NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Manusia Menyebalkan

"Tugasmu sudah selesai semua, Fris?" tanya Naura teman sekelas Friska. Selain Tasya, Naura adalah teman yang cukup dekat dengannya

"Sudah Ra, aku sangat gugup mengingat kita akan magang sebentar lagi"

"Kamu sudah menentukan tempat untuk magang?"

"Belum, Ra. Kamu sendiri mau magang dimana?"

"Aku sudah punya tempat incaran untuk magang" balas Naura tersenyum

"Benarkah? Dimana? Aku belum kepikiran akan magang dimana. Bolehkah aku ikut denganmu?" ujar Friska sambil tersenyum manis merayu Naura

"Di Fabiyan's Corp. Tentu saja boleh, kita bisa mendaftar bersama. Jangan lupa ajak Tasya" Naura memang mengenal Tasya, bahkan mereka bertiga sudah beberapa kali pergi hang out bersama.

"Perusahaan yang bergerak di bidang properti itu?" tanya Friska yang dibalas anggukan antusias dari Naura

"Itu kan perusahaan besar, Naura. Aku tidak yakin kita bisa diterima disana"

"Kita coba saja. Kalau ternyata ditolak, aku punya tempat cadangan lain, tenang saja"

"Serius ya aku dan Tasya ikut denganmu, lagipula aku malas kalau harus mencari tempat magang sendiri"

"Halah biasanya jomblo kemanapun juga tetap sendiri" sindir Naura sambil tertawa

"Jangan disamakan juga, Nauraa" geram Friska yang membuat tawa Naura semakin kencang

"Aku hanya bercanda. Nanti kita akan mendaftar bersama"

"Okey, kapan kita akan mendaftar?"

"Kalau lusa bagaimana? lebih cepat lebih baik. Jika ditolak, kita bisa cepat mendaftar di perusahaan lain"

"Aku setuju. Aku akan segera mempersiapkan semua berkasnya dan juga akan menghubungi Tasya"

"Oke" balas Naura sambil mengangkat jempolnya

****

Setelah menyelesaikan kuliah, Friska menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 2 lewat 10 menit.

Sebaiknya aku ke kafe saja. Friska pun memutuskan untuk pergi ke kafe

"Sudah pulang, Fris?" tanya Tasya yang memang sudah tau tentang jadwal Friska hari ini

"Sudah Sya, makanya aku langsung kesini" balas Friska langsung duduk di salah satu kursi di dekat meja kasir

"Sudah makan? makan dulu sana"

"Iya, nanti saja. Ada yang ingin aku bicarakan tentang magang kita"

"Kenapa?" Tasya ikut duduk di dekat Friska, beruntung tidak ada pengunjung yang baru datang sehingga mereka bisa berbincang sedikit

"Naura mengajak kita untuk mendaftar magang di Fabiyan's Corp"

"Kamu sudah gila? itu perusahaan besar, Friska. Walaupun kebanyakan nilaiku mendapat A dan B, tapi tetap saja aku tidak berani untuk mendaftar kesana" Tasya tidak habis pikir dengan tawaran Friska

"Iya, Naura memang gila. Aku juga sudah mengatakan hal itu kepadanya" balas Friska yang tidak terima jika hanya dia yang dikatai gila oleh Tasya

"Lalu, kenapa masih ingin mendaftar kesana?"

"Awalnya aku juga menolak, seperti yang kamu lakukan sekarang. Tapi Naura mengatakan tidak ada salahnya mencoba. Bahkan dia juga sudah menyiapkan tempat cadangan jika kita ditolak oleh Fabiyan's Corp" jelas Friska

"Kita coba untuk ikut dengan Naura saja ya, Sya?" mata Friska mengedip ngedip lucu menunggu jawaban dari sahabatnya ini

"Kamu yakin?" Tasya mulai menimbang nimbang

"Aku yakin. Yakin kita akan ditolak" Friska tertawa lepas tanpa dosa. Menyadari tatapan tajam Tasya, Friska pun menghentikan tawanya

"Aku hanya bercanda. Kita coba saja ya, kalau diterima syukur, ditolak ya mundur"

"Baiklah, aku akan ikut denganmu. Kapan kita akan mendaftar?"

"Aku dan Naura sudah sepakat lusa. Lebih cepat lebih baik"

"Baiklah kalau begitu. Ayo kembali bekerja, tolong cuci semua piringnya" perintah Tasya seraya bangun ketika melihat ada pengunjung yang baru datang

"Siap bos" balas Friska membalas perkataan Tasya dengan candaan, namun tidak digubris lagi oleh Tasya karena dia sudah terlihat berbicara dengan pengunjung kafe yang baru tiba

Sepertinya lucu juga jika Tasya bersama kak Rivan. Dia bisa jadi bos disini. Friska terkikik sendiri dengan pikirannya kemudian berlalu ke belakang membawa piring dan gelas kotor untuk dicuci

Kafe lumayan padat pengunjung siang ini sehingga Friska dan Tasya harus fokus dan sigap melayani para pelanggan. Sebenarnya bukan hanya Friska dan Tasya yang bekerja di kafe ini, masih ada 3 pegawai  lainnya yaitu Rendi, Sarah, dan Dina. Mereka bertiga merupakan pegawai tetap, sedangkan Tasya dan Friska hanya pegawai part time karena mereka harus membagi waktu untuk bekerja dan kuliah. Semua pegawai kafe tampak sibuk bahkan Rivan sang pemiliki kafe pun ikut turun tangan menjadi pelayan dadakan yang mengantarkan pesanan para pelanggan karena kesibukan semua pegawainya.

"Ini untuk meja nomor 14 kak" ujar Friska sambil memberikan nampan berisi ice americano dan red velvet cake. Rivan hanya mengangguk dan langsung membawa nampan tersebut. Bulir bulir keringat tampak menetes di sudut dahi wajah tampan Rivan yang menjadi tontonan gratis para perempuan yang ada disana. Mereka tentu saja senang dapat dilayani oleh pemilik kafe yang terkenal tampan tersebut

"Tampan sekali ya kak Rivan. Sudah tampan, kaya, pekerja keras lagi" ucap salah satu wanita berambut panjang kepada temannya yang sedang menyedot cappucino sambil menatap Rivan

"Iya, andai saja aku bisa menjadi pacarnya"

"Jangan bermimpi"

"Tidak apa apa, selagi bermimpi itu tidak dilarang" mereka pun tertawa bersama

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore dan mereka baru saja selesai membereskan semua pekerjaan termasuk bersih bersih dan cuci piring. Kini semua pegawai dan Rivan baru dapat duduk bersama untuk beristirahat

"Huftt lelah juga ya hari ini" ujar Rivan sambil menatap wajah wajah lelah para pegawainya. Ia memberikan senyum kepada mereka semua

"Iya bos, siang ini pelanggan kita sangat membludak" balas Rendi tertawa

"Terimakasih banyak ya untuk kerja keras kalian semua" ucap Rivan sambil tersenyum tulus. Rivan memang sosok yang ramah dan lembut, dia merupakan gambaran bos yang disenangi oleh seluruh pegawainya.

"Bulan ini bonus kalian akan saya tambah" sambungnya

Sorakan kebahagiaan seketika terdengar dari mulut kelima pegawainya.

"Yeayyy terimakasih kakk" ujar Friska bersemangat yang dibalas senyuman manis Rivan. Melihat senyum Friska sudah seperti suntikan semangat untuknya

Kalau untuk kamu jangankan bonus Fris, bahkan aku rela memberikan semua yang aku punya. Batin Rivan sendu

Setelah merasa penat mereka lumayan hilang, mereka pun bergegas untuk bersiap siap pulang. Tiba tiba Friska mendengar bunyi dering dari ponselnya. Saat itu juga dia terlonjak mendapati nama 'Si Arogan' di layar ponselnya. Dia memang memberikan nama itu ketika akan menyimpan nomor Ardigo tadi siang. Dengan kening mengkerut dia menggeser layar ponsel nya lalu menempelkan di telinga kiri

"Ha-.. "

"Kamu dimana?"

Ya Tuhan, kenapa ada manusia yang tingkat menyebalkannya sampai ke DNA seperti ini? Batin Friska kesal

"Kenapa?"

"Saya bertanya. Kenapa malah dijawab dengan pertanyaan juga?" Friska bisa membayangkan bagaimana wajah kesal Ardigo saat ini

"Memangnya ada apa?" balas Friska ketus

"Biar saya jemput, mama menyuruh kita datang ke rumah untuk makan malam sekaligus menjemput Vano"

"Ooh"

"Cuma oh?! KAMU DIMANA??!!" kini Digo menaikkan suaranya satu oktaf

"Aku di follabe caffe"

Ardigo tidak membalasnya melainkan memutuskan sambungan telpon tersebut. Friska hanya mendengus lalu memasukkan ponsel nya ke dalam tas

"Mau pulang bareng, Fris?" tanya Tasya sudah siap untuk pulang

"Tidak Sya, pria itu akan menjemputku sebentar lagi" tolak Friska halus

"Suamimu?"

"Iya"

"Baiklah, aku duluan ya.. selamat menunggu pak suami" ujar Tasya tertawa menggoda Friska

"Awas ya kamu! Hati-hati Sya" teriak Friska karena Tasya sudah mulai berjalan menuju motornya

"Mau aku antar, Fris?" tawar Rivan saat melihat Friska masih berada di dalam kafe

"Tidak usah kak. Sebentar lagi dia datang" balas Friska tersenyum tipis

"Dia?" Rivan kebingungan dengan maksud Friska

"Iya kak, itu.. pria yang menikah denganku waktu itu" balas Friska kikuk

"Maksudmu suamimu?"

"Ah iya itu" balas Friska canggung membahas soal Ardigo. Sangat tidak biasa untuk nya menyebut kata 'suami' untuk menyebutkan sosok pria tampan pemilik Fabiyan's corp itu

"Sepertinya kalian dekat, ya?"

"Eh tidak kak! dia menjemputku karena mama yang meminta untuk berkunjung ke rumahnya" jelas saja Friska akan menyangkal jika dikatakan dekat dengan Ardigo. Rivan tau mama yang dimaksud Friska adalah mama dari seseorang yang berstatus sebagai suaminya itu

"Baiklah, kalau begitu aku akan menemanimu untuk menunggunya di depan" Rivan berniat untuk melihat seperti apa sosok suami Friska

"Boleh kak"

Selang beberapa menit, terlihat mobil mewah berwarna hitam mengkilap menepi dan berhenti di depan kafe. Tidak ada tanda tanda seseorang akan turun dari mobil tersebut, bahkan kaca mobil pun tidak diturunkan sama sekali. Namun Friska yakin bahwa itu adalah mobil lelaki arogan yang berstatus sebagai suaminya, karena dia sudah pernah sekali menaiki mobil itu.

"Aku pulang dulu kak. Sampai jumpa besok, sampaikan salamku kepada tante Tiara dan om Bima" ucap Friska pamit sambil melambaikan tangannya. Dia memang cukup dekat dengan keluarga angkat dari Rivan. Tiara dan Bima adalah nama orangtua angkat Rivan.

"Iya Friska, hati hati ya" ucap Rivan membalas lambaian tangan Friska dan memberikan senyum tipisnya

Pupus sudah harapan Rivan untuk melihat sosok suami Friska karena sosok tersebut tidak mau menampakkan dirinya

Siapa ya suami Friska? sepertinya dia bukan orang biasa. Batin Rivan masih memandangi mobil Ardigo yang terlihat sangat mewah

Bahkan dia tetap memperhatikan arah dimana mobil itu melaju. Cukup lama hingga mobil tersebut sudah tak terlihat lagi

"Kak!" Rivan dikagetkan dengan tepukan pelan di bahunya. Ia menoleh dan mendapati raut bingung seseorang

"Eh iya. ada apa, Sya?" tanya Rivan sedikit terkejut

"Aku sudah memanggilmu beberapa kali, tapi kakak tidak mendengarku. Aku takut kakak kesurupan disini" balas Tasya

"Mana mungkin aku kesurupan disini, Sya" Rivan terkekeh mendengar ucapan Tasya

"Bisa saja kak, apalagi ini sudah hampir malam. Apa yang kakak lakukan tadi disini?"

"Bukankah tadi kamu sudah pulang?" tanya Rivan mengalihkan pertanyaan Tasya.

"Iya, tapi ternyata ada barangku yang tertinggal. Karena itulah aku kembali lagi"

"Oh begitu" Rivan hanya manggut manggut mendengar penjelasan Tasya

"Kalau begitu aku pulang dulu ya kak, jangan melamun lagi disini" ucap Tasya sambil memasang helmnya

"Iya iya, kamu hati hati ya pulangnya"

"Okey kak. Sampai jumpa besok" Tasya langsung membalikkan tubuhnya menuju motor untuk pulang.

To be continued

1
Lucia
Cinta dong😁
Lucia
Cinta da cemburu tipis bedanya... ardigo gengsi level dewa😃
Lucia
Tandanya perhatian ardiago😃
Lucia
Mantappp wonder woman👏👏👏 friska
Nuryati Yati
Rivan ma Tasya aja thor
Rahmi Ami
Luar biasa
Christina Hartini
Digo menyiapkan surprise untuk Friska ( rumah idaman Friska ) mungkin ya
Christina Hartini
setuju 👍
Nuryati Yati
semangat thor
Nuryati Yati
😭😭😭
Nuryati Yati
rasakno Vania makanya punya mulut tu di jaga jangan seenaknya asal jeplak
Nuryati Yati
👍👍👍
Nuryati Yati
sombong amat Digo
Nuryati Yati
😅😅
Nuryati Yati
mulai mengagumi
Nuryati Yati
si Digo negative thinking terus minta di getok ni otaknya
Nuryati Yati
katanya sayang sama anak kok ngasih makanan gk sehat
Nuryati Yati
Digo jd papa egois gk paham dan ngerti keinginan Vani
Nuryati Yati
pedes amat mulut nya Ardigo pen tk tapok sandal 😁
Nuryati Yati
Bpk nya Friska kemana kok di titipin panti asuhan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!