Surga Cinta Impian

Oliver pulang bekerja cukup larut hari ini. Setibanya di rumah, ia mendapati Tasya tengah tertidur di sofa ruang tamu di depan televisi yang masih menyala. Diangkatnya tubuh Tasya untuk dibawa ke kamar.

Setelah membaringkan Tasya di ranjang, Oliver menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh serta mengganti pakaiannya. Sebelum beranjak menemani istrinya tidur, Oliver menyempatkan mengambil air minum dulu di dapur.

Saat melewati bar mini di dapurnya, Oliver melihat di sofa masih tertinggal ponsel milik Tasya. Ia pun meraih ponsel tersebut dan membawanya ke kamar bersama dengan segelas air yang ia letakkan di nakas.

Karena layarnya terbuka, Oliver jadi penasaran dengan isi ponsel Tasya. Teringat pesan rekan kerjanya sesama direktur, "sesekali tengok hp istri, di aplikasi marketplace nya ada isi keranjang yang belum di checkout gak? Langsung aja bayarin. Hal kecil begini bisa bikin istri bahagia."

Ia pun melihat apa yang dilakukan Tasya sebelum tertidur.

"Ibu rumah tangga kok bukanya berita kriminal sih." gumam Oliver pelan saat pertama melihat-lihat aplikasi yang terbuka di hp Tasya.

"Kasus narkoba inisial F? ngapain Tasya buka berita tentang orang ini dari tadi?" kecurigaan Oliver membuatnya lupa akan tujuan utamanya melihat isi hp istrinya.

Beberapa laman yang sebelumnya dibuka Tasya memang tentang orang ini. Apa laki-laki ini yang digosipkan Tasya bersama sahabatnya tempo hari? Mantan?

Oliver berakhir tidak bisa tidur karena suasana hatinya terasa begitu panas malam ini. Ia buka aplikasi pesan sang istri, tapi tidak ada tanda-tanda istri nya menjalin hubungan dengan orang lain selain dirinya, grup chat sahabatnya serta kedua orangtuanya.

Tidak ada yang aneh dengan pesan-pesan serta riwayat panggilan nya. Foto-foto di galeri ponsel Tasya pun tidak luput dari pemeriksaan Oliver malam ini. Ia benar-benar ingin memastikan bahwa istrinya tidak berkhianat di belakangnya.

"Tapi untuk apa dia mencari informasi tentang narapidana itu? Mau nostalgia atau bagaimana?" Oliver akhirnya gusar sendiri dengan pemikiran nya yang begitu overthinking.

"Aarrgghhh!" ia pun mengerang kesal karena tidak menemukan jawaban atas pertanyaan yang bersarang di kepalanya saat ini.

Rambutnya semakin terlihat aut-autan akibat tadi ia usap kasar karena frustasi. Tampaknya malam ini Oliver tidak bisa tidur nyenyak. Akhirnya dia mengambil minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi di dapur kemudian meminumnya di ruang tamu.

Begitu besar amarah Oliver saat ini. Berbagai spekulasi berkecamuk di kepala nya. Beragam pertanyaan turut memenuhi isi pikiran nya hingga ia pusing sendiri.

Sejenak melupakan beban pikirannya, Oliver minum seorang diri sambil matanya menatap layar televisi. Film yang ditayangkan tengah malam ini kebetulan bergenre thriller sehingga menghasilkan suara mencekam.

Ingin sekali rasanya Oliver bertindak seperti pemeran film yang saat ini ia tonton. Berlaku sadis dan menemui sosok yang tengah dipikirkan oleh Tasya, mantan terindah nya. Namun ia bahkan tidak tau nama dan bagaimana orang nya.

Menjelang dini hari Oliver tertidur di sofa ruang tamunya. Gelas kristal di tangan nya pun terlepas. Televisi di depan nya masih menyala.

Bahkan di dalam mimpi pun Oliver begitu tersiksa karena pengaruh hati yang terlanjur panas. Keringat dingin mengucur di tubuhnya. Sesekali dahinya berkerut namun matanya masih terpejam erat.

Di dalam mimpi Oliver melihat Tasya bersama dengan pria lain yang tak tampak jelas wajahnya. Tasya begitu bahagia tertawa dan bergelayut manja pada pria tersebut. Namun heran nya Oliver sama sekali tidak bisa menggapai Tasya yang ada di dalam mimpi nya hingga ia berteriak tidak jelas.