Iklas Dalam Takdir

Iklas Dalam Takdir

Bab 01 ; Di sekolah

Sovia adalah salah satu siswi di sekolah dasar,Sovia juga termasuk salah satu gadis di kelas 6 yang pendiam sikapnya yang tidak terlalu banyak bergaul dengan teman-temannya membuat teman-temannya lebih memilih menghindar dari Sovia.

di saat matahari tengah bersemangat nya untuk menjulang di langit,di situ juga Sovia sedang berpacu dengan waktu sekitaran pukul 07.00 wib Sovia selalu menyusuri jalan yang berbatuan.

sepanjang jalan ia susuri tanpa ada henti sampai ia dapat menempuh tujuan yang ia inginkan,di sepanjang jalan telah terpapar beberapa pepohonan yang menjulang tinggi dan dedaunan seiring seolah menyapa.

tak heran juga banyak orang berlalu lalang untuk sekedar mencari rezeki atau bertani di ladang,dengan ramahnya Sovia sering kali menyapa orang yang berpapasan dengannya.

sekitar setengah jam Sovia telah sampai di sekolahnya dengan prestasi ia adalah satu-satunya siswi yang selalu berangkat lebih awal dan tepat di depan pintu gerbang mau masuk ke kelas ternyata sudah berdiri pak Ahmad dengan tugasnya sebagai satpam sekolah.

 dengan ramahnya Sovia menyapa pak Ahmad yang tenga duduk di samping pintu gerbang dengan seduhan segelas kopi.

"pagi pak....sedang sarapan ya?.."

"eh non Sovia hehe nggak kok non ini cuman menyeduh segelas kopi biar semangat".

setelah mendengar jawaban pak Ahmad,Sovia lalu melanjutkan perjalanan menuju kelasnya,sesampainya di kelas Sovia selalu rajin membersihkan kelas meskipun tidak jadwalnya untuk piket kelas.

setelah usai ia menyapu,mengelap kaca dan menata buku di atas meja guru,Sovia lanjut menuju perpustakaan untuk sekedar membaca buku sambil menunggu teman-teman datang.

sesampainya ia di perpustakaan betapa ia do kejutkan dengan adanya seseorang yang berdiri tegak menghadap ke depan rak buku,sosoknya tinggi dan gagah.

setelah mengucap salam Sovia kalau melangkahkan kaki untuk menuju ruang perpustakaan dan peria tersebut sedikit terkejut dengan kedatangan Sovia.

"Assalamualaikum,maaf mengganggu pak"

"oh ternyata kamu Sovia ku kira tadi siapa yang datang".

dan ternyata pria tersebut adalah guru bahasa indonesia yaitu adalah pak Hendra,kembali Sovia menyapa dengan ramah dan mengambil satu buah buku untuk di baca.

"Sovia kelihatan nya kamu sering berkunjung ke perpustakaan ya?..."

tanya pak Hendra yang menyadari di sekitar ruang perpustakaan terlihat sangat rapi dan bersih dan Hendra menyangka kalau yang membersihkan ruang perpustakaan adalah Sovia juga,karena setau Hendra Sovia yang membersihkan ruang kelas berarti Sovia juga yang membersihkan ruang perpustakaan.

mendengar pertanyaan pak Hendra,Sovia hanya menganggu kan kepala dan segera meninggalkan pak Hendra yang tengah sibuk mencari-cari sebuah buku untuk di baca.

seketika pak Hendra menyangka bahwa pertanyaannya menyinggung perasaannya,tapi pak Hendra menanggapi biasa saja karena memang kebiasaan Sovia seperti itu.

sekitar beberapa menit berlalu akhirnya Sovia telah usai membaca buku dan mengembalikan buku ke perpustakaan.

tak selang beberapa lama akhirnya para siswa-siswi sudah berkumpul di ruang kelas masing-masing dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

lain dengan Sovia yang hanya duduk menyendiri dan sibuk dengan dirinya sendiri,membuat teman-temanya tidak ingin bertanya dengan nya,meski seperti itu Sovia tampak tenang dan damai dengan diri sendiri tanpa ada satu pun orang yang mengganggunya.

sifat Sovia seperti itu membuat banyak teman-teman di kelasnya tidak menyukainya,pada hal apa yang Sovia lakukan memiliki alasan tersendiri,Sovia sering kali merasa minder dengan teman-temannya yang di anggap lebih baik dari pada dirinya,merasa iri justru tidak,namun memang Sovia memilih menghindar dari mereka,bahkan karena sifatnya sering kali membuat beberapa dari mereka membencinya dan bahkan sering membelinya sedangkan Sovia hanya terdiam bahkan tidak berani melakukan apa-apa bahkan hanya sekedar melaporkan perbuatanya kepada gurunya Sovia tidak memiliki keberanian.

hanya buku diary nya lah yang menjadi teman satu-satunya bahkan menjadi tempat curhatnya,setiap hari apa yang ia rasakan selalu ia tulis di dalam buku tersebut.

sampai saat istirahat jam pertama Sovia meninggalkan bukunya di dalam kelas dan ternyata di dalam kelas terdapat beberapa siswa-siswi yang sangat membenci Sovia,hingga mereka merencanakan kegiatan jahilnya kepada Sovia.

seketika mereka terkejut melihat isi tulisan yang ada di dalam buku Sovia,karena semua kejahatan yang mereka lalukan tertulis rapi di dalam buku tersebut,membuat mereka menjadi menjadi semakin membenci Sovia dan memilih untuk membuang buku tersebut ke dalam tong sampah.

setelah Sovia selesai menghabiskan jajan nya yang di beli di kantin lalu Sovia bergegas menuju kelas,di tengah perjalanan ia menuju kelas langkahnya di hentikan dengan empat orang siswi yang menatapnya dengan tajam.

Sovia yang merasa bingung melihat mereka hanya terdiam dan berusaha menghindar dari mereka meski pun Sovia tidak melakukan kesalahan,namun tetap saja Sovia merasa takut dengan keberadaan mereka.

"kamu kenapa Sovia,upp...pasti kamu merasa takut ya akan kami apa-apakan?...,udah lah gak usah takut mending kamu ikut kami sekarang"

firasat Sovia menjadi semakin tidak enak entah hal apa yang akan mereka lakukan kepa nya,Sovia hanya bisa pasrah saja atas paksaan dari mereka.

setelah itu Sovia di anaknya masuk ke dalam kelas dan betapa terkejutnya Sovia yang melihat buku diary nya sudah di buang ke dalam tong sampah,dengan ekspresi marah dari mereka Sovia hanya tertunduk lemas takut akan di apa-apakan oleh mereka.

"Sovia sekarang kamu jelaskan apa yang kamu tulis dalam buku itu,jangan membuat kami murka dan tangan ini mencekik lehermu".

bentak salah seorang dari mereka membuat Sovia menjadi semakin takut dan jantung nya mulai berdebar dengan kencangnya,dengan suara terbata-bata Sovia mencoba menjawab dengan bahasa yang baik.

"itu haya isi dari perasaan ku dan hal apa yang ku alami semuanya ku tulis dalam buku tersebut karena aku tidak memiliki teman untuk mencurahkan isi hatiku dan sekedar untuk membuat ku menjadi sedikit lebih lega".

mendengar jawaban dari Sovia bukanya mereka merasa iba kepada Sovia,tapi malah amarah mereka menjadi-jadi membuat Sovia benar-benar merasa ketakutan sampai meneteskan air mata.

beruntung belum sempat mereka melukai Sovia seketika mereka terkekeh ketika melihat guru olahraga sedang berdiri di depan pintu kelas dan mereka pun berhamburan menuju bangku masing-masih.

lain dengan Sovia yang berjalan dengan kali gemetar menuju bangkunya membuat suasana hening sesaat,mereka semua takut Sovia akan melaporkan atas hal apa yang mereka lakukan terhadap Sovia,namun di luar dugaan ternyata guru olahraga sangat membenci Sovia,bukannya simpati guru tersebut malah membentak Sovia.

"kamu ini niat belajar atau tidak sih....sudah tau teman-temannya duduk dengan rapi tapi kamu malah keluyuran,sekarang juga kamu pergi ambil sampah dan jangan masuk sebelum halaman bersih".

mendengar bentakan dari guru Sovia hanya bisa nurut meskipun kondisi badannya sedang tidak fit dan teman-temannya yang mendengar Sovia di marah i malah hanya bisa tertawa dan menghina.

Terpopuler

Comments

Abi Zar

Abi Zar

mampir nich kak,salam dari pemula nich

2024-03-20

2

Aegis Aetna

Aegis Aetna

mulai mampir.

2024-03-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!