NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Mendadak Suami Istri

 "Assalamualaikum."

  Pak RT dan para pemuda setempat yang kini sudah berada di depan pintu rumah Jabar, mengucap salam dengan kompak. Jabar menyambutnya dengan senang hati tanpa rasa gugup.

  "Waalaikumsalam. Pak RT, tumben nih banyakan begini, ada apa?" kerung Jabar pura-pura tidak paham, padahal firasatnya mengatakan, Pak RT dan beberapa pemuda itu mau menyelidiki dirinya yang membawa masuk perempuan ke rumah.

  Jabar mengangguk ramah dan hormat pada Pak RT dan pemuda-pemuda yang kebetulan masih teman nongkrong Jabar sesekali jika dia pulang kerja.

  "Sebelumnya kami mau minta maaf nih, Bang. Kami kemari karena tadi saat lu pulang kerja, tanpa sengaja kami melihat elu bawa cewek ke dalam rumah. Setahu kami kan elu kagak menikah dan hidup sendirian. Jadi atas kecurigaan kami tadi, kami menduga Abang bawa cewek yang bukan muhrim ke dalam rumah. Bagaimanapun juga, kita semua harus menjaga kampung ini dari perbuatan yang mungkar, selagi kami melihat, kami harus berusaha mencegahnya," ujar salah satu pemuda setempat merasa tidak suka karena melihat Jabar memasukkan seorang perempuan ke dalam rumahnya.

  Sebelum menjawab, Jabar mengulas senyum setenang mungkin. "Ohhh, itu? Sebelumnya saya juga minta maaf sama Pak RT dan lu semua. Karena atas kejadian ini, membuat kalian semua merasa tidak nyaman. Gua senang banget jika Pak RT dan lu semua mendatangi gua dan menegur gua. Itu sangat bagus untuk kenyamanan kampung ini. Gua memang benar bawa cewek. Tapi cewek itu bini gua," akunya tanpa rasa gugup.

  "Bini? Kapan elu kawin, ehhh maksud gua nikah?" kejut salah satu pemuda heran. Yang lain pun ikut heran, termasuk Pak RT.

  "Sebetulnya gua sama bini gua sudah menikah siri kurang lebih seminggu. Itu mangkanya kenapa gua minggu yang lalu kagak ada di mari, karena ngurus-ngurus pernikahan gua sama bini gua di rumah tantenya, di Bekasi." Jabar menjelaskan.

  "Lah, ngapain Nak Jabar menikah siri, bukan nikah resmi saja sekalian?" tanya Pak RT terdengar penasaran.

  "Ada banyak pertimbangan antara saya dan bini saya, Pak RT. Sebentar ya, saya ambil buktinya kalau kami sudah menikah." Jabar bergegas menuju kamarnya yang berada di lantai bawah untuk mengambil kertas bermaterai tadi yang sudah ditanda tangani olehnya juga Clara, dan saksi fiktif yang dibikin Jabar.

  Setelah keluar dari kamar, Jabar memanggil Clara untuk turun.

  "Sayang, turunlah! Pak RT dan beberapa tetangga ingin berkenalan," panggil Jabar ditujukan pada Clara yang kini sedang tertegun di sofa lantai atas seraya mendengarkan dengan seksama setiap apa yang dibicarakan Pak RT dengan Jabar.

  Clara perlahan bangkit, mengikuti perkataan Jabar sesuai yang diarahkan Jabar sebelum Pak RT dan sebagian warga datang. Clara menuruni tangga dan menghampiri Jabar dengan jantung berdebar.

  "Nah ini dia bukti secara sah pernikahan siri saya bersama bini saya. Kenapa saya dan bini saya menikah siri dulu sebelum menikah resmi? Kami terpaksa menjalaninya, tapi bukan karena kecelakaan, melainkan memilih jalan aman saja." Jabar menjeda sejenak ucapannya ketika Clara sudah berada di sampingnya.

  "Sayang, kenalkan ini Pak RT dan tetangga kita di kampung ini," ucap Jabar mesra, memperkenalkan Clara pada Pak RT dan pemuda-pemuda itu. Clara dengan tenang tapi malu-malu mencoba memperkenalkan diri pada mereka semua dengan sopan.

  "Clara," ucapnya seraya menangkup tangan di depan dada.

  "Sebulan yang lalu, bini saya datang ke kota Bekasi, karena ada panggilan kerja di pabrik yang sama dengan saya. Datanglah dia ke kota ini, dia mendatangi saudaranya dan tinggal sementara di rumah tantenya alias saudara sepupu almarhum ayahnya."

  "Berhubung jarak Bekasi dan Cikarang jauh, saya merasa kasihan. Lalu saya berpikir untuk mencarikan kontrakan dekat sini, tapi kok dipikir-pikir sayang banget. Daripada ngontrak mending saya ajak tinggal bersama di rumah, tapi kan belum boleh. Akhirnya saya ambil jalan nekad, yaitu mengajak dia menikah siri. Lagian dia memang sudah tidak nyaman tinggal sama tantenya di Bekasi," lanjut Jabar.

  "Sebentar, pertanyaan kami belum terjawab, selain ambil jalan nekad dan kasihan karena jarak rumah ke tempat bekerja jauh, motif lain yang lebih menguatkan dari pernikahan siri ini terjadi, apa?" selidik Pak RT masih belum puas dengan penjelasan Jabar.

  "Begini ceritanya Pak RT. Sebetulnya kami ini sudah berpacaran selama setahun, tapi jarak jauh. Saya di Cikarang, sementara bini saya di Bogor. Pada saat saya memutuskan untuk menikahinya, rupanya bini saya masih ada saudara dari atas bapaknya yang senasab, tapi berhubung saudaranya masih menjadi buruh migran di Brunei, terpaksa kami menunda pernikahan resmi kami sampai beliau pulang ke kampung halaman bini saya di Bogor," terang Jabar, lagi-lagi ngarang bebas. Pak RT manggut-manggut.

  Jabar bukan tidak was-was dengan semua kebohongannya, tapi demi melindungi dirinya dan Clara, terpaksa Jabar mengarang cerita pada Pak RT dan para pemuda yang kini berada di depan rumah Jabar.

  "Wah pantas, seminggu yang lalu, elu kagak ada di mari Bang, rupanya elu menikah di Bekasi," seru yang lain.

  "Yoi. Gua sempat bingung juga awalnya. Tapi, gua kasihan sama bini gua, jarak rumah ke pabrik sangat jauh. Memang angkot ada, tapi kalau pulang malam dan hari hujan otomatis angkot-angkot itu pada mogok jalan karena hujan lebat. Akhirnya gua ajak nikah siri dulu, biar dia aman ketika gua ajak tinggal serumah."

  "Lalu kapan nikah resminya Nak Jabar?" tanya Pak RT.

  "Kemungkinan enam bulan ke depan Pak RT. Namun, jika saudara dari Bapaknya masih belum kembali, terpaksa kami mau ambil wali hakim saja," tutur Jabar meyakinkan, seolah sudah sering melakukan sandiwara, padahal sumpah demi apapun, Jabar baru kali ini melakukan karangan bebas di depan seorang RT dan beberapa pemuda yang merupakan teman tongkrongannya.

  "Ohhh, seperti itu? Syukurlah kalian sudah menikah walau masih siri. Itu lebih bagus daripada tinggal satu rumah tapi tanpa ikatan pernikahan," ujar Pak RT seraya memberikan kembali bukti pernikahan siri antara dirinya dan Clara. Bukti kertas bermaterai dan keterangan Jabar, cukup meyakinkan RT dan para pemuda yang ikut mendatangi rumah Jabar karena merasa curiga.

  "];;Iya, Pak RT. Mohon maaf jika kedatangan bini saya ke rumah ini membuat Pak RT dan elu-elu semua tidak nyaman. Sebetulnya gua mau laporan sama Pak RT malam ini juga jika hari tidak hujan. Berhubung tadi hujan, terpaksa saya tunda laporan saya pada Pak RT. Namun, nasib baik Pak RT datang duluan," ujar Jabar meyakinkan.

  "Baiklah, jika begitu, maafkan kami yang telah gegabah menuduh Nak Jabar yang tidak-tidak. Kami mohon maaf, ya, Neng. Kami hanya jaga-jaga supaya lingkungan di sini nyaman dan tetap pada koridor yang sesuai norma."

 "Tidak apa-apa Pak RT. Dan terimakasih atas kedatangannya sehingga saya bisa mengenal Pak RT dan Abang-abang semua," ujar Clara menimpali dengan malu-malu sembari mengangguk hormat.

  Mendengar Clara berbicara, hati Jabar seketika berdesir hebat, dia seakan sedang benar-benar didampingi seorang istri.

  "Kalau begitu kami pamit dulu. Mohon maaf telah menggangu," ujar Pak RT seraya beranjak.

  "Rupanya pengantin baru. Baiklah kami lebih baik pergi daripada ganggu elu yang mau malam mantenan," seru salah satu pemuda sembari tersenyum.

  "Ok, bro. Terimakasih, ya. Nanti kalau ketemu bini gua di jalan, jangan diganggu," ujar Jabar diakhiri tawa sembari menyodorkan satu renteng kopi buat pemuda-pemuda itu yang sesekali menjadi teman nongkrong Jabar di pos ronda, untuk ngopi.

"Ok, makasih Bang. Selamat bersenang-senang," teriak salah satu pemuda pada Jabar sembari mesem.

  Setelah kepergian Pak RT dan para pemuda kampung itu, Jabar merasa lega. Jabar tiba-tiba memeluk Clara tanpa sadar saking gembiranya karena telah berhasil meyakinkan Pak RT dan teman-teman.

Apa yang akan terjadi selanjutnya setelah mereka diketahui telah menikah siri oleh Pak RT dan sebagian warga?

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!