Maudy harus merelakan masa muda nya untuk menjadi istri dari seorang laki-laki koma, ia menikahi laki-laki tersebut karena ulah ibu dan kakak nya yang gila harta.
Namun ternyata Maudy hanya berpura-pura sedih ia sejujurnya sangat bahagia terlepas dari keluarga angkat nya yang sangat mengerikan itu.
Hidup nya yang semula menderita seketika berubah seratus persen jadi lebih baik, suaminya yang koma ternyata adalah seorang CEO ia juga mendapat perlakuan baik dari mama mertuanya.
Bagaimana kehidupan Maudy dengan suaminya yang koma? Ayo baca kisah mereka di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #35
"aku tidak boleh diam saja, sekarang lah saat nya, Maudy saatnya kau benar-benar pergi dan menyingkir dari kehidupan Elgara," ungkap Mona yang kemudian mengendap-endap masuk ke dalam ruang rawat tersebut.
Mona mengeluarkan sesuatu dari tas nya dan membuka tutup makanan yang di bawa Maudy entah apa yang dia letakan di tempat makanan tersebut.
"Sekali tepuk dua lalat akan tersingkir kan," ucap Mona yang saat itu berharap kalau mama Mulia akan mati setelah makan makanan nya dan juga Elgara akan selamanya membenci Maudy karena hal ini dan membuat Maudy masuk penjara.
Namun malang tak berbau, siapa sangka saat ini di belakang nya berdiri Elgara yang memperhatikan gerak-gerik Mona sedari tadinya ia sudah melihat Mona yang mencurigakan masuk mengendap-endap.
Awalnya Elgara keluar untuk mencari sarapan pagi untuk dirinya sendiri, namun ia melihat Maudy datang dan tak sengaja juga melihat Mona yang mengikuti Maudy secara diam-diam.
"Apa yang kau maksud sekali tepuk dua lalat mati? Dan apa yang kau taruh di dalam makanan itu?" Tanya Elgara yang akhirnya bisa melihat dengan mata kepala nya sendiri ulah Mona.
Seketika Mona terperanjat dan kaget, dia berbalik dan mendapati Elgara ada di belakang nya.
"Tu-tuan muda," ucap Mona gugup dana sedikit gemetar saat melihat Elgara yang berdiri di belakang nya dan menatap nya dengan tatapan tajam.
Sangking gemetar nya, botol yang di pegang Mona pun terjatuh dari tangan nya.
Elgara membungkuk dan melihat botol tersebut yang bergulir di kaki nya.
"Tu-tuan muda, itu-itu bukan ..." Tak tau apa lagi yang saat ini bisa Mona keluarkan dari mulut nya.
Seketika itu Maudy dan mama Mulia baru saja keluar dari kamar mandi dan mereka kaget melihat Elgara dan Mona yang saat ini sedang saling berhadapan.
"Apa ini Mona? Botol apa ini? Apa yang kau masukkan ke dalam makanan itu?" tanya Elgara dengan tatapan tajam.
"Aku, aku," Mona tak bisa bicara lagi.
Bertepatan saat itu, Randy yang baru saja tiba karena ingin mengambil sesuatu milik yang tertinggal di dalam ruang rawat mama Mulia tiba di ruangan tersebut.
"Ada apa ini?" tanya Randy kebingungan.
"Dokter Randy, tolong lihat botol apa ini?" tanya Elgara kepada Randy.
Randy segera mengambil botol tersebut dan melihat nya, dia mengamati dan mencium bau yang ada di dalam botol kecil tersebut.
"Racun tikus," kata Randy membulat kan mata nya.
Tak hanya Randy, Maudy, Elgara, semua yang ada di sana kaget mendengar pernyataan Randy.
Maudy segera membantu mama Mulia kembali ke ranjang, dan kemudian melihat bubur yang dia bawa, ia pun mencium bau bubur tersebut yang kini sudah berbau tak sedap.
"Kak Mona apa yang akan kau lakukan? Kau mencoba membunuh mama?" ucap Maudy menatap Mona dengan tatapan tajam.
Melihat situasi yang sudah berbeda dan tak ada lagi yang berpihak kepada nya, Mona pun berniat untuk kabur dari ruangan tersebut.
Namun sayangnya Randy dengan cepat menutup pintu ruangan dan menyimpan kunci nya di dalam saku baju nya.
"Percobaan pembunuhan, kau akan di tangkap dan di bawa ke kantor polisi," kata Randy.
"Aku tidak menyangka kalau ini akan terjadi," ucap Elgara tak habis fikir dan nyaris tidak bisa mempercayai semua ini.
"Maaf, maaf kan aku, ini semua gara-gara Maudy," kata Mona mencoba menyelamatkan diri nya.
"Kenapa aku?" ucap Maudy mengerti keningnya.
"Cukup! Jangan banyak bicara, sekarang kau mau menyalahkan siapapun juga tidak ada gunanya aku melihat semua perbuatan mu dan apa yang kau lakukan!" Ucap Elgara meneriaki Mona.
"Aku akan segera menghubungi polisi," kata Randy.
Mendengar itu Mona pun kembali berdiri, dia melihat sekeliling dan dengan perasaan campur aduk dan ketakutan ia melihat jendela yang ada di kamar tersebut.
Dengan secepat kilat Mona berlari ke arah jendela tersebut dan melemparkan tubuhnya sendiri keluar dari jendela tersebut.
"Aaaaaaaaa!" jerit Mona jatubt dari lantai empat rumah sakit tepatnya keluar dari ruangan mama Mulia melalui jendela.
Randy segera menarik Maudy dan memeluk nya, ia tak ingin Maudy melihat ke bawah karena di sana Mona sedang bersimbah darah.
Elgara menatap Mona dari jendela, ia melihat kalau saat itu Mona telah mati, ia lebih memilih bunuh diri di bandingkan dengan masuk penjara.
Satu jam pun berlalu, mama Mulia di pindahkan ke ruang rawat yang lain, sementara ruangan sebelum nya penuh dengan polisi yang menyelidiki kasus kematian Mona.
"Tidak! Tidak mungkin! Anak ku! Mona!" jerit mama Lolita yang barusaja tidak di RS dan melihat jasad Mona yang terbujur kaku di kamar mayat.
"Sudah ma, sudah," kata papa Anan yang memegangi mama Lolita.
Polisi, Elgara, Maudy dan dokter Randy juga berada di dalam kamar tersebut.
"Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal bodoh ini," kata Maudy kepada Randy.
"Dia menebus kesalahannya," jawab Randy.
"Maudy! Ini pasti karena kau! Kau lah yang sudah membunuh anak ku! Iya kan?!" ucap mama Lolita hendak menyerang Maudy.
Namun dengan cepat Randy menghalangi nya ,dia melindungi Maudy dengan segenap jiwa raga.
"Nyonya Lolita, sudah jangan menyalahkan orang lain, anak anda sudah di buktikan bersalah dan melakukan bunuh diri sebagai jalan untuk tidak masuk ke kantor polisi dia melakukan percobaan pembunuhan atas pasien bernama Mulia dan kepergok," jelas polisi tersebut.
Kini sepasang suami istri itu bungkam tak bisa berkata-kata lagi karena memang anak mereka di nyatakan bersalah.
"Sudah ma, sudah," kata papa Anan yang tak sanggup lagi menahan malu di depan banyak orang karena perbuatannya Mona.
Tiga puluh menit pun berlalu, suasana sudah sedikit lebih tenang, polisi menutup kasus Mona dan Mona pun segera di persiapkan pemakaman besok pagi.
"Tuan muda Elgara, maafkan aku, aku sudah lalay sebagai dokter, seharusnya aku datang lebih cepat pagi ini," ungkap Randy yang duduk di samping Elgara.
"Tidak masalah, ini bukan salah anda dokter Randy, bukan kah memang seharusnya anda masuk sore?" Ucap Elgara lagi.
Randy pun mengangguk kan kepala nya.
"Di mana Maudy?" tanya Elgara.
"Dia di ruangan mama anda," jawab Randy singkat.
Keesokan harinya.
Mona barusaja di selesai di makan kan, Maudy, Randy, Elgara, turut datang ke pemakaman tersebut untuk menghormati papa Anan.
Sementara mama Lolita, dia terlalu tak bisa menerima kenyataan kalau Mona sudah meninggal, ia akhirnya terkena gangguan jiwa dan saat ini berada di rumah sakit jiwa.
"Pa, aku minta maaf," ucap Maudy mendekati Anan yang saat ini berdiri menatap sendu kuburan anak kandung nya.
"Maudy, seharusnya aku lah yang minta maaf, aku selama ini sudah pilih kasih dan selalu tutup mata tutup telinga atas apa yang mereka lakukan kepada mu," ucap Anan sambil menyeka air matanya.
Maudy tersenyum, ia tak menyalahkan sang papa, karena selama ini dirinya juga di rawat di kelaurga tersebut meskipun mereka tak terlalu baik dengan nya.
Bersambung ....
