Cinta Sembunyi-sembunyi Dengan Bos.

Alvaro diam saja saat Abbey membuka kancing kemejanya, karena itu bisa memudahkan Abbey untuk mengobatinya.

Dary yang tidak tahan melihat hal itupun izin keluar, dengan alasan ada yang harus dikerjakan.

"Kalau begitu saya permisi keluar dulu, tuan. Saya gak kuat, nanti baper," kata Dary.

"Hmmm," jawab Alvaro. Kemudian Dary berjalan ke pintu. Belum sempat ia membuka pintu, Alvaro berkata.

"Ingat apa yang aku katakan!"

"Tuan tenang saja, saya bukan emak-emak kompleks," jawab Dary, kemudian memperagakan seperti orang menutup resleting ke mulutnya. Yang bermaksud bungkam.

Barulah ia keluar dari ruangan itu. Abbey tertawa kecil dengan sikap bos nya dan asisten bos nya itu. Hingga tanpa sadar menekan sedikit kuat ke luka lebam didada Alvaro.

"Aww," Alvaro meringis. Abbey buru-buru meminta maaf. Setelah selesai mengobati luka Alvaro, Abbey kembali memasangkan kancing kemeja milik Alvaro.

"Aku lanjut kerja," ucap Abbey.

"Sebentar, aku ingin memelukmu," pinta Alvaro.

"Bagaimana nanti jika Dary tahu?"

"Dia sudah tahu hubungan kita, tapi aku menyuruhnya diam."

Abbey pun tidak bertanya lagi, dan membiarkan Alvaro memeluknya. Hanya memeluk, Alvaro tidak ingin lebih jauh sebelum hubungan mereka resmi. Maksudnya sah dimata hukum agama dan negara.

Setelah beberapa saat, Abbey pun meminta dilepaskan. Karena ia harus bekerja. Ia tidak ingin hanya makan gaji buta. Dan Abbey juga tidak ingin memanfaatkan keadaan atau istilah aji mumpung.

"Sebentar!" Alvaro menahan Abbey lalu mengecup kening Abbey.

"Buat penyemangat hidup!"

Setelah Abbey keluar dari ruangan itu, Alvaro sadar jika Dary sudah mengetahui hubungan mereka sejak hari itu. Karena Dary sering mengejek nya seperti itu.

"Sialan tuh anak, ternyata diam-diam dia mengikuti ku," gerutu Alvaro dalam hati.

Tapi Alvaro tidak peduli lagi, karena Dary bisa dipercaya untuk dijadikan brankas tempat penyimpanan data penting cinta sembunyi-sembunyi Alvaro di perusahaan.

Alvaro kembali duduk dikursi kebesarannya, seketika ia tersenyum. mengingat dirinya yang tidak pernah jatuh cinta, sekali jatuh cinta langsung bucin akut.

Waktu terus berjalan, namun Alvaro masih betah dengan diamnya. Hingga tidak ada satupun berkas yang ia sentuh. Sampai akhirnya Dary masuk membuyarkan semuanya.

"Tuan, berkas di map coklat apa sudah ditandatangani?" tanya Dary.

"Kenapa gak bilang jika ingin ditandatangani secepatnya?" Alvaro malah balik bertanya.

"Sendiri yang melamun malah nyalahin orang, padahal sudah dibilang tadi," batin Dary.

"Kamu tidak bilang!" kata Alvaro seolah bisa mendengar suara hati Dary.

"Maaf bos, aku lupa. Soalnya tadi bos sedang di obati oleh Abbey."

"Nah itu salah sendiri, tidak dibilang sejak awal."

Alvaro pun melihat berkas tersebut, ternyata dokumen perpanjangan kontrak kerjasama dengan perusahaan Galaxy group. Alvaro membaca sekilas, dan iapun sudah mengerti isinya.

"Hentikan kerjasama dengan perusahaan ini, aku tidak ingin memperpanjang kontrak lagi!" perintah Alvaro.

"Tapi bos, bukankah bulan lalu kita sudah sepakat?"

"Belum ada tanda-tangan berarti belum sah, dan masih bisa dibatalkan!"

"Ba-baik bos," Dary tidak tahu mengapa bos nya tidak ingin memperpanjang kontrak kerjasama tersebut?

Dary pun mengambil kembali map tersebut dan menyimpannya diruang kerjanya. Alvaro menelepon Dary untuk memintanya memesan makan siang. Dary hanya mengiyakan saja, toh yang bayar bukan dia.

Waktu makan siang pun tiba, Abbey sudah membereskan meja kerjanya dan bersiap hendak ke kantin. Namun baru saja beberapa langkah ia berjalan, ada suara menghentikan nya.

"Aku sudah memesan makanan untuk kita makan siang, dan tidak perlu ke kantin," ucap Alvaro. Abbey pun mengurungkan niatnya untuk pergi ke kantin.

Makanan yang dipesan oleh Alvaro sudah pasti makanan dari restoran mewah. Abbey pun kembali duduk dikursi kerjanya. Ia bermain ponsel dan membaca novel online dari aplikasi novel terkenal.

Alvaro mendekat dan melihat Abbey sedang fokus menatap ponselnya. Alvaro yang penasaran pun melihat apa yang di baca Abbey sehingga fokus seperti itu.

"Kamu suka novel online?" tanya Alvaro.

"Gak juga, hanya iseng-iseng saja daripada bengong," jawab Abbey santai.

"Tapi kamu terlihat sangat fokus membacanya?"

"Ya gitu deh, harus mendalami peran protagonis pria dan wanita nya, baru kita dapat ceritanya."

Alvaro manggut-manggut, meskipun ia tidak begitu mengerti tentang semua itu. Tidak berapa lama Dary datang dengan membawa makanan. 3 porsi makanan pun dibagikan untuk mereka masing-masing.

Untuk pertama kalinya mereka makan bersama dalam satu meja, Abbey, Alvaro dan Dary. Meskipun tidak ada percakapan saat makan, namun ada kesan tersendiri bagi mereka.

Selesai makan, Abbey ingin melanjutkan pekerjaannya. Namun dicegah oleh Alvaro, dia menyuruh Abbey untuk istirahat terlebih dahulu, baru setelah itu boleh sambung bekerja.

Sementara Dary yang tidak tahan melihat mereka berdua, memilih masuk kedalam ruang kerjanya. Daripada ia ikutan baper dengan pasangan ini.

"Aku tidak bisa bayangkan jika karyawan tahu hubungan kita," ucap Abbey. Alvaro tersenyum.

"Apa perlu kita umumkan? Biar semua tau?"

"Apa bos tidak malu? Bos membuat aturan, tapi bos sendiri yang melanggar?"

Alvaro menggeleng, "aku sudah tidak peduli dengan tanggapan mereka."

"Ngomong mah gampang." Abbey mencebikkan bibirnya.

Abbey pun mengusir Alvaro agar kembali keruang kerjanya, sementara dia ingin melanjutkan pekerjaannya agar selesai sebelum jam pulang kerja.

"Aku akan umumkan hubungan kita!"

"Jangan, aku belum siap. Sebagai sekretaris yang baru beberapa bulan bekerja, nanti apa tanggapan mereka?"

"Terus bagaimana?"

"Kita jalani saja dulu seperti ini, untuk saat ini biarkan saja dulu Dary mengetahuinya."

"Baiklah, apapun untuk nyonya Alvaro Desmond."

Alvaro pun akhirnya masuk kedalam ruang kerjanya. Abbey hanya geleng-geleng melihat tingkah bos nya yang sulit ditebak. Kadang dingin, kadang hangat, kadang manja. Dan banyak lagi tingkah nya.

Alvaro duduk dikursi kebesarannya, hampir seharian ini tidak ada satupun berkas yang ia periksa atau dikerjakan. Entahlah, tiba-tiba ia dalam mode malas.

Alvaro hanya menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. Kemudian bangkit dan masuk kedalam ruang pribadinya. Alvaro membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur. Secara perlahan matanya pun mulai terpejam.

Hingga tidak terasa jam pulang kerja pun tiba. Abbey sudah bersiap-siap untuk pulang, Abbey berjalan memasuki lift, saat tiba dilantai bawah Abbey berjalan dengan santai.

Dari arah samping, wanita yang kemarin datang menghampirinya dan ...

Plak ... Satu tamparan mendarat dipipi Abbey, Abbey tidak sempat menghindar atau menangkis karena ia juga tidak menduga. Para karyawan yang melihatnya pun seketika bengong.

"Maaf ada apa ya?" tanya Abbey.

"Kamu sudah menyiram ku dengan makanan berminyak," jawab wanita itu.

"Aku kan sudah meminta maaf? Lagipula aku gak sengaja!" Abbey.

Wanita itu nafasnya turun naik menahan emosi, seseorang yang menyuruhnya bersembunyi sedang memperhatikan pertikaian antara mereka.