NovelToon NovelToon
My Ex Husband

My Ex Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / cintapertama / nikahkontrak / perjodohan / nikahmuda / Poligami / patahhati / Anak Genius
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anggika15

Dia Kyara Anna, perempuan berusia 28 tahun. Seorang single parent dengan satu putri cantik berusia 4 tahun yang ia besarkan sendiri.

Namun lagi-lagi ia harus berdamai dengan ke adaan, ketika pria yang selalu di hindarinya kini kembali datang, dan menginginkan putri mereka.

"Kumohon jangan menghindar Ann!" David berkata penuh permohonan.

Penasaran sama cerita Anna! Yuk mampir.
Jangan lupa untuk selalu memberi dukungan.
Berupa like, komen, dan vote.


~Alur ceritanya maju-mundur ya guys~

Kadang suka ada yang bingung kalo nggak di kasih tau dulu...

Happy reading!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Putri kita!

...•••••...

Malam hari pukul 22:00.

David terus mengusap punggung putrinya, namun sampai saat ini Balqis belum juga mau memejamkan mata.

Tubuh nya terus bergerak, menghadap kiri dan kanan, seperti mencari posisi yang nyaman namun belum Balqis temukan.

"Apa lampunya mau di matikan?" kata David.

Balqis yang sedang berbaring membelakangi ayahnya pun berbalik.

"Jangan, Aqis takut gelap!" jawab nya dengan raut wajah yang terlihat sangat menggemaskan.

"Yasudah, ayok tidur." kemudian David menepuk pelan bahu putrinya.

"Papah?"

"Hemmm!?" David bergumam.

Balqis diam, namun mata itu terus meneliti wajah pria yang sedang berbaring di sampingnya.

"Kenapa?" David lebih mendekat.

"Teteh, bobo dimana?"

"Ada, di kamar tamu." tukas David.

Balqis kembali diam.

"Mau bobo sama teteh? bukan nya tadi siang bilang mau bobo sama Papah?"

"Emm, ... Aqis .. mau bobo sama Mama!" suara Balqis terdengar sangat pelan.

David menjengit.

"Mau pulang?" tanya David yang langsung di jawab anggukan oleh Balqis. "Kenapa? ada Papah disini, kenapa masih mau Mama!?" tanya David kembali.

Gadis kecil itu tersenyum, kemudian bergeser lebih mendekat.

"Nggak ada wangi Mama disini, Aqis nggak bisa bobo." Balqis menusuk-nusuk pipi Ayahnya dengan jari telunjuk.

"Ayok anter Aqis pulang, Pah!" kata nya lagi dengan senyum malu-malu.

Dia persis seperti Anna!

Batin David berbicara, ketika mengingat Anna selalu melakukan hal yang sama ketika ia melakukan sesuatu, dan tidak ingin David memarahinya.

"Papaah!?" Balqis menepuk pipi David sedikit kencang. "Papaa anter Aqis pulang yah?"

"Nggak mau bobo disini?"

"Mau, tapi sama Mamaa!" gadis kecil itu merengek manja.

"Sudah malam," David menatap jam dinding. "Besok saja Papah antar pulang, oke?"

Namun dengan cepat Balqis menggelengkan kepalanya.

"Jadi bagaimana?" kata David.

"Jemput Mama nya kesini boleh? bilang aja Adek nangis biar Mama mau!" cicit nya pelan, kemudian terkikik.

Mendengar putrinya Berbicara seperti itu, David langsung tertawa lepas, hingga kepalanya mendongak dengan mata yang juga ikut terpejam.

"Ih, Papah!" gadis berusia 4 tahun itu ikut tertawa.

"Kecil-kecil sudah pandai berbohong!?" David mencubit pipi Balqis.

"Nenek bilang ajak Mama kesini, jadi Aqis mau nurut." dengan polosnya gadis itu menjawab.

"Nenek!?" David bingung.

"Hu'um, ... tadi Nenek bilang pas udah beliin boneka Barbie buat Aqis." ucapnya jujur.

"Jadi ini disuruh, Nenek?" David menatap mata putrinya lekat.

"No! Aqis emang kangen Mama, Pah!" sahut Balqis.

"Nggak usah jemput, telfon aja gimana? siapa tau Mama nya masih bangun." tawar David.

Namun gadis itu menolak, dia bahkan mengerucutkan bibirnya sambil menggelengkan kepala.

"Yasudah, ayok Papa antar pulang." David berujar.

Balqis mengangguk, kemudian bangkit dan segera turun dari atas tempat tidur milik Ayahnya itu.

Mereka berdua berjalan mendekat ke arah pintu, dengan tangan yang terus bergandengan.

Klek!

Pintu kamar David terbuka, dan terlihatlah suasana rumah yang sudah tampak temaram, seluruh lampu sudah terlihat dimatikan.

"I'ih, ... Aqis takut." Balqis menarik tangan David. "Nggak jadi ah! Aqis mau bobo aja." katanya sambil terus menarik tangan David agar mereka kembali masuk kedalam kamar.

David menghela nafas nya pelan, namun ia tetap menuruti keinginan Balqis dan berjalan ke arah dalam.

"Telfon Mama aja, boleh?"

"Papah nggak ada nomor telfon Mama, nak!" sergah David.

"Yaah, ... Aqis bingung!" gadis kecil itu mencebikan bibir.

"Papah lebih bingung!" ucap David sambil menahan tawa ketika gemas saat melihat raut wajah putrinya.

"Aqis bobo ajalah! tapi tepukin pantat Aqis ya Pah!" Balqis segera berbaring di atas tempat tidur.

David terdiam.

Apa Anna waktu kecil seperti Balqis? pikirnya.

...••••••...

Sementara itu di lain tempat.

Klek!

Anna masuk kedalam rumah, tidak lupa ia menutup lalu mengunci pintu rumahnya itu. Dengan langkah gontai Anna menaiki setiap anak tangga, kemudia segera masuk kedalam kamarnya yang berada di lantai 2.

Hal pertama yang Anna lakukan adalah menggangung tas kecil yang selalu Anna bawa setelah mengeluarkan barang-barang miliknya terlebih dulu.

Setelah itu Anna berjalan ke arah kamar mandi, untuk segera membersihkan diri. Sekitar 15menit Anna berada didalam sana, akhirnya ia keluar dengan dress hitam yang dipakainya tadi sore.

Anna meraih ponselnya yang tadi ia letakan di atas meja rias, lalu berjalan ke arah tempat tidur.

Tuutt!

Anna menghubungi Sisil.

—Iya Bu?

"Belum tidur, Sil!?" tanya Anna.

—Ini masih jawab telfon, Bu!

"Eh, .. iya juga yah!" Anna terkekeh pelan. " Adek udah bobo?"

—Nggak tau, kan sama Bapak.

Katanya.

"Coba kesana, saya mau ngomong!"

—Saya nggak berani, Bu!

"Sebentar, Sil!" tukas Anna sedikit memaksa.

— Nggak berani Bu, beneran deh!

"Aih, ... yasudah! mana nomor Papah nya Balqis!" pinta Anna.

—Saya kirim sekarang.

Kata Sisil lalu memutuskan sambungan telfon itu terlebih dulu.

Drrt ... drrtt ...

Ponsel milik David bergetar.

David yang sedang menepuk-nepuk tubuh Balqis pun menoleh, lalu meraih ponselnya yang berada di atas nakas, berada di samping tempat tidur nya.

—Balqis sudah tidur?

Sebuah pesan dari nomor baru masuk kedalam ponsel nya.

"Ternyata butuh perjuangan untuk membuat dia tertidur!" balas David, lalu mengirimkan Anna foto Balqis yang sudah terlelap.

—Oh, sudah tidur yah!

"Ya, sekitar 20menit yang lalu dia masih merenget meminta aku menjemputmu."

—Yasudah, aku cuma mau tanya soal Balqis! maaf mengganggu.

"Anna?"

Tidak ada balasan.

"Anna!?" David kembali mengirimkan pesan.

Namun masih tidak ada balasan, walau status ponsel Anna masih terlihat Online.

"Kyara Anna!"

—Ya?

Akhirnya dia menjawab.

"Kau baik-baik saja?

—Hemm, .. hanya kangen Balqis. Aku tidak biasa jauh darinya.

"Mau kesini?"

—Terimakasih, tapi tidak usah.

"Yakin?"

—Selamat malam!

David diam, dengan pandangan mata yang terus tertuju pada layar ponsel milik nya. Ketika Anna sudah benar-benar menutup aplikasi pesan itu, sampai tanda Online di layar ponsel David menghilang.

David menghela nafas, lalu meletakan ponselnya di atas nakas cukup kencang.

Trak!

"Susah sekali meluluhkan Ibu, mu!" David berujar, kemudian mencium pipi putrinya dan segera turun dari atas tempat tidur, berjalan ke arah sofa seraya membawa laptop di tanganya.

Banyak sekali pekerjaan yang David tinggalkan hari ini hanya untuk memanfaatkan waktu bersama Balqis, gadis kecil yang baru bisa ia dekati.

Belum lama David menatap layar laptop yang baru saja ia nyalakan, tiba-tiba saja ponsel miliknya berbunyi.

Seulas senyuman tipis terbit, dengan rasa bahagia yang mulai menyeruak.

"Aku yakin dia tidak akan bisa tidur tampa putrinya!" ucap David penuh percaya diri.

David segera berjalan mendekat ke arah nakas, kemudian meraihnya.

"Mika!" senyuman di bibir David pudar.

"Ya kenapa?" ucapnya ketus.

"Mas kamu tidur di tempat Anna!?" suara prempuan itu sedikit mendengung, seperti baru saja selesai menangis.

"Aku di rumah Ayah dan Ibu." David menjawab.

Oh tuhan! syukurlah.

Kata-kata itu terdengar sangat jelas di telinga David, walau Mikaila bersuara sangat pelan.

"Besok kamu pulang, Dav?"

"Hemm!" ia bergumam.

"Baiklah, besok aku akan masak untuk makan siang mu!" katanya.

"Aku tutup dulu yah? banyak kerjaan." tukas David lalu menekan tombol merah dan melemparkan ponsel milik nya ke arah sofa cukup kencang.

" Aku terlalu berharap Anna ingin kesini menemui putrinya, bukan maksudku putri kita." ujar David.

...•••••...

Jangan lupa like, komen, hadiah dan vote nya! Klik favorite untuk notifikasi.

follow juga Ig. @_anggika15

~Terimakasih untuk dukungan yang selalu kalian berikan, sayang kalian~

1
Vitriani
Lumayan
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
berarti slengki dong si david
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
menarik ...
Tsalis Fuadah
ada za mohon nikahin aq aq sakit parah,,,,, trs lakinya mau padahal sdh punya istri,,,,, kalo mantannya 5 trs sakit semua emang dikawinin semua?,,,, hanya satu kata utk kasus kasus kek gini g waras
Iponk
sisil?
Iponk
bikin renghap ranjug bacanya. bagai abis lari seputar alun2...
IG: @_anggika15: Whoaaaaaa
total 1 replies
Jessica
seru ceritanya gk berbelit
Nurul Umilhuda
ceritanya sangat menarik
Z@in@ ^ €£ QULUB
hadir
Misar Lakanting
david berada di persimpangan
Aninda Ayu
kalimat
Aninda Ayu
y
Abel Yasmin
good
Abel Yasmin
good
Lina ciello
sek bisa nrima aqis ikhlas
Lina ciello
lungoo ae.. dan ktemu jodo liyo
Lina ciello
dyarrr nyahokk asistenn
Lina ciello
dyarrr.. baguss ann
Lina ciello
ojok sampekk balikan lahh davidd... misal mika. meñinggoy ojom sampek balekk.. malesss nintone 😒
Lina ciello
dasarr wong lanang egois 😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!