NovelToon NovelToon
Krisan Merah Muda

Krisan Merah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintamanis / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:225.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mizzly

Seruni adalah seorang gadis tuna wicara yang harus menghadapi kerasnya hidup. Sejak lahir, keberadaannya sudah ditolak kedua orang tuanya. Ia dibuang ke panti asuhan sederhana. Tak ada yang mau mengadopsinya.

Seruni tumbuh menjadi gadis cantik namun akibat kelalaiannya, panti asuhan tempatnya tinggal terbakar. Seruni harus berjuang hidup meski hidup terus mengujinya. Akankah ada yang sungguh mencintai Seruni?

"Aku memang tak bisa bersuara, namun aku bisa membuat dunia bersuara untukku." - Seruni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harum Parfum Yang Sama

Seruni

Dari semua tempat yang pernah aku kunjungi, kenapa aku harus bertemu laki-laki yang sudah menggoreskan luka dalam untukku di tempat ini? Di saat kehidupanku sudah lebih baik. Di momen bahagia anakku. Kenapa?

Tanpa sadar aku mundur satu langkah. Ia jelas menatapku. Sama sepertiku, ia diam mematung sebelum tangannya melepaskan tangan wanita cantik yang dulu dijodohkan dengannya, Aulia.

Aku hampir lupa bernafas. Bayangan malam itu kembali melintas. Bagaimana Avian merenggut kesucianku dengan paksa. Bagaimana ia tak mendengar penolakanku. Bagaimana ia mengacuhkan tanganku yang memukul dirinya sampai akhirnya aku tak sadarkan diri dan benihnya sudah ada dalam tubuhku.

Pandanganku mulai kabur bersama mataku yang sudah tergenang air mata. Rasa sakit itu masih ada. Rasa trauma itu masih membekas meski 20 tahun lebih sudah terlewat.

Satu langkah Avian mendekat, tanpa sadar satu langkah aku mundur. Tidak, aku tak mau bertemu dengannya. Tidak di tempat ini. Tidak di momen bahagia anakku. Aku harus bertahan sampai pesta usai. Tak masalah kalau aku sembunyi selama masih ada lelaki itu.

Ayolah kakiku, kenapa sulit sekali kuajak berlari? Kenapa terasa berat saat aku geser?

Avian semakin mendekat. Kupaksa kakiku berjalan pelan, aku lewati orang-orang dan berhasil keluar dari kerumunan. Aku mencari tempat sembunyi. Aku harus kabur. Aku tak mau ia sampai menangkapku. Aku tak mau berurusan dengannya lagi. Aku masuk ke dalam ruangan kosong dan terus mencari tempat bersembunyi. Aku-

"Runi!"

Langkahku terhenti ketika tangan kokoh memegang lenganku. Kenapa ia cepat sekali sudah menggapaiku? Pasti semua karena kaki bodohku ini yang tak mau kuajak berlari!

"Runi, akhirnya aku menemukanmu!" Suara Avian terdengar agak tercekat, seperti menahan tangis dengan nafas yang tersengal.

Mencariku? Cih, aku tak percaya!

Selamanya dia akan menjadi laki-laki pengecut! Kemana saja dia selama ini? Dimana dia saat aku harus bekerja keras dengan benih miliknya yang semakin membesar? Kemana ia saat aku melahirkan Kavi seorang diri di rumah kontrakkan kecilku? Apa dia mencariku? Apa dia peduli padaku?

Cih!

Kuhempaskan tangannya dengan kasar tanpa menatapnya sama sekali. Sia-sia. Ia tetap memegang tanganku.

"Runi, please. Kemana saja kamu selama ini? Aku mencarimu, Runi." Avian tak melepaskan tanganku sama sekali. Cekalan tangannya terasa kuat seakan tak memperbolehkan aku pergi lagi.

Aku berusaha melepaskan tangan Avian tapi ia malah menarikku dalam pelukannya. Aku berusaha melawan. Aku menolak namun suara isak tangisnya membuatku lemah.

"Maafkan aku, Runi. Maafkan aku ...."

Aku menarik nafas dalam. Harum parfumnya tak pernah berubah sejak dulu. Entah mengapa bayangan buruk di malam itu kini berubah menjadi kenangan manis saat kami berada di taman krisan merah muda. Saat aku harus menahan kantuk karena dipaksa menemaninya belajar.

Bayangan masa lalu seolah berputar di benakku. Saat aku yang hampir tertidur, Avian yang jahil lalu mengelitikku sampai aku menyerah.

Hei otakku, kenapa malah kenangan manis yang terlintas? Kenapa bukan memori buruk saat lelaki kurang ajar ini merenggut kesucianku? Kenapa aku tak lagi takut dan trauma setelah ia peluk? Bukankah trauma yang menjadi alasanku menolak banyak lelaki yang ingin mempersuntingku selama ini?

Sadar, Runi! Sadar!

"Kemana saja kamu selama ini, Runi? Tak tahukah kamu kalau selama ini aku mencarimu?" kata Avian disela isak tangisnya.

Avian mencariku? Bohong! Dia kabur dari tanggung jawab. Tidak, aku tak percaya padanya.

Kudorong tubuhnya dengan sekuat tenaga. Kini ada jarak di antara kami. Aku menatapnya dengan lekat. Matanya merah sehabis menangis. Cih, air mata pengecut. Aku tak akan tertipu kali ini.

"Jangan ganggu aku!" kataku dengan bahasa isyarat dan sorot mata marah.

"Maaf, aku bukan ingin mengganggumu. Aku mencarimu selama ini, Runi. Aku mau menebus semua kesalahanku padamu," kata Avian.

Rupanya ia masih ingat bahasa isyarat yang kuajarkan dulu.

"Aku tak mau berurusan denganmu lagi! Jangan ganggu hidupku!" balasku.*

"Runi, please. Kasih aku kesempatan menebus semua kesalahanku sama kamu. Aku salah, Runi. Aku menyesali kesalahanku selama 20 tahun ini. Aku mohon, biarkan aku menyembuhkan luka yang selama ini aku goreskan. Aku mohon," pinta Avian dengan sungguh-sungguh.

Aku menggelengkan kepalaku. "Hidupku sudah tenang. Jangan lagi mencariku. Jika kamu menyesal, minta maaflah pada Allah, bukan padaku!"*

"Runi, aku mohon-" Sebelum Avian selesai berbicara, aku mendengar namaku dipanggil. Cepat-cepat kuhapus air mataku.

"Runi! Runi!" Rose masuk ke dalam ruangan tempatku berbicara dengan Avian. Rose tersenyum lega setelah berhasil menemukanku. "Ah, di situ kamu rupanya. Ayo, cepat! Anakku tersayang mau foto bersama keluarga besarnya. Cepatlah!"

Aku meninggalkan Avian dan menghampiri Rose. Bukan Rose namanya kalau tidak peka dengan perubahan wajahku. "Kamu ... kenapa? Siapa laki-laki tadi?"

"Aku tak apa. Ayo, kita foto," jawabku.*

Rose tak lagi bertanya karena kami harus buru-buru. Aku dan Rose naik ke atas panggung. Kupaksakan senyum di wajahku. Untung tadi aku sudah menghapus air mataku, kini tinggal memasang senyum agar tak ada yang tahu apa yang sudah terjadi. Tamu undangan semakin ramai. Aku tak mau merusak pesta pernikahan anakku karena laki-laki itu.

Aku acuhkan tatapan mata tajam laki-laki yang terus berdiri mematung sambil menatapku. Bukan Avian namanya kalau akan diam saja. Avian naik ke atas pelaminan dan seolah tak terjadi apa-apa, ia mengucapkan selamat atas pernikahan Kavi.

Mataku membola saat melihat keakraban Kavi dan Avian.

Tunggu, jadi selama ini ... Kavi sudah mengenal Avian?

Deg!

Tidak, jangan sampai Avian tahu kalau Kavi adalah anaknya. Aku tak mau Avian merebut Kavi dari sisiku. Kavi adalah anakku. Kavi adalah alasanku tetap hidup. Aku yang melahirkan dan membesarkannya selama ini. Tak akan kubiarkan ia merebut Kavi dariku.

Kutarik tangan Rose dan bertukar tempat dengannya. Biar Rose yang berdiri di samping Sisil, agar Avian mengira kalau Rose adalah ibu kandung Kavi.

"Selamat ya, Kavi dan Sisil! Wah, kalian ternyata diam-diam sepasang kekasih dan kini menikah ya!" ucap Avian sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih banyak, Pak Avian," jawab Kavi sambil tersenyum lebar.

Jantungku bertalu kencang. Aku terus berdoa agar Avian tak tahu kalau Kavi adalah anakku, lebih tepatnya anaknya.

"Mama kamu ... yang mana?" tanya Avian seraya melihat ke arahku dan Rose.

Mati aku!

"Ma!" Kavi memanggil Mama.

Rose langsung tersenyum dan menyahut. "Iya, Sayang!"

Aku menundukkan wajahku. Aku masih melihat sorot mata kecewa Avian saat tahu kalau Kavi memanggil Rose, bukan aku.

Antrian panjang membuat Avian mempercepat ucapan selamat untuk Kavi. Ia menyalami Rose dan tersenyum lebar. "Selamat ya, Kavi adalah anak yang pintar dan baik."

Rose tersenyum bangga. "Iya. Anakku itu memang anak yang hebat."

Bagus, Rose. Bagus. Jangan sampai dia tahu kalau Kavi adalah anakku.

Avian kini berdiri di depanku dan mengulurkan tangannya. Dengan dingin aku balas uluran tangannya dengan cepat, tanpa senyum. Sebelum turun, Avian berbicara dalam bahasa isyarat denganku.

"Aku tahu kemana aku bisa mencarimu sekarang, Runi. Tunggu aku. Aku akan menemuimu lagi. Aku janji."

Deg!

Deg!

Deg!

****

1
Avon 𝐙⃝🦜
ah menyentuh sekali pas Kapi bilang " ibuku... tuna wicara"
bisaan Mizz bikin hatiku yang keras bagai batu karang tersentuh air tawar 🤭
Lyta Thalita
kompooorrr
menyala abangku 🔥🔥🔥
panasin terus kavi😂
Avon 𝐙⃝🦜
eh si kapi ini ya, masa main setuju aja, harusnya kan ke Runi dulu bilang baru setuju, Mizz...... gimana sih Mizz 🤭
Avon 𝐙⃝🦜
elah cepet amat Mizz masa udah mau dinikahkan wkwkwk
saudara bahagia ,tutik kinan
ini baru the real 🐱LICIK
aisyah
Luar biasa
Phia Chygny Mustofa
sebenarnya udah ada percikan cinta mereka berdua
Al fathiya
licik pada tempatnya boleh lah Kavi ini.... wkwkwk
pecinta sukun
Pepet terus Vi, org kayak Sisil harus dilicikin biar luluh
tehNci
Kavi dibayar Sisil pake silaturahmi pipi atau bibir ya🤭🤭🤭
Riaa Imutt
yaa.. benar2 licik 😄😄😄
tehNci
Riri dan Zaza....digabung jadi Riza..bukannya temen sekamar Kavi ya, si Riza itu😂🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌
dihhh kavi ngarep banget tuh sama ciuman sisil
༄༅⃟𝐐 🇩𝗲𝘄𝗶ᵇᵘⁿᵍᵃ㊍㊍ꪶꫝ🌀🖌
ya ampun kavi, usil nya
Dyah Ratih Pujawati Wati
modus Kavi keren lho thor
Ririn
gemeeeees sama mereka 🤪
Bismillah💫
lipstiknya yg rasa stroberi ya, Sil!ato yg rasa Le Mi**ral*, biar ada manis² gitu😆😆
Jadi licik terooss aja, Kavi!entar Sisil lama² juga bakalan suka karna terbiasa🤭
emak bapaknya Kavi kok ndak kelihatan dscene ini, Mizz?kangeeennn😘😘
Crazy up, Mizz✊🏼✊🏼✊🏼
tetap semangat, semoga sehat selalu dan selalu bahagia🥰
Dien Elvina
Sisil sdh masuk perangkap Kavi ..waduh bentar lagi bakal ada belah duren nih 🤭😂 daripada Kavi di rebut sama Riri & Zaza mending jalanin kewajiban ke suami ya Sil 😂
𝙳𝚘𝚕𝚊 𝙳𝚘𝚕𝚊ᵇᵃˢᵉ
Ego nya sisil terlalu tinggi yah.. apa salahnya jika dia meminta bantuan kavi...
tapi sekarang egonya sudah dipatahkan oleh kavi.. akhirnya sisil menyerahkan diri... wkwkk
Patrish
benar Kavi... the power of jutex woman harus ditaklukkan dengan cara selengean begitu... hasilnya....💯.. perfect👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!