NovelToon NovelToon
Menikahi Tuan Danzel

Menikahi Tuan Danzel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:229.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Aquilaliza

Penyelamatan yang dilakukan Luna pada seorang Kakek membawanya menjadi istri dari seorang Danzel, CEO dingin yang tak memepercayai sebuah ikatan cinta. Luna yang hidup dengan penuh cinta, dipertemukan dengan Danzel yang tidak percaya dengan cinta. Banyak penolakan yang Danzel lakukan, membuat Luna sedikit terluka. Namun, apakah Luna akan menyerah? Atau, malah Danzel yang akan menyerah dan mengakui jika dia mencintai Luna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquilaliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Joging

Hari libur memang hari menyenangkan. Luna bersama Danzel menghabiskan libur mereka dengan berolahraga pagi. Keduanya joging bersama di taman.

"Danzel, bagaimana jika nanti kita ke rumah Kakek? Hampir sebulan kita tidak bertemu Kakek."

Danzel menoleh menatap istrinya. Dia tersenyum tipis, lalu menepuk pelan kepala sang istri. "Baiklah, terserah kau saja. Aku akan menuruti apa maumu," ujar Danzel.

"Benarkah?" Danzel mengangguk pelan. "Kalau aku minta kau menggendongku sambil— aakkhh... Danzel, apa yang kau lakukan?" Luna melototkan matanya, terkejut ketika Danzel tiba-tiba menggendongnya ala bridal.

"Danzel, apa yang kau lakukan?" ucap Luna, memukul pelan dada Danzel. Matanya melirik kiri kanan, melihat orang-orang yang kini menatap mereka.

"Kenapa? Bukan kah kau memintaku menggendong mu?"

"Iya. Tapi, bukan begini. Aku sangat malu. Ayo, turun kan aku."

Danzel menghentikan langkahnya. Dia menatap wajah sang istri sambil tersenyum tipis. Hal itu membuat Luna semakin kesal.

"Kenapa kau tersenyum? Jangan tersenyum!" Kesal Luna, menutup mulut suaminya dengan telapak tangannya.

Danzel ingin sekali tertawa melihat wajah cemberut Luna. Tapi, dia memilih menahannya lalu mengecup talapak tangan sang istri. Membuat Luna melepaskan tangannya dari mulut Danzel.

"Danzel, ayo turunkan aku!"

"Boleh. Aku akan menurunkanmu. Tapi, cium dulu," ucap Danzel, membuat Luna melotot tajam ke arahnya.

"Apa kau gila?!"

"Ya, aku gila karenamu."

Luna menarik nafasnya. Dia hampir saja ingin menangis. Suaminya terlihat sangat menyebalkan.

"Jika kau tidak menurunkanku, jangan berbicara padaku. Jangan peluk-peluk aku. Jangan—"

Cup.

Danzel langsung mengecup bibir Luna, kemudian menurunkannya. "Sudah aku turunkan," ucap Danzel sambil tersenyum.

Luna menatapnya kesal. "Kau menyebalkan!" ucapnya lalu berbalik, kemudian berjalan mendahului Danzel. Danzel menahan senyum, lantas mengikuti Luna.

"Dia sangat menyebalkan!"

"Apakah dia tidak waras? Dia menggendongku di depan umum."

"Apakah dia tidak tahu? Aku sangat malu. Kenapa dia tidak pernah mengerti? Menyebalkan!"

Danzel yang berjalan mengikutinya terkekeh pelan. Luna sangat menggemaskan. Dengan sengaja, Danzel memepercepat langkahnya hingga sejajar dengan Luna.

"Hai, gadis cantik. Siapa namamu?" tanya Danzel. Sekarang dia berperan sebagai laki-laki yang sedang menggoda seorang gadis.

"Jangan menggangguku, Danzel!" Luna berucap acuh.

"Kau sedang bertengkar dengan pacarmu? Boleh aku menghiburmu?"

Luna menghentikan langkahnya lalu menatap Danzel. Dia sangat ingin menangis melihat tingkah menyebalkan Danzel. "Danzeeeelll, jangan mengikutiku!" rengek Luna.

"Jika aku tidak bersamamu, siapa yang akan menemanimu?" tanya Danzel.

Luna cemberut. Dia kesal bukan hanya karena Danzel menggendongnya. Tapi, karena sejak tadi, banyak sekali wanita yang menatap suaminya, bahakan memuji suaminya secara terang-terangan. Itu sangat membuatnya kesal.

Tapi, jika dia meninggalkan Danzel sendiri, pasti wanita-wanita itu akan mendekati suaminya. Tidak, Luna tidak akan membiarkannya.

Dengan wajah cemberut dan tanpa mengatakan apapun pada suaminya, Luna menuju sebuah kursi panjang yang terletak di bawah pohon, tak begitu jauh darinya.

Dia duduk disana, masih dengan wajah cemberutnya. Danzel pun mengikuti sang istri dan duduk tepat di sampingnya.

"Kau marah?" tanya Danzel, mengakhiri sandiwaranya sebagai lelaki yang sedang menghoda Luna.

"Pikir saja sendiri!" balas Luna kesal. Dia melipat tangannya di dada. Dia juga menoleh ke arah lain, tak mau bertemu tatap dengan Danzel.

"Ya, aku salah," seru Danzel mengalah. Memang sebaiknya dia mengalah. Jika Luna marah berkepanjangan, dia bisa frustrasi.

Danzel menarik nafasnya ketika Luna masih saja tak mau menatapnya. "Luna," panggil Danzel lembut. "Sayang. Ayo, lihat sini." Luna tak sedikit pun bergerak. Wajahnya terlihat semakin cemberut.

Tak ingin Luna terus-terusan marah, Danzel beranjak dari duduknya, pindah berlutut di hadapan Luna. Hal itu membuat Luna terkejut.

"Danzel, apa yang kau lakukan? Ayo, bangun. Itu kotor," ucap Luna. Dia memegang kedua lengan suaminya dan memaksa lelaki itu berdiri. Tapi, Danzel keras kepala, tidak mau berdiri.

"Tidak. Kau masih marah padaku. Aku tidak akan berdiri."

"Aku tidak marah lagi. Ayo, jangan lakukan ini," ucap Luna pada suaminya.

Danzel tetap diam pada posisinya. Dia benar-benar tidak akan berdiri sebelum Luna sungguh-sunghuh memberinya maaf.

"Danzel, ayo bangun." Luna meraih kedua lengan Danzel dan memintanya bangun. Danzel menahan senyum lalu menuruti kemauan Luna. Dia duduk di sebelah Luna dan menerima pelukan dari Luna.

"Aku sudah memaafkanmu. Tapi, lain kali jangan lakukan lagi. Aku malu," ucap Luna manja.

"Aku tidak janji," balas Danzel. Membuat Luna merengut kesal dan langsung melepaskan pelukannya.

Danzel hanya terkekeh, lalu menarik kembali Luna dalam pelukannya. "Mau makan dulu?" tanya Danzel lembut. Luna cemberut, tapi dia tetap menganggukkan kepalanya.

"Mau makan dimana?"

"Dimana saja, yang penting dekat. Berlari membuatku lapar."

"Ya sudah. Ayo, sekarang kita ke tempat makan terdekat." Luna mengangguk. Danzel melepaskan pelukannya, lalu berdiri. Dia mengulurkan tangannya pada sang istri. "Mau ku gendong?"

"Danzeell," rengek Luna, membalas ucapan Danzel. Dia memukul-mukul pelan lengan Danzel, membuat Danzel terkekeh.

"Bercanda, sayang. Tapi, kalau kau mau—"

"Danzeell...." Luna melotot sambil mencubit lengan Danzel. Itu membuat Danzel semakin terkekeh.

"Hahaha.... Iya-iya. Ayo, jangan marah lagi. Aku hanya bercanda," ucap Danzel. Dia langsung menggenggam tangan Luna, mengecupnya lalu menariknya lembut, meninggalkan tempat itu.

***

"Bagaimana? Kau suka makan di tempat tadi?" tanya Danzel. Mereka sedang berada di dalam mobil, berjalan kembali ke rumah.

Luna mengangguk. "Ya, aku suka. Makanannya sangat enak," balas Luna.

"Oh ya, Danzel. Bagaimana? Kita jadikan ke tempat Kakek hari ini?"

"Boleh. Tapi, telpon Kakek dulu. Kemarin, Kakek mengabariku jika dia akan pergi ke Vila untuk berlibur bersama beberapa pekerjanya."

"Ke Vila? Wah, pasti sangat bagus."

"Kapan-kapan kita Vila."

"Vila Kakek?"

"Vila kita."

"Maksudmu, Vila milik mu?"

Danzel menoleh menatap Luna sejenak, kemudian kembali fokus ke jalanan. Sebelah tangannya terulur meraih tangan Luna dan menggenggamnya. Dia membawa tangan itu mendekati mulutnya lalu mengecupnya.

"Tidak ada kata milikku. Semua yang ada adalah milik kita. Kecuali, kau. Kau adalah milikku sendiri. Tidak ada orang lain yang boleh memilikimu, selain aku."

Luna tersenyum mendengar ucapan Danzel. Pipinya bersemu merah. Dia tidak tahu, ternyata suaminya pandai dalam berkata manis.

"Oh ya, sinikan handphone mu. Aku mau menelpon kakek," ucap Luna, berusaha menutupi pipinya yang memerah.

Danzel segera mengeluarkan ponselnya dan memberikan benda tersebut pada Luna. Luna meraihnya dan langsung menghubungi kakek Berto.

Luna mendesah lelah setelah selesai menelpon kakek Berto. Danzel yang mendengar hembusan nafas Luna menoleh sejenak.

"Bagaimana?"

"Kakek sudah perjalanan ke Vila," ucap Luna dengan wajah sendu.

"Sudah, tidak apa-apa. Masih ada kesempatan lain," ucap Danzel sambil mengusap-usap lembut rambut Luna.

Luna mengangguk pelan. "Iya, masih ada lain kali," ucap Luna.

1
Rai
gak twins ya...
Mamake Zahra
mampir thor kelihatannya seru durasinya panjang 👍👍👍
Yolanda_Yoo
🥰🥰
rosalia puspita
Luar biasa
Rai
disokong
Rai
jadikan anak danzel dan Luna twins ya Thor supaya adil, kembar tidak identik lelaki dan perempuan, naa adil tu
Jenny Jn Johnny
Luar biasa
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
*Suasana
🍏A↪(Jabar)📍
*si suster 🙏
Aquilaliza: Makasih atas koreksinya kak 🙏
total 1 replies
Diana
bangun tidur cap cup pede banget. luna tidurnya ileran gak sih? 🤭
Entin Wartini
lanjuuuut thor
RoSz Nieda 🇲🇾
❤️
Christine Liq
Luar biasa
Entin Wartini
lanjuuuuuuut
Entin Wartini
lanjut thor
🍏A↪(Jabar)📍
up
Diana
baru ketemu cerita ini langsung gak bisa berhenti baca walaupun mata sdh sepet krn baca sampai dini hari🧐
🍏A↪(Jabar)📍
lanjut
Diah Anggraini
guut danzel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!