NovelToon NovelToon
Jejak Sang Killer

Jejak Sang Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ari Wulandari

Ketika sebuah video mengerikan yang menampilkan mayat manusia yang disiksa dan dibunuh diunggah di internet, polisi tidak memiliki petunjuk apapun mengenai siapa sebenarnya sang pelaku. Mereka meminta bantuan Agam, seorang profiler jenius yang juga seorang profesor termuda di salah satu universitas terkemuka.
Agam menerima tantangan itu. Namun ia tidak menyangka bahwa kasus ini akan membawanya ke masa lalunya yang kelam. Adiknya, Fahmi, menghilang secara misterius beberapa tahun yang lalu, dan sampai detik ini Agam tidak pernah tahu bagaimana nasib adiknya itu.
Apakah ada kaitan antara pembunuh berdarah dingin yang mengunggah video-video maut itu dengan hilangnya Fahmi?
Demi bisa mengungkap segalanya, Agam harus berhadapan dengan kebenaran yang mengejutkan dan menakutkan, sebelum nyawanya sendiri menjadi taruhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ari Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Satu | Chain Of Hatred

“Teddy Lim ... Cha Hyun Sik ... Ahn Seok Yeol ... Coba kalian ingat-ingat lagi. Apa kesamaan yang mereka bertiga miliki?”

Detektif Han berdecak pelan sembari menelengkan kepalanya ke kiri, mencoba mengingat-ingat kembali. “ Ummm ... dari apa yang Jo Yosef katakan saat interogasi, Teddy Lim dan Cha Hyun Sik adalah penyebab dari beberapa jenis pelecehan yang terjadi di Panti Asuhan Harapan.”

Jasmine mengangguk setuju. “Hal yang sama juga berlaku pada Ahn Seok Yeol. Dulu, ketika dia masih bekerja di dekat Panti Asuhan Harapan, Ahn Seok Yeol sebenarnya sudah mengetahui bahwa panti tersebut bermasalah. Baik dari segi fasilitasnya, atau perilaku menyimpang pihak pengelola dan beberapa oknum seperti Teddy dan Cha Hyun Sik, yang secara terang-terangan ditunjukkan untuk menyiksa anak-anak panti. Tapi dia malah lebih memilih untuk menutupinya. Bahkan tak segan-segan untuk ikut serta dalam berbagai macam transaksi yang tidak bertanggung jawab.” Ungkapnya, menambahkan.

“Itu berarti semua korban yang meninggal sejauh ini adalah mereka yang pernah melakukan ke tidak-adilan dan juga penganiayaan di Panti Asuhan Harapan,” Agam menyimpulkan. “Dari sini saja, kita bisa menebak bahwa kemungkinan besar pelakunya adalah korban dari perbuatan mereka di masa lalu.”

Jasmine mengedikkan bahunya. “Meski terlalu dini untuk mengambil kesimpulan, tapi aku setuju denganmu.”

“Aku juga.” Kata Detektif Han. “Dan itu memang sudah jelas, bukan?”

“Dengan kata lain, korban penganiayaan ... adalah tersangka yang kita cari. Sang Killer yang asli.” Agam mengulang kembali pernyataannya dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Situasi di sekitar mereka pun seketika berubah. Yang dalam artian, ketiganya kini berada dalam posisi yang sangat dilematik. Apa yang terjadi saat ini, adalah reaksi berantai dari masa lalu yang kelam dengan rasa kebencian yang sangat mendalam.

Pelaku tindakan kekerasan, penganiayaan, dan ke tidak adilan, mungkin saja bisa melupakan apa yang telah diperbuatnya di masa lalu dengan begitu mudahnya. Tapi tidak dengan korban. Mereka akan selalu mengingat wajah orang-orang yang telah menghancurkannya sampai ia mati.

Sebagian besar mereka yang pernah menjadi korban, mungkin memilih untuk memaafkan. Namun tidak dengan rasa traumanya.

Karena itu juga, tak sedikit dari mereka yang awalnya adalah korban ... akibat rasa sakit dan trauma yang mendalam ... akhirnya berubah menjadi pelaku.

“Haaahh ...,” Detektif Han menghela napas kasar. “Benar-benar sangat sulit untuk dipercaya.”

“Kalau begitu, kita harus segera melakukan penyelidikan dengan mempertimbangkan hal itu juga.” Kata Jasmine.

“Jika kasus ini adalah pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang kaki tangan, maka pelakunya akan mengejar orang-orang yang bertanggung jawab atas pelecehan yang terjadi di Panti Asuhan Harapan.” Ucap Agam, yang kemudian secara tiba-tiba memikirkan tentang Fahmi yang mungkin saja juga telah menjadi korban dari panti asuhan tersebut. Apa mungkin ....

Agam menggelengkan kepalanya. ‘Astaga. Itu tidak mungkin. Apa yang kupikirkan?’ batin Agam meracau hebat.

Pikirannya belakangan ini terasa makin kacau. Ia mulai menyadari, semakin ia melangkah lebih jauh mengenai kasus yang tengah dihadapinya ini, semakin membuat Agam merasa tidak nyaman karena keterkaitan antara kasus ini dengan kehidupan pribadinya. Di mana keberadaan Fahmi yang ternyata memiliki hubungan dengan Panti Asuhan Harapan.

“Jadi, korban telah berubah menjadi pelaku. Tunggu. Yang benar saja. Ini jelas sangat membingungkan.” Resah Detektif Han.

“Ada apa, Tuan Detektif? Kehabisan gula? Biasanya setiap aku atau pun Agam mengalami kebuntuan, kau selalu punya solusi dengan sikap dan kata-katamu yang manis. Apa hari ini hal tersebut tidak berlaku?” Goda Jasmine, setengah mengejek.

Detektif Han salah tingkah. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal, dan berkata, “bukan begitu, hanya saja ... kasus ini ... rasanya sedikit ironis ‘kan?”

Bukan hanya Detektif Han saja yang merasa bingung dan dilema. Tapi Agam dan juga Jasmine. Satu sisi, naluri kemanusiaan mereka mengatakan untuk simpati kepada korban pelecehan di panti asuhan. Tapi di sisi lain, mereka juga berpikir bahwa apapun permasalahannya, sangat tidak dibenarkan untuk melakukan penghakiman sendiri, terlebih dengan melakukan tindakan penghilangan nyawa dengan dalih balas dendam dan sakit hati.

Tapi waktu bergulir semakin cepat. Keadaan yang mendesak memaksa mereka untuk segera mengambil tindakan.

“Kita perlu memutuskan ... Apakah kita hanya akan fokus menangkap korban yang telah berubah menjadi pelaku, atau melindungi pelaku kekerasan yang akan menjadi target dari Killer?” Agam mengajukan dua pilihan dilematik pada Jasmine dan Detektif Han.

“Menurutku kita perlu menjadikan penangkapan pelaku sebagai prioritas utama kita,” pendapat Jasmine. “Mereka mungkin adalah korban penganiayaan di masa lalu, tapi tugas kita hanyalah menangkap pelakunya secepat mungkin.”

“Tapi, bukankah melindungi target incaran Killer selanjutnya, juga menjadi tugas kita?” sanggah Detektif Han, berbeda pendapat dengan Jasmine. Dan hal itu membuat Agam sulit untuk mengambil keputusan.

“Kau benar. Tapi yang kita garis bawahi di sini adalah prioritas kita sebagai penegak hukum. Jika kita tidak segera menangkap pelakunya, akan ada banyak korban lagi yang berjatuhan.” Kekeh Jasmine, tegas.

“Lalu bagaimana dengan target berikutnya? Bagus jika kita bisa menangkapnya secepat yang kita mau. Kalau tidak? Nama kita sebagai penegak hukum akan tercoreng karena lalai melindungi warganya.” Detektif Han turut bersikeras, tak mau mengalah.

“Kalau kau sendiri, Gam?” Jasmine beralih pada Agam. “Apa pendapatmu? Kau sepemikiran denganku, atau Detektif Han?”

“Katakan, Seonbae? Apa pendapatmu?”

Detektif Han dan Jasmine kompak memandangi Agam, menunggu keputusan apa yang akan dibuatnya.

“Kalau menurutku, sebaiknya yang kita lakukan adalah melindungi siapa pun menjadi target berikutnya. Yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas pelecehan dan tindak kekerasan di masa lalu,” jawab Agam, dengan jawaban diplomatis dan lugas. “Sama seperti yang telah kita lakukan pada Shin Hye Ra, yang akhirnya kita bisa menangkap Jo Yosef ... bagaimana jika dengan cara yang sama, kita bisa mencegah terjadinya kematian lebih lanjut?”

‘Mungkin juga dengan cara itu, aku bisa menemukan Fahmi’ Agam kembali membatin.

Jasmine terdiam sebentar sembari menggigit bibir bawahnya. Lalu semenit kemudian, usai aksi diam-diaman karena lagi pada sibuk dengan ponsel masing-masing, ia pun berkata, “Baiklah. Aku rasa yang kau katakan itu kemungkinannya adalah benar. Kita perlu mencegah situasi semakin parah, di mana korban berubah menjadi pelaku.”

Detektif Han mengangguk semangat. “Ayo kita lakukan dengan caramu, Seonbae!”

Jasmine yang melihat reaksi Detektif Han sedikit berlebihan, membuatnya menghela napas panjang sembari menyilangkan kedua lengannya ke depan. “ Entah ini hanya perasaanku saja atau bukan, tapi sepertinya aku mulai bisa mendengar komentar-komentar masyarakat di telingaku, bahwa kita melindungi orang yang salah ....”

“Ini hanya masalah waktu saja, sampai kita berhasil menangkap pelakunya,” kata Detektif Han dengan kepala dingin, tak ingin tersulut akan kalimat Jasmine yang mulai terdengar sarkas.

“Oh, benarkah? Aku harap begitu.” Timpal Jasmine.

“Oke. Bisakah kita kembali fokus?!” Ucap Agam, yang mulai merasa keduanya akan terus berdebat tanpa henti jika dibiarkan saja. “Waktu kita tidak banyak. Guys?”

Jasmine dan Detektif Han secara bersamaan memalingkan wajahnya, dan berkata, “maaf.”

“Bagus. Jadi, sampai di mana pembahasan kita tadi?”

...***

...

1
SUCIATI -
bolak balik blm ada update kk
Kirana~
Sedikit koreksi.
Tidak boleh memegang mayat tanpa sarung tangan. Selain dapat merusak barang bukti dengan sidik jari, bisa juga tertular penyakit dari mayat.
haku gaming
reccomended bnget buat yang suka novel detektif dgn jln cerita yang beda!
love it!
haku gaming
kasian agam, kyk kena panik attack gitu gak sih?
Adam zaheer
dududu...lnjut bosq! jgn bkin penasaran sma klnjutan crtanya...
Adam zaheer
menyala professor Agam!
Adam zaheer
aku datang lagi! wah Makin seriously aja nich critanya...
haku gaming
wah jadi mkin gak sabar ma masa lalunya fahmi. cepetan lanjut thor!
haku gaming
jangan2 fahmi ini bkn sodaranya agam
haku gaming
next,next, next!
haku gaming
Rese' juga nih pak polnya./Speechless//Speechless/
Adam zaheer
seorang Agam dilawan 😂😂
Adam zaheer
Agam ma yeon woo pacaran ya?
Adam zaheer
kereen Thor! lanjut!
Adam zaheer
hahaha🤣🤣
Adam zaheer
yayyaya...ggogoo Agam!
Adam zaheer
lanjutkan Thor!
Adam zaheer
wah..kereen. ni authornya pernah jadi dokter forensik app gmn ya?
haku gaming
kali ini agak2 merinding disko bacanya. kereen! next...
haku gaming
ngeriii!! the redroom vibes
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!