NovelToon NovelToon
WANITA ITU IBU ANAKKU

WANITA ITU IBU ANAKKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Patahhati / Romansa-Tata susila / Percintaan Konglomerat
Popularitas:9.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Moena Elsa

Mutia Arini seorang ibu dengan satu putra tampan dan juga pengusaha bakery wanita tersukses. Kue premium buatannya telah membuat dirinya menjadi seorang pebisnis handal. Banyak cabang telah dibukanya di berbagai kota besar. Pelanggannya adalah golongan menengah ke atas. Di balik kesuksesannya ternyata ada sebuah rahasia besar yang disimpannya. Karena kejadian satu malam yang pernah dilaluinya, mengubah semua arah kehidupan yang dicitakan oleh seorang Mutia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29

Langit menggandeng Sebastian dengan semangat selepas makan malam. "Bun, boleh nginep di tempat uncle" ucap Langit pake mengedipkan matanya berkali-kali. Sungguh gemas dibuatnya. "No" jawab tegas Mutia. "Ayolah Bun. Sekali aja...Plissssss" rayu Langit lagi. Mutia menatap Sebastian, entah berapa kali dia sudah merepotkan lelaki itu. "Nggak papa Mutia, malah aku merasa senang. Apartemen jadi ramai. Eh iya, boleh nggak besok Langit kuajak?" ijin Sebastian. "Kemana?" sergah Mutia.

"Besok ada ulang tahunnya Bintang. Boleh ya? Kalau mau skalian bunda nya juga boleh ikut" ucap Sebastian.

"Hmmmmm, tapi besok saya ada pesanan di Mutia Bakery. Maaf yaa. Tapi untuk Langit, Bunda ijinin ikut dech" Mutia menangkupkan kedua tangannya.

"Horeeeeee...Makasih bunda ku yang cantik" ucap Langit ceria.

Sebastian keluar dari apartemen Mutia dengan digandeng Langit. "Uncle...kenapa uncle nggak jadi papaku aja sih" celetuk polos Langit. Sebastian menoleh ke anak kecil itu, "Emang papa Langit di mana?" tanyanya pura-pura tak tahu. Padahal itu hanya modus Sebastian untuk mengorek cerita dari mulut polos Langit...

"Kata bunda, papaku sudah meninggal uncle. Tapi sama bunda aku juga belum pernah diajak ke makam papa" celoteh Langit saat masuk lift khusus apartemen. Wah kebangetan Mutia, nyumpahin aku mati. Batin Sebastian. Jangan-jangan dia sudah tahu kalau aku bapak anaknya, pikir Sebastian. "Boleh nggak uncle aku panggil Daddy?" Langit kembali menanyakan hal itu. Sebastian mengangguk, sejurus kemudian Langit digendong dan diciumnya.

"Daddy nanya sekarang, kenapa Langit ingin uncle yang jadi daddy. Bukan om Dewa atau yang lain?" tanya Sebastian penasaran. "Uncle baik dan suka main sama Langit..he...he...Lagian Langit nggak mau diejek lagi di sekolah, kalau Langit nggak punya daddy" seloroh anak tampan itu masih dalam gendongan Sebastian.

"Oke, mulai saat ini panggil uncle dengan Daddy" ujar Sebastian sambil mengacungkan jari kelingking untuk ditautkan ke kelingking Langit. Mereka tertawa bersama.

Saat lift khusus yang membawa Langit dan Sebastian menutup tadi, saat itu lah Dena dan juga bik Sumi keluar dari lift sebelahnya. "Mana bik kubantuin bawa belanjaannya" Dena menawari bantuan. Dena tak sengaja melihat lift sebelah menunjukkan ada pergerakan ke lantai teratas. "Sultan baru pulang" gumam Dena.

Mereka berdua memasuki apartemen yang nampak sepi. Terlihat Mutia sedang memberesi piring-piring di atas meja makan. "Kok sepi kak? Langit ke mana? Cucian piring kok banyak?" tanya Dena kepo.

"Langit sama tuan Sebastian, mau nginap di sana katanya" jelas lugas Mutia.

"Whattttt? Jangan bilang juga kalau tuan Sebastian habis makan malam bersamamu??" ucap Dena ngegas.

"Emang begitu" singkat Mutia. Sekarang Dena yang membego di tempat, seorang CEO perusahaan multinasional bersedia makan bersama Mutia. "Wah....kau hebat kak" puji Dena tulus.

"Apanya yang hebat Dena, biasa aja" jawab Mutia singkat.

"Den, selesai beberes bantuin bik Sumi kutunggu di ruang kerja ya" ujar Mutia. "Siap kak" tukas Dena.

"Den, untuk persiapan pesanan buat besok gimana?" tanya Mutia. "Sudah beres, anak-anak malam ini pada lembur" jelas Dena. "Malah sudah dilunasin tuh kak sama yang order" lanjut Dena.

"Hmmmmm..besok dikirim ke hotel A?" Mutia mencermati catatan yang ada di depannya. "Benar kak, kayaknya acara ulang tahun anak-anak deh. Mereka ingin kue bertema spiderman semua" celetuk Dena. Mutia manggut-manggut tanda mengerti. Mutia tidak pernah menanyakan siapa yang mengadakan acara, karena semenjak ada Dena semua sudah diatur oleh Dena. Mutia tinggal terima beres aja sekarang.

Pagi-pagi Mutia sudah berangkat dengan Dena menuju ke Mutia Bakery. "Kak, tumben weekend ikutan kerja, biasanya mager di rumah?" tanya Dena heran. "Sepi nggak ada Langit" seloroh Mutia. "Jangan heran, kemarin tuan Sebastian sudah bilang kalau mau ngajakin Langit ke ulang tahunnya Bintang" lanjut Mutia yang langsung memotong ucapan Dena. "Ooooooooo...." beo Dena.

Sampai di Mutia Bakery, ternyata semua pesanan sudah siap semua. "Kak, biar ku cek dulu. Abis ini tinggal minta sopir ngantar ke tempat acara" seloroh Dena. Mutia hanya membatin, acara ulang tahunnya semewah apa kok sampe pesen kue anak-anak sampai dua ribu lebih. Pasti keluarga sultan nih, pikir Mutia. Sudahlah, ngapain ikut repot mikir. Anggap aja rejekinya Langit, Dena dan juga karyawan lain kalau pesenan membludak. Mutia menuju ruangannya, sementara Dena sibuk mengecek pesanan.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahu Dena dari belakang. Dena yang serius mengecek pesanan terlonjak kaget..."Eh..pocong..pocong..." latah mulut Dena.

Saat membalik tubuhnya, "Maaf...maaf...nyonya" Dena membungkuk dan menutup mulut latahnya itu. Nyonya itu tersenyum. "Pesanannya sudah siap nona?" tanyanya. Dena membego di tempat. Ternyata yang pesan kue sebanyak ini adalah nyonya Baskoro. "Ternyata anda nyonya?" ucap Dena. "Betuulll...cucuku nggak mau kue lain selain dari Mutia Bakery" jelasnya.

"Oh ya, cucuku juga cerita kalau temannya lah yang punya toko kue ini" lanjutnya.

"Langit yang anda maksud nyonya? Langit memang putra kak Mutia" Dena menimpali.

"Dena sini bentar!!!" panggil Mutia dari ruangannya. "Bentar kak, nanggung nih" sanggah Dena. "Itu nyonya Mutia ya?" tanya nyonya Baskoro karena melihat dari balik kaca yang tembus pandang itu. "Benar nyonya" jawab Dena meneruskan mengecek. "Boleh aku menemuinya?" ijin nyonya Baskoro. "Silahkan...apa perlu saya antar nyonya?" tanya Dena. "Lanjutkan aja. Saya sendiri nggak apa-apa" nyonya yang anggun itu melenggang ke ruangan Mutia.

"Selamat pagi nyonya Mutia" sapa nyonya Baskoro. "Pagi nyonya, panggil Mutia aja" pinta Mutia. "Hmmm, ada angin apa yang membawa nyonya kesini? Biasanya utusan yang disuruh mampir" tanya Mutia ramah.

"Nggak ada, ini tadi kebetulan lewat skalian membelikan kado. Eh ternyata mall yang di depan masih tutup" alibi nyonya Baskoro yang sebenarnya ingin mengenal jauh Mutia.

"Oooo..begitu nyonya. Oh ya maaf sampai lupa mempersilahkan duduk" Mutia mempersilahkan nyonya Baskoro.

"Oh ya Mutia, ngomong-ngomong Langit apa putramu?" tanya nyonya Baskoro.

"Benar nyonya. Kok anda tahu???" jawab Mutia.

"Bintang temannya Langit itu cucuku" jelas nyonya Baskoro. Mutia menepuk jidatnya karena lupa. Jelas saja Bintang cucu nyonya Baskoro, keponakan Sebastian. "Jangan bilang kalau kue pesanan nyonya untuk ulang tahun Bintang?" Mutia penasaran.

"Memang buat ulang tahun Bintang. Semenjak pernah ke sini sama uncle nya waktu itu, Bintang selalu antusias menceritakan Langit dan juga kue-keu buatanmu" cerita nyonya Baskoro sedikit menambah bumbu-bumbu pujian membuat Mutia malu.

"Oh ya Mutia, Langit ke mana? Bukannya dia libur juga? Ajaklah ke ulang tahun Bintang" tutur nyonya Baskoro sekalian mengundang kehadiran Langit dan juga Mutia di acara ulang tahun Bintang. Mutia masih terdiam, bingung mau jawab apa.

"Maaf nyonya, tapi Langit sudah diajak tuan Sebastian duluan" akhirnya Mutia menjawab.

"Anak tengil itu" gumam Nyonya Baskoro lirih. "Maksud anda???" pertegas Mutia. "Nggak..nggak ada Mutia" balas nyonya Catheen.

"Oh ya, berhubung Langit sudah bersama Sebastian sekalian kamu barengan sama aku saja menuju tempat acara" ajak nyonya Baskoro.

"Ta...ta...tapi nyonya.." Mutia berusaha menolak.

"Tidak ada tapi-tapian..ayo..." nyonya Baskoro sedikit memaksa Mutia.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

to be continued

1
Sukesih Sukesih
Luar biasa
Debby Simangunsong
Siapa ayah biologis langit thorr??
Tirrr
Lumayan
moenaelsa: makasih bintang nya
total 1 replies
solehatin binti rail
😄😄😄😄😄dewa dewa....kasian deh lu
solehatin binti rail
😂😂😂😂semangat buat adik nya langit Tian
Tania Luvia
top thor
Tania Luvia
Luar biasa, ditunggu karya selanjutnya thor.
Juju
udah berkali"baca tetap suka/Drool/
moenaelsa: makasih kakak 💝🥰
total 1 replies
Rhenii RA
Fresh
Meli Susyanti S
Luar biasa
Hope
orang kaya tu tidak mengenal kata diskon ya.....🥴 lha ini apa beneran kaya apa cm ngomong doang 🙄
Shakri Aziz
Luar biasa
Alfiyah Hasna
kok LM bgt terungkap nya
Aries suratman Suratman
kalo aku alergi makanan yang terlalu banyak bikin sedih teringat masa kecil susah tidur karena kelaparan
jadi akhirnya ngga jadi Makan /Smile//Smile/
Lusi Seksi
Luar biasa
Rini Tobing-Hutasoit
bagus Mutia jngn mau di jajah sama janet ya. semangat Author karyamu bagus
asya yussi
Luar biasa
shafira
mau jebak Mutia biar frans d Jantra bisa bikin nama baik keluarga Baskoro d sebastian malu puny istr mutia
shafira
jgn2 Mutia keponakan ibu martha
shafira
jgn2 satu ibu lain BPK SM janeta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!