hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan ayu
Pak Mardi masih setia mendampingi putrinya yang akan pergi kekota lain itu, bagiamana ia juga tak akan tega meninggalkan putrinya di kota besar. dengan berat hati pak Mardi ikut walaupun ia kan merelakan sawah yang sudah ia sewakan kepada orang lain dan bagi hasil, dan Alhamdulillah ada orang yang mau menyewa sawah pak Mardi setelah panen nanti, sebenarnya Ayu sudah ingin pergi tapi pak Mardi masih kekeh untuk menahan Ayu sampai urusannya selesai.
"Jadi bapak mau ikut ke kot B pak." Ayu masih bertanya apakah bapaknya itu akan ikut denganya.
"Iya nak, bapak gak tega, biarkan bapak menemani kamu, karena bapak hanya punya kamu saja,"
"Apa bapak tidak sayang dengan sawah dan juga rumah ini." Ayu yang masih bertanya kepada bapaknya.
"Ya mau bagaimana lagi nak, tapi bapak juga tidak bisa meninggalkan kam yg sendiri bagiamana pun kamu anak bapak satu-satunya." pak Mardi langsung berkemas mengikuti anaknya.
Walaupun berat hati untuk meninggalkan rumah kenangan bersama mantan istrinya itu, tapi apa daya ia juga gak ingin meninggalkan putri semata wayang nya jauh dari jangkauan ya.
"Apa kamu sudah menemukan rumah kontrakan di sana." pak Mardi masih bertanya kepada putrinya.
"Sudah pak, lagian juga aku akan membuka usaha, yang tidak jauh dari sana, doain ya pak semoga usaha aku berjalan lancar, dan juga nanti setelah aku lahiran aku akan kembali bekerja," Ayu juga akan terus berusaha untuk mencari pekerjaan yang bisa menghidupi keluarganya.
Setelah memikirkan dengan matang, ia juga langsung merebahkan badanya. Besok ia akan pergi ke kota dengan kehidupan batu bersama anaknya nanti.
Hari demi hari di lalui oleh Ayu dan bapaknya setelah menepati rumah baru ia juga sudah memulai membuka usaha warung makan, walaupun hanya warung makan Alhamdulillah warung yang ia kelola mulai menunjukkan peningkatan walaupun hanya warung sederhana saja.
"Apa kamu capek nak," pak Mardi yang melihat anaknya duduk dengan berselonjorkan kakinya.
"Hanya sedikit pak, mungkin sedikit rame pak, tapi Alhamdulillah lumayan." wajah Ayu sumringah walaupun sedikit capek.
"Jangan capek-capek nak, bapak gak mau kamu kecapean, bapak juga masih punya tabungan kan buat hidup kedepanya." pak Mardi yang begitu kasian yang melihat anaknya kelelahan.
"Pak uang itu untuk hari tua bapak, Ayu juga masih punya tabungan. untuk warung makan ini Ayu hanya ingin punya kesibukan pak, nanti jika ayu sudah bekerja Ayu juga akan mencari pekerja untuk meneruskan warung Ayu." ayu yang duduk di sebelah bapaknya itu,
"Bapak mau makan apa?" tawar Ayu.
"Masih kenyang nak, nanti saja."
Mereka bercrekama dengan di temani teh hangat.
Di kota Rendra pulang dengan wajah yang semakin hari semakin kurus dan tak terawat bagiamana tidak ia siang titipkan baby Rania kepada tetangga yang baik hati, sedangakan malam ia menjaga sendiri bahkan setelah ia memergoki Vanesa dengan omnya itu, sekarang Rendra menutup akses baby Rania dengan. Vanesa walaupun Vanesa sering datang ke kantor dan juga memohon kepada ibu Rendra tak membuat hati Rendra luluh ia juga sudah mengirim berkas gugatan cerainya ke pengadilan tinggal menunggu waktu untuk sidang saja. sidang kedua kalinya bercerai.
Walaupun dalam kamus Rendra ia tak ingin rumah tangga yang terakhir itu kandas.
"Ada apa kamu datang lagi." sinis Rendra yang melihat wajah Vanesa ada di depan mobilnya.
"Aku hanya ingin tahu saja dimana kamu tinggal mas, aku ingin bertemu dengan anakku." Vanesa memohon ingin bertemu baby Rania.
"Apa... Apa aku gak salah dengar, kamu ingin bertemu dengan baby Rania, jangan ngaco kamu Van, selama ini kamu sudah tak perduli denganya, kenapa tiba-tiba kamu ingin bertemu dengan anakmu." Rendra tertawa saat Vanesa ingin bertemu dengan anaknya yang sudah ia tinggalkan.
"Maafkan aku Rendra, aku salah, bukanya aku ibunya Ren, bagaimana pun Rania masih butuh aku, aku ibunya."
"Sejak kamu tak mau mengasuh dan menyusui Rania, kamu bukan lagi ibunya, camkan itu, akan ku pastikan hak asuh Rania butuh ke tangan aku, dan siap-siap memenuhi undangan sidang." Rendra langsung pergi dari dihadapan Vanesa yang masih meraung-raung untuk di pertemukan dengan anaknya.
Rendra melajukan perjalannya, ia juga tak habis pikir dengan jalan pikiran Vanesa yang sekarang ingin tahu keadaan anaknya dimana ia dulu saat anaknya hampir meregang nyawa.
"Apa ini yang namanya sakit, bahkan rasanya sesak di dalam dada ini seakan menghimpit, seandainya aku lebih sabar untuk menanti kelahiran buat hati, mungkin aku juga tak akan merasakan kehilangan orang yang sangat aku cintai, aku akui aku salah, demi nafsu aku menodai pernikahan yang sudah aku lalui selama tiga tahun ini, bahkan aku juga belum sempat untuk membuat dia bahagia." sesak Rendra di selama mobil.
Vanesa yang masih diam mematung di sana hanya bisa menangis bagaimana tidak ia tidak bisa melihat buah hatinya bahkan sekarang ia merasakan menjadi ibu yang jahat, meninggalkan anaknya yang masih bayi dan di asuh oleh orang yang sama sekali tidak ada hubungan darah.
"Maafkan mama nak, mama salah, mama hanya kesal saja, kenapa wajahmu mirip sekali dengan laki-laki itu, padahal mama berharap dia mirip dengan papa Rendra agar mama saat bangun akan melihat wajah kamu, buka wajah. Laki-laki yang hanya doyan selangkangan saja," bayi Vanesa,
Sekarang Vanesa tinggal di kontrakan lamannya, ia juga akan menjauhi Rian, ia tak mau berurusan dengan Rian juga istrinya yang sudah menebar orang-orang dimana-mana karena ia juga gak ingin di buang atau di asingkan oleh istri Rian.
Vanesa juga sudah memutuskan untuk meng akhiri hubunganya dengan Rian, karena Rendra sudah tau sama juga istri Rendra yang selalu meneror dirinya.
Tapi Vanesa akan mencari pacar baru yang lebih dari Rian karena. tujuan ia untuk memiliki Rendra seutuhnya gagal ia juga mengakui bahwa ia juga membutuhkan kehangatan.
Rendra sampai di depan rumah kontrakan yang baru, ia menjemput Rania terlebih dahulu, untuk mengambil Rania dan di ajak pulang,
Tok
Tok
tok
"Assalamualaikum Bu," Rendra mengetuk rumah ibu yang ia titipkan baby Rania.
"Walaikum salam sebentar." ucap ibu dari dalam.
Celkek
"Oh nak Rendra masuk nak, Rania nya lagi bobok mau diambil sekarang." tanya ibu itu,
"Iya bu saya sudah pulang, jadi saya juga sungkan jika merepotkan ibu terus." jawab Rendra yang duduk di ruang tamu.
"Apasih nak Rendra ini, Rania sudah saya anggap cucu saya sendiri, lagian saya juga kesepian, tunggu ya ibu angkat dulu baby-nya." ujar ibu itu,
"Baik Bu." Rendra menunggu dengan setia.
lagian s rendra kenapa juga msh ngurus anak orang , liat aja msh kecil udh cemburu sama abang al , gimana gedenya
bener² piara penyakit s rendra mah
Ditunggu lanjutannya author🙏🏻🙏🏻
kena terima apa pun koneksinya xperlu play victim🤭🤭