Yaa Habibi

Indah yang menyadari Gus Azzam mendekat pun langsung membalikkan badannya, ia ingin keluar dari kamar ini.

"Mau kemana, hm?" Tanya Gus Azzam meraih tangan Indah, berniat untuk menjahili istri kecilnya.

"Ke-keluar, Gus. "

"Keluar bawa handuk?"

"Indah M-mau mandi, G-gus. " Jawab Indah terbata tanpa melihat kearah Gus Azzam.

"Yasudah ayo. "

"A-ayo? Kemana G-gus?"

"Mandi."

"I-Indah bisa m-mandi sendiri, Gus. "

Gus Azzam melepaskan genggamannya saat disadarinya istri kecilnya mulai gemetar takut. Gus Azzam membalikkan tubuh Indah, mencium pipinya sekilas.

"Jangan terlalu lama mandinya, nanti kamu bisa demam. " Ucap Gus Azzam.

"I-iya, Gus. "

🦋🦋🦋

Indah keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju tidur longgar nya dan juga hijabnya. Ia melihat Gus Azzam yang meletakkan guling ke sisi ujung tempat tidur kingSize-nya.

"Sudah mandinya? " Tanya Gus Azzam dan diangguki oleh Indah.

Indah berjalan kerah kopernya dan mengambil selimutnya, kemudian berlalu melewati Gus Azzam. Namun belum sempat Indah keluar, suara Gus Azzam sudah menghentikannya.

"Mau kemana? "

"Mau ke Ummi, Gus. " Jawab Indah polos sambil menunduk.

"Ngapain ke Ummi, ini sudah malam. Ayo tidur. " Gus Azzam duduk ditepian tempat tidurnya.

"Indah tidur sama Ummi. " Jawab Indah tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.

Gus Azzam menaikkan satu alisnya mendengar Indah yang akan tidur dengan Ummi.

"Kenapa tidur sama Ummi? Tidur sama saya saja. " Gus Azzam mulai memaksa, ia tidak ingin tidur sendiri.

"Indah tidur sama Ummi, kata Ummi nanti Gus Azzam tidurnya sama Abi saja. " Jawab Indah dengan polos.

Gus Azzam membelalakkan matanya, ia tidak ingin tidur dengan Abi Umar. Gus Azzam ingin bersama dengan istri kecilnya, Indah.

"Kamu sama saya saja, biar Abi sama Ummi. " Gus Azzam berdiri hendak meraih tangan Indah, namun Indah langsung berlari keluar hingga Gus Azzam belum sempat meraihnya.

"Jangan lari. " Gus Azzam mengejar Indah yang berlari menuruni anak tangga.

"Indah mau tidur sama Ummi, Gus. " Ucap Indah agak kencang sambil berlari.

"Kamu tega membiarkan saya tidur sendiri, Zaujati?" Gus Azzam mengejar Indah kerah ruang tamu ndalem.

"Gus Azzam tidur dengan Abi. " Indah mengelak saat Gus Azzam hampir bisa meraihnya, mereka kejar-kejaran mengitari ruangan.

"Saya tidak mau. " Tolak Gus Azzam cepat. "Saya maunya dengan istri saya, jangan lari kamu!"

"Tapi Indah mau Gus, Gus Azzam tidur dengan Abi saja. " Ucap Indah sedikit memelas.

Gus Azzam mencoba meraih Indah, dan kali ini usahanya berhasil. Ia menarik tangan istri kecilnya hingga menambrak dada bidangnya, kemudian Gus Azzam menjatuhkan tubuh Indah ke sofa dan mengurungnya dibawah Gus Azzam.

"Saya tidak menerima penolakan. "

Indah diam membatu, nafasnya pun ikut tercekat. Gus Azzam menatap Indah dengan intens. Jarak wajahnya dengan wajah Gus Azzam yang hanya beberapa senti membuat Indah bisa merasakan hembusan nafas Gus Azzam.

Jika Gus Azzam maju sedikit saja, maka sudah dapat dipastikan apa yang akan terjadi. Tangan kiri Indah ditarik Gus Azzam hingga sejajar dengan kepala Indah yang ada dibawahnya, sementara tangan kanan Indah menahan dada Gus Azzam yang semakin mendekat.

"G-gus-

"AZZAM."

Teriakan Ummi Ainun menyadarkan Gus Azzam. Ia menjauhkan dirinya dari Indah, menarik tangan kiri istri kecil yang masih dalam genggamannya hingga mereka berdua berdiri sejajar.

Gus Azzam kembali menarik Indah, membuat Indah duduk di pangkuannya. Kemudian Gus Azzam menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Indah yang tertutupi hijab.

Ummi Ainun masih berdiri menatap sepasang suami istri itu. Ummi Ainun, bahkan Abi Umar pun mengetahui tentang trauma yang dimiliki menantu mereka. Tindakan Gus Azzam barusan tidak bisa dibenarkan karna bisa membuat Indah ketakutan. Terbukti dengan Indah yang sudah berkaca-kaca dan juga gemetar.

"Indah tidur dengan Ummi malam ini ya, Azzam?" Tanya Ummi Ainun hati-hati supaya Indah tidak terlalu tenggelam dalam ketakutannya. Gus Azzam hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Azzam tidak mau tidur sendiri, Ummi. " Gus Azzam menolak dengan suaranya yang serak teredam karna posisi wajahnya masih di ceruk leher Indah.

"Kamu tidur dengan Abi. "

"Tidak mau. " Gus Azzam menolak dan menggeleng kan kepalanya. "Azzam hanya ingin tidur dengan istri Azzam, Ummi. " Lanjutnya.

"Kamu menolak permintaan Ummi, hm?"

"Tidak, Ummi. Mana mungkin Azzam menolak permintaan Ummi, Azzam hanya tidak membolehkan istri Azzam tidur tanpa Azzam. "

"Kenapa tidak boleh?" Tanya Ummi Ainun lagi.

"Azzam dan Indah masih pengantin baru, Ummi. Azzam tidak mau tidur dengan Abi. "

"H-hanya ma-malam ini, Gus. " Pinta Indah, suara Gus Azzam yang serak itu membuatnya gemetaran.

Gus Azzam tetap diam di posisinya. Sesaat kemudian, Gus Azzam melepaskan pelukannya dan menurunkan Indah dari pangkuannya. Gus Azzam berlalu tanpa sepatah kata pun.

🦋🦋🦋

Indah mau menangis rasanya, belum ada satu hari ia jauh dari Harits dan Husain tetapi dirinya sudah sangat merindukan mereka. Indah takut berada jauh mereka.

"Bagaimana kalau Indah terus tenggelam dalam ketakutannya, ayah?. Ketakutan itu muncul lagi. Gus Azzam suami Indah, tapi Indah takut, ayah. Indah belum siap. Bagaimana kalau Gus Azzam tidak mau menerima Indah? Indah harus bagaimana ayah? " Batin Indah.

"Azzam memang seperti itu. " Ucap Ummi Ainun menenangkan sambil memberikan segelas air putih untuk Indah.

Indah mengangguk menanggapi ucapan Ummi Ainun, ia tak tau harus menjawab apa. Indah masih canggung.

"Kamu jangan takut sama Azzam ya, nak. " Ummi Ainun sangat mengkhawatirkan Indah.

Memiliki trauma karna hampir dilecehkan bisa membuat si korban seringkali merasa takut pada sekitar, seringkali si korban yang selalu disalahkan dengan dalih cara berpakaian. Hal-hal seperti itu bisa semakin memperburuk mental korban.

"Indah hanya belum terbiasa, Ummi. "

"Tidak apa-apa, nanti kamu akan terbiasa. " Ummi Ainun tersenyum. "Azzam itu sangat posesif kalau menyangkut apa yang disayangnya. Tapi kalau dia sampai berlebihan, kamu jewer saja. "

"Jewer, Ummi? " Tanya Indah tak habis pikir, mana mungkin ia berani menjewer Gus Azzam.

"Iya jewer saja, biar telinganya panjang. " Provokasi Ummi Ainun.

"Siap, Ummi. " Indah tertawa kecil mendengar ucapan Ummi Ainun.

"Kamu jadi tidur sama Ummi? "

" Maaf, Ummi. Indah tidur dengan Gus Azzam saja tidak pa-pa kan, Ummi? "

"Gapapa. Yasudah sana, susulin si Azzam. " Suruh Ummi Ainun.

"Indah ke Gus Azzam ya, Ummi. Assalamu'alaikum. " Pamit Indah.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah."

...Next?......