Villainess Raising The Flower

(POV DOROTHY)

"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan tengah malam seperti ini?," tanyaku ketus.

Aku tanya malah senyam-senyum seperti orang habis giting. Benar-benar mengesalkan wajahnya akhir-akhir ini. Ingin aku ulek wajahnya pakai batu sungai.

"Kalau aku bilang kangen?," balasnya.

Segera ku lempar bantal yang ada di kasurku. Lalu aku tendang kakinya agar dia beranjak dari kamarku. Aku ingin sekali istirahat hari ini. Aku lelah seharian karena orang ini.

"Aku hanya ingin berpamitan, Dorothy!".

"Begitu? Ya sudah. Selamat tinggal dan jangan balik lagi."

Kembali aku tendang kakinya. Aku tidak menahan tendangan ku, aku gunakan seluruh kekuatanku agar dia kesakitan.

"Ini ada hubungannya dengan tuan putri," ucapnya.

Segera ku hentikan kakiku. Aku menghela nafas sepanjang mungkin. Jika berhubungan dengan anakku, tidak bisa aku mengusirnya seenak jidatku. Aku persilakan dia masuk ke kamarku dan kuberi dia kursi. Aku membuka jendela agar aku bisa menghirup udara segar.

"Dorothy, apa kamu makan teratur akhir-akhir ini?".

Basa-basi nya benar-benar basi. Tidak ada indikasi darinya untuk langsung membicarakan hal penting. Jika aku tidak meladeni basa-basi nya, dia tidak akan menjelaskan maksud dan tujuan melakukan kepergian yang katanya berhubungan dengan Hyacinth. "Ke intinya saja."

Tiba-tiba dia berdiri, mendatangiku, dan memegang pipiku seenak jidat. Tidak aku tepis lagi tangannya. Ini sudah sering terjadi beberapa bulan terakhir. Aku mulai terbiasa jika dia menyentuhku di kepala atau wajah. Ada apa dengan diriku.

"Lihat, pipimu terlihat kurus."

Tuh kan? Maunya basa-basi mulu, lelah aku dibuatnya.

"Apa maksud anda, saya harus gendut?."

Dia tertawa, "Seperti apapun bentukmu, kamu tetap cantik di mataku."

... "Bukankah itu kata-kata yang anda keluarkan saat menggoda perempuan-perempuan muda di kota bulan lalu?".

Dia tidak menggubris pertanyaan ku. Wajahnya terlihat tenang seperti tidak mempermasalahkan apa yang aku katakan. Lelaki ini memanglah lelaki kardus yang suka menggoda perempuan di setiap waktu dan kesempatan. Heran ada yang terpesona oleh mulut jadahnya ini. Ya, bagi perempuan muda wajahnya adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat setiap hari. Tapi berbeda denganku, aku muak melihat wajahnya setiap hari.

"Kapan kamu akan ingat masa lalu kita?"

"Sekalipun saya bersumpah atas nama bapak saya di neraka, tidak pernah ada masa lalu diantara kita berdua. Anda hanya mengaku-ngaku saja pernah bertemu saya," balasku ketus.

Sungguh, hampir setiap waktu dan kesempatan juga dia bertanya hal yang sama. Memang foto kami berdua yang masih kecil itu jadi bukti kita pernah bertemu, tapi ingatanku dan Dorothy asli tidak ada dirinya di masa lalu. Aku mulai curiga itu foto adalah foto yang sudah dia edit sedemikian rupa.

Aku rasa cukup meladeni basa-basi nya. "Kali ini, apa hubungan kepergian anda dengan Hyacinth?," tanyaku.

"Dorothy, kamu sudah tahu kan jika raja iblis sudah terlahir kembali?".

1 tahun yang lalu, tepat Hyacinth berumur 11, kabar kebangkitan raja iblis menyebar ke seluruh benua. Para Raja dan Kaisar di dunia mengadakan pertemuan untuk membentuk kembali aliansi melawan raja iblis yang dipimpin oleh kekaisaran Xamonia yang memiliki Saintess ke-666. Aliansi ini disebut Gjallarhorn. Ketika aliansi ini dibentuk artinya dunia sedang bersatu melawan musuh bersama yaitu iblis.

"Lalu apa hubungannya dengan Hyacinth? Bukankah mereka sudah memiliki Saintess sendiri?," tanyaku lagi.

"Ada rumor pahlawan telah muncul di era ini."

Kebangkitan raja iblis sudah menjadi hal lumrah seperti kemunculan Saintess di dunia. Raja iblis dan Saintess biasanya selalu hadir di waktu yang sama, tapi bisa saja Saintess hadir di dunia tanpa kebangkitan raja iblis. Saintess sendiri memiliki tugas untuk menyeimbangkan dunia. Membasmi raja iblis adalah tugas utama Saintess, namun bisa saja tugas Saintess hadir untuk meredakan perang antar manusia atau ras lain yang merajalela hingga dunia terguncang.

Lalu pahlawan... Ini sangat tidak biasa terjadi. Tidak seperti Saintess dan raja iblis yang kemunculannya adalah hal yang lumrah, kemunculan pahlawan hanya terjadi jika dunia benar-benar kacau oleh raja iblis. Hanya ada 6 pahlawan yang pernah muncul di dunia ini dan ke-enam pahlawan itu selalu bersama Saintess dalam peperangan.

"Kacau sekali kah kondisi dunia sekarang?," tanyaku.

"Mungkin. Sampai ratu para roh, Tiffania, menurunkan seorang pahlawan."

Ratu Tiffania sendiri tidak ingin ikut campur masalah manusia dan iblis, tapi jika dunia roh sudah terganggu maka terpaksa dia memilih manusia untuk menjadi pahlawan. Enam pahlawan yang sudah ada dalam sejarah semuanya melawan raja iblis dan mati bersama Saintess.

Aku memandang ke luar jendela. Langit malam yang indah tidak membuat hatiku yang gelisah ini jadi tenang. "Kamu tau sendiri kan jika pahlawan tanpa keinginannya sendiri mencari Saintess sebelum kekuatannya bangkit?," tanya Duke Kalister.

"Cari sampai ketemu. Jangan biarkan dia bertemu Hyacinth!".

Pahlawan adalah sosok yang memang ditakdirkan bersama Saintess. Dewi Elifuna dan ratu roh Tiffania memang memasangkan Saintess dan Pahlawan agar kekuatan kedua entitas itu bisa saling menguntungkan. Saintess dengan kekuatan sucinya melindungi pahlawan dan pahlawan dengan pengendalian 4 jenis sihir menebas kepala raja iblis.

Semoga pahlawan sekarang tidak tahu jika Saintess sekarang adalah Saintess palsu. Aku tidak ingin Hyacinth ikut dalam masalah dunia walaupun dia adalah Saintess.

***

"Kemana kamu tadi malam?," tanyaku dengan nada marah.

Hyacinth hanya diam sambil duduk dengan kedua tangan terangkat. Dia mengalihkan pandangannya dariku. Apa yang anak ini lakukan malam-malam hingga pulang pagi buta?

Hah, aku pusing. Sejak dia bertambah umur, dia semakin aktif dan rasa ingin tahunya semakin besar. Aku terkadang sulit mengawasinya. Apakah ini rasanya menjadi ibu yang anaknya sudah memasuki tahap puber?

"Bi-Bibi, Hyacinth mengaku salah—".

"Bukan masalah salah atau benar, Hyacinth Perkins. Katakan, apa yang kamu lakukan malam-malam sampai pulang pagi buta."

Saat aku jogging mengitari istana pagi buta, aku melihat Hyacinth membawa keranjang makanan dengan mengendap-endap hendak masuk pintu belakang istana. Dia kira tidak ada yang melihatnya. Langsung aku pergoki bocah ini dan mengintrogasi nya. Tidak mungkin dia keluar dari kamarnya pagi-pagi buta sebelum aku jogging. Mata merahnya adalah bukti dia terjaga semalaman.

"H-Hyacinth punya urusan—".

"Kalau begitu katakan urusan apa yang kamu lakukan malam-malam?".

Wajahnya hendak menangis tapi dibarengi oleh cemberut. Apakah dia kesal karena aku mengintrogasi nya?

"Bukan urusan bibi juga...," ucapnya dengan suara kecil.

"Yang keras!".

Dia langsung berdiri, badannya sedikit condong ke arahku, lalu membalas perkataan ku dengan nada tinggi. "Bukan urusan bibi!!!".

Lalu dia pergi meninggalkan kamarnya. Haduh, kepalaku nyut-nyutan. Ya aku tidak bisa juga mengurusi hidup dan urusan Hyacinth selamanya. Dia mulai beranjak dewasa di mana suatu saat aku tidak diperlukan lagi olehnya. Umurnya juga sudah 12 tahun dan seperti nya sudah puber, dia ada benarnya jika dia punya urusan sendiri tanpa ada aku dalam hidupnya.

Tapi... Malam-malam dengan keranjang makanan... Apa yang dia lakukan? Pesugihan? Tidak, aku yang gila kalau mikir dia pesugihan. Pesugihan hanya ada di dunia asalku, disini hanya ada bisnis dan kerja keras jika ingin menjadi kaya. Paling jauh kalau perempuan menikahi bangsawan tajir macam Duke Kalister.

Aku duduk di atas kasur Hyacinth. Mengusap selimut yang ia sering gunakan. Semakin dia besar semakin bingung aku menghadapinya. Aku membaringkan diri dan memikirkan cara untuk meminta maaf kepada Hyacinth nanti. Aku salah juga toh karena sudah memaksa dia bicara.

Camelia, kira-kira apa yang akan dia lakukan jika dia ada di posisiku sekarang?