi agar mau memaafkanku.

Kepada siapa lagi hamba memohon kalau bukan kepadamu Ya Rabb. Berikanlah kami pertolonganmu, sungguh hamba sangat merasa bersalah pada Abi, tolonglah Annna Ya Allah, tolong Anna. Sakitt."

...****************...

Kak mohon like ya❤️ sedikit waktunya untuk menekan like sangat berharga dalam mendukung pikiran Author untuk berkarya. Terimakasih.

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!