NovelToon NovelToon
Selepas Cinta Pertama Pergi

Selepas Cinta Pertama Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:537.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bunaya

Baru satu minggu Khalisa kehilangan pria yang menjadi cinta pertamanya, 'AYAH'. Kini dia harus menyaksikan Devan, sang tunangan selingkuh dengan Viola, kakak kandung Khalisa.

Belum juga selesai masalahnya dengan Devan dan Viola. Khalisa dibuat pusing dengan permintaan Sonia, kakak sepupu yang selalu ada untuk Khalisa, setiap gadis itu membutuhkannya. Sonia meminta Khalisa menggantikannya menikah dengan Narendra, pria yang sudah selama tiga tahun ini menjadi kekasih kakak sepupunya itu.

Sedangkan hati Khalisa mulai jatuh pada sosok Abian, dosen pembimbingnya yang sering memberikan perhatian lebih.

Bagaimana Khalisa menghadapi kerumitan hidupnya setelah di tinggal pergi sang ayah?

Apakah Khalisa menyetujui permintaan Sonia?

Yuk simak ceritanya di 'Selepas Cinta Pertama Pergi'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Mas Mencintai Kamu

"Mami?" ucap Khalisa begitu melihat wanita paruh baya yang masih sangat cantik.

"Apa kabar sayang?" tanya mami Aulia, ibu dari Narendra. Begitu Khalisa menghampirinya dan meraih punggung tangan wanita yang sangat dihormatinya itu untuk dia cium.

Mami Aulia membalas dengan memeluk Khalisa. Tidak lupa, dia mencium pipi putri kesayangannya. Mami Aulia sudah lebih dulu jatuh cinta dengan sosok Khalisa. Gadis yang santun, lemah lembut dan penuh perhatian. Itulah kesan pertama mami Aulia saat pertama kali bertemu Khalisa.

Saat itu Khalisa masih usia belasan. Dia selalu diajak bibi Amanda setiap ada acara arisan. Disanalah mami Aulia mengenal Khalisa. Banyak dari teman-teman arisan bibi Amanda yang hampir semuanya istri pengusaha itu, meminta Khalisa dijodohkan dengan putra-putra mereka. Termasuk tante Karlina, yang memang sudah lama satu circle dengan bibi Amanda dan mami Aulia.

"Ica rindu Mami, tapi Mami enggak pulang-pulang." ucap Khalisa manja pada mami Aulia yang sudah menganggap dirinya seperti putrinya sendiri.

Mami Aulia terkekeh, "Mami juga rindu dengan putri Mami yang cantik ini. Maafkan Mami ya sayang. Maaf Mami tidak bisa pulang waktu ayah Arsyad tidak ada." balas mami Aulia. Khalisa mengangguk.

"Tidak apa-apa Mami. Tante Tika lebih butuh Mami disana." balas Khalisa sambil mengeratkan pelukannya.

Khalisa tahu posisinya. Biarpun mami Aulia meyayanginya seperti putri sendiri, tapi Khalisa tidak pernah meminta lebih. Mami Aulia punya tanggung jawab merawat dan menjaga adiknya yang sedang sakit di Singapura.

"Bagaimana kabar Mami dan tante Tika?" tanya Khalisa.

"Tante kamu sudah mulai membaik, makanya bisa Mami tinggal. Delon juga sudah tidak terlalu sibuk, jadi dia bisa menggantikan Mami menjaga mamanya." jawab mami Aulia.

"Syukurlah kalau begitu Mam. Ica ikut senang mendengarnya." balas Khalisa.

"Kamu masak apa sayang?" tanya mami Aulia.

"Mau masak nasi goreng kesukaan mas Rendra. Belum matang, soalnya...."

"Soalnya apa?" Narendra yang baru kembali lagi ke dapur yang bertanya.

"Mas Rendra gangguin Ica terus." sahut Khalisa.

"Yang diganggu aja suka." balas Narendra sambil mencubit pipi Khalisa yang menggemaskan saat merajuk.

"Kamu itu ya Mas. Senang betul godain adiknya. Sudah sana mandi!" ucap mami Aulia membela Khalisa.

Narendra terkekeh dan mencuri satu kecupan dipucuk kepala Khalisa. Semetara yang dibela mami Aulia tersenyum senang sambil menjulurkan lidahnya begitu Narendra berlalu ke kamarnya.

"Kalian berdua itu manis banget sih." ujar mami Aulia. Bahkan dia tidak pernah melihat Narenda sedekat dan sebahagia ini saat bersama Sonia.

"Sini biar Mami bantu." ucap mami Aulia.

"Mami duduk saja. Mami pasti capek melakukan perjalanan jauh. Sebentar lagi juga selesai." ucap Khalisa.

Mami Aulia menurut saja apa yang dikatakan putrinya itu. Dia diam sambil memperhatikan bagaimana Khalisa dengan lincahnya mencampur sebuah bahan dan menjadi makanan yang rasanya sudah tidak diragukan lagi.

Kalau boleh jujur, mami Aulia menginginkan Khalisa yang menjadi pendamping Narendra dari pada Sonia. Tapi mami Aulia tidak bisa memaksakan perasaan anak-anaknya.

"Mami pesawat jam berapa? Enggak biasanya subuh begini sampainya." tanya Khalisa. Karena biasanya dia diajak Narendra setiap jemput mami Aulia di bandara. Dan tidak pernah sepagi ini. Bahkan subuh pun belum berkumandang.

"Mami pesawat sore sebenarnya. Sengaja tidak kasih kabar ke kalian, malas terjebak macet. Semalam Mami menginap dulu di hotel dekat bandara. Karena sudah kangen berat sama kalian, Mami buru-buru kesini." jawab mami Aulia.

"Mami tahu dari mana Ica ada disini? Mas Rendra ya?" tanya Khalisa. Mami Aulia mengangguk membenarkan.

"Mami mau sarapan duluan?" tawar Khalisa begitu masakannya sudah siap disantap.

"Kita sholat subuh saja dulu. Itu sudah adzan." jawab mami Aulia, lalu ikut Khalisa ke kamar yang Khalisa tempati.

***

Khalisa dan Narendra berangkat ke Wiranata Group. Sementara mami Aulia, pulang ke kediaman Wiranata diantar sopir. Sebelum berpisah, mami Aulia meminta Khalisa untuk tinggal bersamanya, setelah mendengar penjelasan Narendra, yang membuat Khalisa menginap di apartement pria itu.

Khalisa mengiyakan saja tawaran mami Aulia, tapi dia belum bisa memutuskan. Khalisa akan menemui paman dan bibinya dulu hari ini. Setelahnya dia akan bicara dengan Devan baik-baik. Agar pria itu berhenti mengganggunya. Karena sebagus apapun rumah orang lain. Akan tetap nyaman tinggal dirumah sendiri. Apalagi rumah itu menyimpan banyak kenangan bersama cinta pertamanya.

Tiba di perusahaan Wiratama Group, Narendra menarik Khalisa untuk masuk kedalam lift khusus pimpinan. Mereka tidak turun di pintu depan seperti biasanya. Narendra memarkirkan kendaraan milik Khalisa tepat disamping mobil pria itu.

"Mobil Mas Rendra kok ada disini?" tanya Khalisa begitu melihat mobil milik sang kakak sudah terparkir sempurnan disamping mobil miliknya.

Sementara yang ditanya hanya tersenyum saja. Sambil menarik tangan Khalisa untuk ikut bersamanya masuk ke dalam lift.

"Mas Rendra kok bisa menggunakan lift khusus petinggi Wiranata?" tanya Khalisa lagi. Padahal pertanyaan pertamanya saja tidak jawab.

"Coba pikirkan sendiri jawabanya." jawab Narendra sambil menahan senyum.

Khalisa mengembungkan pipinya sebagai bentuk protes atas jawaban Narendra. Andai saja tidak ada kamera cctv, Narendra sudah pasti akan menge cup pipi Khalisa yang menggemaskan itu, dan melanjutkan yang tadi sempat tertunda di apartement.

Khalisa baru sadar kalau Narendra mengajaknya ke lantai nomor dua paling atas dari gedung ini, begitu dia keluar dari lift. Itu berarti lantai dimana ruangan pimpinan Wiranata Group berada.

"Mas?" panggil Khalisa dan Narendra hanya tersenyum membalas panggilannya. "Menyebalkan." batin Khalisa.

Semua karyawan yang ada dilantai tersebut memberi hormat pada Narendra dan juga Khalisa. Termasuk, ada Delima yang memasang senyum pada Khalisa. Sepertinya wanita akan nenggunakan Khalisa untuk bisa dekat dengan Narendra.

Tiba di depan pintu yang bertuliskan pimpinan Wiranata Group. Sekertaris Narendra sudah siap menunggu untuk menyambut tuannya seperti biasanya.

"Selamat pagi Tuan Wiranata. Selamat pagi Nona Khalisa." ucap Wildan, sekertaris Narendra sopan. Matanya melihat kebawah, tidak berani melihat pada Khalisa. Dia sudah diperingatkan oleh Kevin, asisten pribadi Narendra untuk tidak menatap Khalisa. Padahal sayang sekali, dia melewatkan bisa melihat Khalisa dari jarak sedekat ini.

"Pagi juga Wildan." balas Narendra sambil menarik Khalisa untuk ikut masuk bersamanya.

Narendra mempersilakan Khalisa untuk duduk di sofa. Dia sendiri berjalan lalu duduk di kursi kebesarannya.

"Bacakan jadwal saya hari ini." ucap Narendra pada Wildan.

Sementara Narendra sibuk dengan Wildan, Khalisa sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia baru menyadari bahwa pria yang dia anggap kakaknya. Pria yang selalu ada untuknya. Pria yang selalu memanjakannya adalah seorang pemimpin Wiranata Group, perusahaan tempat dia bekerja.

Baru kali ini Khalisa merasa bodoh. Selama ini dia hanya tahu Narendra memiliki perusahaan sendiri yang diberi nama NR property. Khalisa lupa, kalau tiga tahun yang lalu papi Wira berpulang dan Narendra yang menjalankan semua perusahaan pria tersebut. Perusahaan yang bernama Wiranata Group.

"Ngelamunin apa sayang?" tanya Narendra begitu pria itu duduk disamping Khalisa.

"Bukan melamun. Hanya berpikir, kenapa Ica bisa lupa sesuatu yang penting." jawab Khalisa.

Narendra mengusak rambut atas Khalisa, "Sekarang sudah mengerti mengapa Mas bawa kesini?" Khalisa mengangguk.

"Mau kerja disini atau turun ke ruangan kamu?" tanya Narendra. Jika mengikuti keinginan Narendra, tentu saja dia ingin Khalisa berada didekatnya. Tapi Narendra tidak boleh egois. Akan ada waktu untuknya dan Khalisa bersama dan tak terpisahkan.

"Diruangan Ica saja." jawab Khalisa. Narendra mengangguk.

"Sekarang kamu bisa turun. Ingat nanti sore pulang ke rumah paman dan bibi. Mas berangkat keluar kota siang ini." ucap Narendra.

"Iya Mas. Hati-hati nanti di jalan ya." balas Khalisa.

"Hanya hati-hati aja?" tanya Narendra saat melihat Khalisa akan beranjak dari tempat duduknya.

Narendra mengulurkan tangannya. Tidak perlu diberitahu dua kali, Khalisa menyambut ukuran tangan itu lalu mengecup punggung tangan Narendra.

Narendra tidak akan membuang kesempatan ini begitu saja. Ditariknya Khalisa hingga jatuh kepangkuannya. Diselipkannya tanganya dibelakang kepala Khalisa lalu memanggut dengan lembut daging kenyal yang sudah menjadi candunya.

Narendra yakin, seyakin yakinnya dengan perasaan yang kini dia miliki. Dia mencintai gadis yang kini ada dalam pelukannya.

"Mas mencintai kamu Khalisa Aulia Arsyad. Mas mencintai kamu." bisik Narendra sambil mengeratkan pelukannya.

...◇◇◇...

1
Erna M Jen
ceritanya bagus ...akhirnya semua penuh dgn kebahagiaan ...
Erna M Jen
banyak sekali ya pengagum narendra dan khalisa...😃
Erna M Jen
khalisa ternyata kau begitu polos ya...siapa saja pasti menyukaimu
Erna M Jen
kayaknya ica sama rendra cocok ...
Erna M Jen
aduh ...kisah cinta yang rumit...
Erna M Jen
ternyata khalisa banyak yang suka ya ...
Erna M Jen
kakak kandung kok sifatnya seperti itu ...dasar pelakor
Sinta Ginting
Mudah-mudahan Ica sama Narendra
Tiur Lina
baguslah Kalisa tau dari awal.. ternyata Devan juga suka main perempuan.. takutnya kena penyakit
martina melati
permisi thor... jika viola putri pertama, sonia itu putri siapa???
Wulan Purnama
cerita nya bagus
Heryta Herman
kehamilan simpatik+bucin akut nih pak Rendra...makanya ga bisa jauh sama istri...
Heryta Herman
kejqmnya hari seorang ibu,apalagi ibu kandung...ga kebayang klo i i ada di dunia nyata...kasihan viola dan khalista korban keegoisan ibunya...
Katherina Ajawaila
mantul thour, cerita bagus, aku suka bacanya. tks ya thour sukses selalu 🥰🥰🥰
Katherina Ajawaila
latah nih ica, ingat dulu msh kecil. janjian lahiran bareng
Katherina Ajawaila
sombong nua bu Hanna ngk injak. bumi, ibu Hanna terhormat rida berputar. jgn sombong bu 😡
Katherina Ajawaila
makanya Delima, gadis rasa janda y. mulut di jaga. kalau mau awet kerja yg bener
Katherina Ajawaila
ica, bisa juga transfer😁
Katherina Ajawaila
hidup dlm kuasa gelap, gini hari brani pula agency artis😎
Katherina Ajawaila
banyak juga ma lampir, di sini, buang nya karlina , rubah yg berbulu domba
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!