Mengubah Takdirku

Ekspresi Rita dan Rojali yang awalnya mengejek dan menghina, langsung membeku dan menjadi kagum. Ada kekaguman, keterkejutan dan kebingungan di matanya. Leon, tidak menyalakan mobilnya?

Tiba-tiba, ponsel di tangan Rita jatuh ke lantai dan layarnya pecah, tapi saat ini, dia tidak punya waktu untuk memikirkannya.

"Aurel, kamu, cepat lihat Leon, dia mau mencuri mobil orang!" Mata Rita membelalak, dia mengulurkan tangan dan meraih lengan Aurel.

"Masuk ke mobil." Tepat saat Aurel hendak berbicara, suara Leon terdengar dari dalam mobil.

"Oke!" Aurel mengangguk secara refleks, lalu menatap Rita dan berkata dengan nada meminta maaf, "Rita, aku pulang dulu, jika ada sesuatu nanti kita bicarakan lagi." Setelah Aurel selesai berbicara, dia melangkah ke mobil sport BMW biru yang mempesona itu.

Rita menjadi lebih tercengang, apa yang terjadi? Konvertibel mobil itu terbuka secara perlahan dan masuk ke dalam bodi mobil, memperlihatkan tampilan mobil sport konvertibel.

"Menurutmu, apakah aku akan meminta ganti rugi pada diriku sendiri?" Leon memandang Rojali dengan bercanda, lalu menginjak pedal gas dan membawa Aurel pergi!

bmw biru yang mempesona berubah menjadi cahaya biru seperti anak panah yang ditembak dan menghilang dari pandangan mereka berdua.

Ekspresi Rojali berubah menjadi malu dan bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Awalnya, dia ingin melihat Leon mempermalukan dirinya sendiri dengan mengendarai sepeda listrik, tapi sekarang malah terbalik, Leon adalah pemilik mobil yang tidak bisa dia dia miliki.

Asap knalpot yang dikeluarkan oleh mobil BMW biru itu bagaikan sebuah tamparan keras yang dilayangkan ke wajah Rojali dengan keras. Rojali merasa wajahnya amat kesakitan, sangat kesakitan!

"Dia! Kamu! Aku...." Hati Rita bergetar hebat, dia juga tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Ternyata Leon yang seharian dicemooh olehnya adalah pemilik dari mobil konvertibel ini?

Hal yang pertama kali terpikirkan olehnya adalah Aurel yang membeli mobil itu, bukankah dulu Leon pernah berkata kalau dia hanyalah seorang sopir yang hidup dibiayai oleh istrinya?

Namun, setelah dipikir-pikir, Aurel tidak begitu disukai di Keluarga Bimasena, jadi dia melakukan pekerjaan yang paling kotor dan paling melelahkan dengan gaji yang paling rendah. Oleh sebab itu, Aurel tidak mampu membeli mobil seperti itu, kalau begitu, dari mana mobil itu?

"Dia pasti membelinya dengan uang pinjaman, dia akan tahu rasa kalau nantinya tidak mampu melunasinya!" Pikir Rita di dalam hatinya merasa tidak terima. Perasaan lebih unggul dan keangkuhan Rita, di hadapan Aurel langsung sirna tanpa jejak bersamaan dengan munculnya mobil itu.

"Ponselku...." Rita baru sadar kalau ponselnya sudah retak, dia mengambilnya dengan sedih.

Semakin memikirkannya, Wenny yang pergi duluan itu semakin merasa kalau tidak seharusnya dirinya menghindar begitu saja. Tidak tahu masalah apa yang akan terjadi kalau dia membiarkan Rita menyinggung perasaan orang sekelas Leon dengan seenaknya.

Dengan begitu, dia langsung mengirimkan sebuah pesan singkat kepadanya, "Rita, kamu tidak boleh menyinggung perasaan Leon lagi karena identitasnya sangat mengerikan!!" Pesan singkat itu tidak akan dibaca Rita sebelum ponselnya diperbaiki.

Leon kemudian membawa Aurel pulang ke rumah. Diam-diam Aurel memikirkan masalah itu di sepanjang perjalanan, Leon juga tidak mengganggunya dan menyetir dalam diam.

Walaupun Aurel merasa sedikit puas dengan keterkejutan Rojali dan Rita yang melihat Leon membawa mobil BMW ketika pergi barusan. Namun, bagaimanapun juga mobil ini, adalah mobil yang dipinjam oleh Leon, bukanlah milik Aurel.

Di lantai bawah rumah Aurel, keduanya duduk di dalam mobil. "Leon, aku rasa kita perlu berbicara," kata Aurel setelah berguman sesaat.

"Iya, katakan." Leon melepaskan sabuk pengamannya, awalnya dia ingin menyalakan sebatang rokok, tapi setelah dipikir-pikir, dia pun meletakkannya.

"Kamu berkata kalau kamu akan berubah untukku, tapi setelah beberapa waktu ini, kamu tetap tidak bekerja juga tidak melakukan apa pun. Aku tidak dapat melihat dimana letak perubahanmu." Nada bicara Aurel dingin, seolah-olah sedang berhadapan dengan orang asing.

Awalnya Aurel sudah tidak begitu membenci Leon Lagi setelah berhubungan dengannya beberapa hari ini, bahkan Aurel memiliki sedikit kesan baik terhadapnya.

Namun, setelah membandingkannya dengan Rojali hari ini, Leon terkesan tidak berguna dan sangat berbeda dengan Rojali. Rojali sudah begitu sukses di usia yang masih muda, dia memiliki posisi sebagai manager di Group Bintang Bersinar, kini dia bahkan disukai oleh Group MoonLight dan menjadi karyawan di Group MoonLight.

Bagaimana dengan Leon? Dia tidak memiliki apa pun, bahkan menjadi penjaga pintu pun Group MoonLight tidak akan menerimanya. Bahkan mobil ini adalah mobil pinjaman.

Oleh sebab itu, sedikit kesan baiknya terhadap Leon itu saat ini telah sirna semuanya. Aurel bukan sengaja ingin membandingkan Leon dengan suami orang lain, dia hanya ingin Leon sedikit lebih berusaha saja.

"Aurel, aku akan menepati semua perkataanku." Leon termenung sejenak usai mendengarnya, sambil menatap Aurel, dia berkata dengan serius, "Aku akan memberimu sebuah kejutan besar di hari peringatan tiga tahun pernikahan kita, nanti kamu akan paham akan semuanya."

"Tidak perlu membahasnya lagi. Aku berharap kamu bisa membeli sebuah mobil dengan kemampuanmu sendiri dan membawanya ke hadapanku! Bukan dengan mengandalkan mobil pinjaman untuk menyombongkan diri." Ucap Aurel serta membuka pintu mobil dan langsung pergi usai berbicara.

Leon menyaksikan sosok Aurel masuk ke dalam koridor, dia menyalakan sebatang rokok dengan tenang, asap rokok pun mengepul di dalam mobil.

Dia tidak menyalakan Aurel, karena Aurel bukanlah wanita yang suka menyombongkan diri. Justru karena Aurel bukan orang yang suka menyombongkan diri, sehingga masalah Leon yang meminjam mobil untuk menyombongkan diri itu membuatnya merasa sangat tidak tenang.

"Tidak apa-apa, beri aku sedikit waktu, kamu akan mengerti." Leon membuang puntung rokoknya, dia memutar arah mobilnya dan melaju ke Group MoonLight.

Di dalam Group MoonLight, Roberto sudah menunggu Leon dengan sopan. "Tuan Muda Leon, bagaimana boleh anda mengendarai mobil sekelas ini? Sekarang juga aku akan menyuruh orang untuk memesan sebuah mobil Ferrari yang terbaru untuk anda."

Roberto langsung merasa sedikit gelisah melihat Leon datang dengan mengendarai sebuah mobil BMW seharga sembilan ratus juta lebih. Mungkin mobil seharga sembilan ratus juta lebih ini adalah mobil mewah di mata Rita dan yang lainnya.

Namun, di mata Roberto, mobil ini sama sekali tidak sepadan dengan status Leon. Walaupun hanya perihal alat transportasi, Leon sebagai keturunan dari Keluarga Carson yang memiliki harapan terbesar untuk menjadi kepala keluarga di masa depan, paling tidak Leon harus mengendarai mobil di atas harga puluhan miliar.

"Mobil apa pun itu, bukanlah masalah bagiku, Pak Roberto tidak perlu repot-repot," ujar Leon dengan datar.