NovelToon NovelToon
Cermin Warisan

Cermin Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zulia Almanshur

Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .

" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Kabar Bahagia

" Vi , bareng aku aja , sekalian aku mau ketemu ibu kamu " .

" Ta tapi .. " .

" Sudah gak pa pa , aku juga sudah ijin bapak kamu kalau mau nganter kamu pulang " .

Aku tak menolak dan menurut saja duduk di atas motor nya .

" Helm nya Vi " .

" Eh iya " . AKu lagi - lagi kok ya gugup padahal cuma di bonceng di atas motor nya .

" Dasar ge er " . Ujarku pelan sambil menoyor kepala ku sendiri .

" Apa Vi ? " .

" Eh , ndak ada kok " .

Selama di jalan kami tak lagi ada percakapan sampai tiba di rumah .

" Assalamu'alaikum " .

" Wa'alaikum salam " .

Aku mengajak Galuh masuk terlebih dahulu sebab ibu sedang melayani beberapa pelanggan nya .

" Itu tadi calon nya Viya ya jeng ? " . AKu mendengar salah satu pelanggan bertanya pada ibu .

" Oh itu tadi anak nya temen mas Sadimun jeng , mungkin ada perlu sama mas Sadimun " . Jawab ibu sepeti nya sengaja mencari alasan yang aman .

" Kirain calon mantu mu jeng , kan gak pa pa kalau kami - kami ini di kasih bocoran calon mantu nya hehehe " .

Tak ku dengar lagi ibu menjawab mungkin malas saja menanggapi nya . Ku lirik Galuh tampak tak terganggu dengan obrolan barusan , santai banget ini orang pikir ku .

" Sebentar ya aku buatin minuman dulu , cuaca panas gini jadi pengen minum es " . Ujar ku pada Galuh , dia hanya tersenyum dan mengangguk saja .

Duh senyum nya itu loh , belum bikin es saja rasa nya aku yang akan meleleh . Tak mau lama - lama aku pun segera ke dapur kebetulan ada timun suri , jadi pas banget kalau di bikin es nih pikir ku .

Dari dapur aku dengar suara ibu sedang mengobrol dengan Galuh , seperti nya para pelanggan nya sudah pulang .

" Kalau memang harus begitu ya mau gimana lagi , sebetul nya ibu sendiri juga bingung kenapa Viya alami ini , Bapak juga ndak pernah cerita apa - apa jadi ibu juga baru tau setelah Viya cerita yang sudah di alami nya " .

" Ibu doakan saja mudah - mudahan saya bisa bantu Viya nanti nya untuk menyelesaikan semua nya sebab seperti nya yang akan kami hadapi bukan lah hal kecil dan perjalanan kami pasti akan teras berat , jadi mohon doanya ya bu " .

" Pasti itu le , yakin saja kalau gusti Allah akan selalu membantu setiap kesulitan yang akan kalian hadapi , yang penting jangan pernah tinggal kan sholat " .

" Iya bu " .

" Wah serius nih kayak nya " . Aku membawa tiga gelas ukuran 500 mili es timun suri dan dua toples makanan ringan .

" Kamu buat es timun suri nduk ? " .

" Hehehe , iya bu nemu di kulkas " .

" Lha ya ndak pa pa , ibu cuma lupa kalau menaruh timun suri pemberian ibu nya Galuh di kulkas " .

" Ayo di minum dulu es nya , nih ada camilan juga jangan sungkan - sungkan " . Ujar ku sembari menyodorkan nya pada Galuh .

" Nduk kapan rencana nya kalian akan berangkat ke desa Simo Kuning ? " .

" InsyaAllah besok pagi bu sekalian mampir dulu ke toko kue bu Andri " .

" Kalian mau bawa bekal kue ? " .

" Mm .. bu Andri ini pemilik kalung mawar hitam bu " . Jawab Galuh .

" Galuh benar bu , bu Andri ini pelanggan baru Viya yang ternyata pemilik kalung itu juga " .

Entah kenapa dia tak marah kalau aku panggil dia Galuh padahal umur nya di atas ku tiga tahun , habis nya aku rasa aneh aja kalau manggil dia mas .

" Alhamdulillah Allah mempermudah kalian menemukan pemilik kalung itu , ibu cuma visa doakan kalian sebab ibu sendiri juga ndak tau mau bantu kalian apa " .

" Makasih ya bu , oh iya bu saya bawa ini tadi dari ibu " . Galuh mengeluarkan sesuatu yang di bungkus kantong kertas dari tas punggung yang dia bawa . Aku bahkan baru menyadari kalau dia membawa tas itu tadi .

" Apa ini le ? " .

" Ibu buka saja " .

Ibu pun menurut dan membuka bungkusan itu . " MasyaAllah " .

Aku pun kepo benda apa yang sudah membuat ibu tampak begitu bahagia seperti itu karena aku belum bisa melihat nya .

" Bagus banget ini nduk , coba liat sini " .

Aku mendekat ke arah ibu dan melihat benda apa yang ada di dalam kantong kertas itu .

" MasyaAllah ibu , ibu dan bapak akan berangkat umroh ? " . Di dalam kantong kertas itu terdapat dua buah buku panduan umroh dan jadwal manasik .

" Ibu justru ndak tau tentang ini nduk , seperti nya semua sudah di atur orang tua Galuh " .

Mata ku beralih pada Galuh yang tersenyum menatap ibu .

" Iya bu itu betul , jadi bapak sama ibu tinggal poto untuk paspor nya saja nanti " .

" MasyaAllah , baik betul kedua orang tua mu le , oh ya nduk cepat hubungi bapak mu siapa tau sekarang sedang ndak sibuk " .

Aku pun mengirim pesan pada bapak sebelum menelepon nya , biasa nya bapak akan menelepon balik jika sudah ada waktu senggang .

KRIIING ! KRIING !!

Ponsel ku berdering di layar nya tertera nomer bapak , langsung saja aku menerima panggilan tersebut dan sengaja mengeraskan suara nya .

" Assalamu'alaikum pak " .

" Wa'alaikum salam nduk , ada apa ? " .

" Biar ibu yang bicara pak , ini Viya keraskan suara nya , ibu juga mendengar bapak kok " .

" Iya bu , ada apa ? " .

" Pak , ini loh nak Galuh ke sini ngantar berita bahagia buat kita " .

" Ada berita bahagia apa bu kok sampai kedengaran mau nangis gitu " . Ledek bapak di seberang sana .

" Bapak iki piye tho di kabari kok malah ngeledek , ini loh pak orang tua Galuh mendaftarkan kita umroh pak " .

" MasyaAllah , Alhamdulillah , Galuh masih di situ bu ? " .

" Masih pak , bapak bicara saja anak nya juga denger bapak kok " .

" Assalamu'alaikum pak " . Galuh menyapa bapak .

" Wa'alaikum salam le , tolong sampaikan ke kedua orang tua kamu ya , bapak dan ibu sangat bahagia , sampai bingung ini bapak gimana cara balas nya " .

" Baik pak , Galuh sampaikan nanti , kedua orang tua saya sebelum memberikan ini tadi sudah bilang kalau bapak sama ibu memang ndak boleh menolak nya sengaja di daftarkan umroh sekalian biar bisa berangkat umroh sama - sama kalau nunggu daftar haji pasti kelamaan " .

Aku melirik ibu yang mata nya sudah mulai mengembun .

" Ya sudah , maaf ya le bapak ndak bisa lama - lama teleponnya masih jam kerja , Assalamu'alaikum " .

" Baik pak , wa'alaikum salam " .

" Ibu kok malah nangis " . Ledek ku gantian setelah bapak tadi yang sempat meledek .

" Kamu itu sama aja katak bapak mu meledek ibu terus , ibu ini terharu akhir nya impian ibu ke rumah Allah akan kesampaian " .

" Maka nya ibu yang sehat - sehat terus ya , biar nanti berangkat umroh nya juga bisa lebih di nikmati " .

Ibu memeluk ku , aku jadi merasa bersalah karena masih saja merepotkan kedua orang tua , seharusnya aku yang bisa memberangkatkan umroh untuk mereka berdua .

1
Zulia Almanshur
makasih banyak , mohon dukungan nya ya .. nanti pasti mampir kl sudah senggang
Erlina Arlena
ceritanya bagus, aku suka, semangat thor
Zulia Almanshur: makasih banyak , mohon dukungan nya ya kak .. masih oemula 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak
Zulia Almanshur: Salam kenal juga kak Anita .. waah .. sudah senior nih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!