seorang wanita yang memiliki sifat pendiam ternyata memiliki khas pesona tersendiri,sehingga menarik perhatian peria,termasuk kakak sepupunya sendiri.
keceriaannya hilang seketika ketika kakak sepupunya membuatnya sangat trauma.
ingin tau yuk ikut i terus keseruan ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Naseha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 ; Ujian Sovia.
setelah puas Bram langsung pulang, tanpa belas kasihan sedikit pun terhadap Dika.
kejam memang iya, Bram memang sengaja untuk tidak memperdulikan Dika, namun yang sebenarnya nalurinya hati kecilnya masih tidak tega apa lagi Dika adalah satu-satunya anak laki-laki yang ia asuh dari kecil meski pun bukan anak kandung sendiri.
hari ini adalah hari rabu bertepatan dengan hari ujian kelulusan Sovia, melihat kondisi Sovia saat ini memang tidak memungkinkan jika ia harus mengikuti ujian di sekolah.
maka dari itu hari ini Sovia mulai melaksanakan ujian di rumah yang di awasi oleh satu orang guru yang memang di khususkan untuk memandu dan mengawasi Sovia.
bukan hal yang mudah setelah apa yang terjadi pada Sovia, tentunya setelah kejadian itu Sovia jarang atau tidak pernah membuka sekedar membaca buku pelajaran sekolahnya.
namun hari ini mau tidak mau Sovia harus tetap mengikuti ujian kelulusan, hamparan kertas putih berisi tulisan adalah hidangan untuknya hari ini.
Sovia tampak tenang memandangi hidangan tersebut seakan ia mulai menikmati hidangan tersebut malah iya melengkapi dengan alat tulis yang baru ia keluarkan dari kotak pensil nya, ya tentunya pensil dan pena adalah alat pelengkap untuk nya.
semua orang yang memandangi Sovia hari ini penuh dengan gelisah, tak terbayang akan bagaimana jadinya jika Sovia benar-bener melupakan semua pelajaran yang selama ini sudah pernah Sovia pelajari.
"ya Allah permudah lah apa yang sedang anak ku kerjakan hari ini, karena aku tau tiada yang mustahil bagi mu dengan kunfayakun mu aku percaya semua akan Sovia lalui dengan baik, terus lah berusaha nak...ibu akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk mu".
doa ibu nya tiada putus sakan air yang mengalir tanpa di minta, namun tetap terus mengalir bahkan dengan derasnya.
perasaan khawatir tetap saja menyelimuti perasaan ibunya, namun saat ini yang dapat ibunya lakukan hanyalah diam dan menyaksikan dengan tenang.
Sementara Bram tentu perasaan ya sedang tidak karuan, di bagi dua dengan Dika yang memang semenjak kejadian yang menimpa putrinya karena ulah Dika, namun sesungguhnya Bram tidak tega.
"andai saja kau tau kasih sayang ku tidak melampaui batas, namun untuk saat ini aku harus merelakan kepergian mu karena dirimu sudah sanggup untuk menghancurkan hati ku sehancur-hancurnya".
perasaan Bram terus bergamin sambil terus menatap ke arah Sovia, tentu dengan tatapan kosong karena benaknya sudah terlalu banyak memikirkan semua ujian dalam hidupnya.
dalam satu sisi dia merasa gagal menjadi seorang ayah yang selalu dapat melindungi putrinya dan selalu ada di saat putrinya membutuhkan.
penyesalan tentu yang ia rasakan saat ini, melihat trauma anaknya justru membuat dirinya menjadi semakin terpuruk.
namun walau begitu hari akan tetap berjalan, bukanya memandang iba terhadap masalah yang sedang keluarga Bram rasakan, bukan tanpa isyarat justru dunia memaklumi karena memang sudah tugasnya.
beratnya tugas seorang ayah adalah dia harus berpura-pura dalam kesehariannya.
berpura-pura kuat di hadapan anak dan istrinya,
berpura-pura bahagia di depan dunia, ya ini lah tugas nya, namun semua yang Bram lakukan demi kebaikan keluarganya.
waktu terus berjalan sampai lah satu jam berlalu dan ujian Sovia segera usai, setelah itu Sovia segera mengumpulkan lembar soal dan lembar jawaban.
setelah guru meneliti betapa terkejutnya Sovia menjawab dengan rapi bahkan tidak ada satu pun Soal yang ia lewatkan.