NovelToon NovelToon
My letnan

My letnan

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

Cover by me

Namanya Saga Bimantara, perwira tentara berpangkat letnan satu. Ia di jodohkan dengan anak dari komandannya di kesatuan yang bernama Nada queenza rahadi. Tentu saja Saga menerima perjodohan itu di karenakan dirinya juga membutuhkan istri agar sang ibu tidak sibuk menyuruhnya untuk nikah.

Namun di sisi lain Nada—gadis yang akan di jodohkan dengan Saga menolah mentah-mentah perjodohan tersebut, tentu saja dengan alasan dia tidak mengenal Saga lebih-lebih usia pria itu yang sangat jauh di atasnya. Dalam bayangannya pria dengan usia segitu sudah peot, reyot, dan tentu saja dekil mengingat pria itu berprofesi sebagai tentara.

Sampai suatu hari takdir mempertemukan keduanya dalam sebuah insiden yang dimana Nada dalam bahaya yang akan di perkosa para pembegal. Di situlah Saga datang sebagai penolong Nada dan di situlah Nada jatuh cinta pada pandangan pertama ke Saga. Tapi baik Saga maupun Nada tidak tau kalau merekalah yang di jodohkan.

Yuk, baca ceritanya disini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

roti sobek bertebaran

Saga membawa Nada di pinggir sebuah aliran sungai, di bawah pohon besar. Nada menatap takjub pemandangan di depan matanya. Jarang-jarang dirinya melihat sungai yang bersih nan jernih seperti ini di Jakarta.

"Wah, itu air sungainya kok bisa jernih begitu? Aku bisa berkaca gak di situ om?" tanya Nada yang ini sudah turun dari punggung Saga.

"Coba saja" Saga meregangkan ototnya. Ternyata lumayan juga istrinya ini.

Nada mendongak menatap Saga yang meregangkan ototnya. Matanya sedikit menyipit terkena sinar matahari yang menembus sela-sela dedaunan "Kenapa? Capekkan?"

Saga tidak menanggapi, ia masih sibuk meregangkan ototnya.

Nanti kalau di jawab jujur, capek, Nada pasti mencak-mencak. Lebih baik diam saja.

"Makannya kalau di bilangin itu gak usah ngeyel" dumelnya.

Saga masih enggan menanggapinya.

Ia kini ikut duduk di sebuah akar pohon yang besar yang juga di duduki Nada.

Saga membuka rantang yang di bawanya tadi dari dapur mess. Makanan itu sangat sederhana, hanya ada orek tempe, sayur tumis kangkung, dan ikan goreng.

Tapi Nada malah menatap makanan itu dengan mata berbinar dan ingin segera menyantapnya. Perutnya memang sudah berteriak sejak tadi ingin di isi.

"Ini semua Om yang masak?" tanya Nada masih memandang makanan yang tersaji di hadapannya.

Saga menggeleng "gak, mana ada waktu saya buat masak. Ini tadi saya ambil dari dapur mess"

Nada manggut-manggut mengerti.

Saga turun ke aliran sungai membawa cawan mengambil air untuk mereka cuci tangan.

"Nih, cuci tangannya dulu" Saga menyodorkan cawan itu untuk Nada mencuci tangannya.

Mereka mulai menyantap makanan yang di bawa Saga dengan khidmat. Sungguh makan di rumah dan di alam terbuka seperti ini itu sangatlah jauh berbeda. Lauk dan sayur yang biasa saja seperti ini saja terlihat sangat menggugah selera.

"Enak banget Om" ucap Nada riang. Sambil geleng-geleng kepala. "Boleh nambah?" tanya Nada tanpa malu.

Dasar rakus.

Saga malah tersenyum dan mengagguk.

Dengan segera Nada menambah nasinya lagi. Dan kembali menyantapnya dengan khidmat.

Ini mah mau lauknya ikan asin, sayurnya daun singkong rebus, sambalnya cuma sambal terasi juga enak kalau tempatnya menyatu dengan alam seperti ini dan di tambah makanannya di temani cogan. Udah fiks paket komplit yang buat nafsu makan nambah berlipat ganda.

Otaknya cogan aja sih Nada.

Eh kalau di pikir-pikir lagi mereka ini seperti sedang kencan. Lihat saja suasana dan tempat yang mendukung seperti ini, semakin menambah suasana romantis jika dinikmati oleh keduanya. Nada malah mesam-mesem gak jelas sambil mengkhayal.

"Kamu kenapa?" tanya Saga menghentikan lamunan istrinya yang di lihatnya tengah mesam-mesem.

"Eh, gak papa kok Om" jawab Nada ragu-ragu.

Saga menyunggingkan senyum miringnya "saya sudah siap makannya" ia meletakkan rantangnya yang sudah kosong tanpa tersisa sedikit nasi pun.

Nada mendelikkan matanya "kok cepet banget sih Om? Aku setengah juga belum habis"

Saga menatap rantang dan wajah Nada bergantian "makannya jangan kebanyakan ngelamun"

"Mana ada, om gak liat apa nih mulut aku imut-imut kayak marmut, mana bisa nampung nasi sebanyak Om yang punya mulut gedek" Belanya tidak mau salah.

Saga mengangguk-anggukkan kepalanya pasrah.

Terserah Nada saja.

Akhirnya Nada selesai menyantap makanannya. Nada masih enggan beranjak dari tempatnya suara gemericik air yang mengalir terdengar begitu menenangkan. Belum lagi suara burung-burung yang berkicauan dengan merdu menambah Nada tidak ingin pergi dari sana.

"Kamu Kok bisa KKN disini?" tanya Saga tiba-tiba.

Nada menatap lurus ke depan sambil mengedikkan bahu "gak tau juga. Aku mah nurut aja waktu dosen bilang KKN disini. Langsung seneng dong. Bisa KKN di tempat suami nugas, uh" ucapnya penuh rasa bahagia dan semangat.

Saga tersenyum menatap Nada dari samping. Rambut gadis itu bergoyang-goyang tertiup angin sepoi-sepoi membuatnya kian tampak cantik dan mempesona.

Nada menghirup dalam-dalam udara disana.

"Seger banget sumpah" ucapnya setelah menghembuskan nafasnya secara perlahan.

Saga masih enggan berpaling dari wajah cantik sang istri ia masih setia memandangi wajah Nada dengan seulas senyum tipis.

"Besok kalau kita udah tua, kita punya rumah di tempat yang begini ya Om, sambil ngurus cucu. Uh, gak kebayang senengnya aku gimana saat itu."

Saga menganga karena kaget mendegar ucapan sang istri. Kenapa Nada sudah mempersiapkannya terlalu jauh sih? ngurus anak juga belum, udah mikirin ngurus cucu. Saga mengalihkan pandangannya menatap kedepan dan mengangguk "tapi sebelum ngurus cucu tuh anaknya di buat dulu. Kan begitu tahapnya" Saga kembali beralih mantap Nada yang ternyata tengah menatapnya juga dengan wajah yang tampak kaget dan pipinya malah bersemu.

Saga malah tertawa melihat wajah memerah sang istri "Mukanya ya ampun" ucap Saga masih sambil tertawa. Dan tangannya terulur menyelipkan anak rambut Nada yang tertiup angin ke belakang telinga.

Hua... Papa kacang ijo satu ini ngebaperin.

Jantung Nada sudah mulai dangdutan.

Dan,

Cup!

Tiba-tiba Saga mencium pipi Nada sekilas, Nada yang sejak tadi diam kini semakin membeku. "Pipinya merah gemesin" ucapnya mencubit pipi Nada lalu bangkit.

Nih Om-Om mulai agresif. Bahaya!

Nada masih belum bisa mencerna apa yang barusan terjadi. Ia masih geblang dan jantungnya malah party didalam sana.

"Yuk, jam istirahat saya sudah selesai" Saga kembali berjongkok untuk menggendong Nada.

___________________

Kaki Nada sudah sembuh, ia sudah bisa berjalan normal kembali. Kegiatan hari ini begitu melelahkan, ia pun bergegas naik ke atas velbed untuk tidur. Menghilangkan rasa lelahnya selama satu hari berkegiatan yang cukup menyiksanya hari ini.

Baru saja ia memejamkan mata dan terbang ke alam mimpi, tubuhnya serasa di guncang oleh seseorang dan menyerukan namanya.

"Nada bangun begok!"

"Nada, liat noh laki Lo di luar!"

"Nadadodol!"

"Iih, emang si anjing satu ini kalo tidur kayak kebo"

Nada berdecak matanya masih terpejam "gue capek na mau tidur bentar. Jangan ganggu gue" ucapnya pelan dengan nada suara yang lemah akibat mengantuk berat.

Ilona malah menarik Nada dengan paksa dan kini terduduk dari berbaringnya, membuat mata Nada terbuka dengan lebar karena ulah Ilona itu. "Ajir Lo ya na, gue ngantuk setan! Gak bisa apa jangan ganggu gue"

"Heh, gue masih baik hati ya monyet bangunin lo, noh liat noh laki Lo udah jadi tontonan gratis" tunjuk Ilona dengan dagunya keluar tenda.

Nada mengerutkan keningnya. "Tontonan gratis apaan dah na? Emang ada layar tancep siang-siang begini?"

Ilona memutar matanya malas, dengan tidak sabaran ia menarik Nada keluar untuk menyaksikan pemandangan di luar. Nada ikut dengan pasrah.

Sampai di luar rekan-rekan Nada terdengar heboh.

"Anjir roti sobek bertebaran"

"Badan Lettu Saga yang paling aduhai"

"Ya Allah Lettu Saga ya Allah. Emang boleh sekotak-kotak itu?"

"Wah, ada berapa tuh kotak-kotaknya, 1 2 3 4 5 6. Anjir ada 6 potong dong"

"Gue lambaikan tangan aja deh, nyerah. GUE GAK KUAT!!!"

"KU TUNGGU DUDAMU BANG!"

"Jiwa jomblo gue meronta-ronta, mau dong 1 yang kayak Lettu Saga"

"Halalin adek bang"

Mendengar suara para rekannya Nada malah mengernyit bingung. "Mereka lagi ngomongin apa sih na?" tanya Nada, tangannya masih di cengkram Ilona.

"Makannya Lo jalannya cepet setan! Entar nyesel Lo" sebel ilona sudah tidak tertahankan.

Para rekan Nada yang melihat Nada yang berjalan bersama Ilona pun berseru.

"Laki Lo meresahkan Nada!!" teriak salah satunya.

"Kalau tiap hari di suguhi pemandangan begini gue betah deh nad disini. suer"

"kalau laki Lo udah gak mau sama Lo sumbangin ke gue aja Nada, gue ikhlas banget nerimanya"

"Apalah daya gue yang kaum kang bakso lewat depan rumah, langsung sikat" Rian menyingkap bajunya keatas "lemak semua"

Raiden malah tertawa melihat reaksi Rian dan perutnya yang malah seperti roti bantal.

Nada semakin bingung di buat rekan-rekannya "Lo pada kesambet setan ap–" ucapan Nada terhenti dan terpaku dengan mulut menganga melihat pemandangan yang sangat menyegarkan mata di sore hari itu. Bagaimana tidak, Saga dan para tentara lain tengah berlari-lari di depan poskonya. Dan yang membuat mereka heboh dan menjadi terpana adalah Saga yang tidak mengenakan baju atasan memamerkan roti sobek yang di milikinya.

Tidak bisa di biarkan, ini tidak bisa di biarkan. Lihatlah wajah rekan-rekan Nada yang telihat seperti akan segera menerkam Saga.

"Astaga Nada, gue bisa khilaf kalau ngeliat tubuh suami Lo" Kini Ilona malah ikut ikutan.

"Ngapain disini?" suara Saga membuat Nada tersadar.

Saga sudah berdiri di hadapannya. Tubuh Saga yang penuh peluh keringat itu malah membuatnya kian seksi. Semua gadis disana malah menelan saliva mereka.

Nada menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri para rekannya menatap tubuh sang suami.

"Hua... Om Saga ngapain sih lari-lari keliling kampung terlanjang dada begitu?" pekik Nada kencang. Bukannya menjawab pertanyaan Saga Nada malah berteriak dan merentangkan tangannya berusaha menutupi tubuh sang suami dari mata-mata gadis kurang belaian ini.

Saga tersenyum kecil melihat tingkah sang istri "saya udah biasa seperti ini" jawabnya enteng.

Mata Nada melotot. "Apa udah biasa?"

Wah, laki Lo nyari dosa Nada.

Saga malah mengangguk santai.

"Lo semua masuk! Jangan ada yang berani liatin badan suami gue!!" pekik Nada melihat tatapan para rekannya yang masih tertuju pada Saga.

"Ye kita punya mata ya Nada, salahin aja laki Lo ngapain coba kagak pakek baju"

Nada menatap para rekannya jengah. Mereka masuk ke dalam tenda meninggalkan pasangan suami istri itu di luar.

"Om tau gak sih ini badan Om" tunjuk Nada pada tubuh Saga "buat dosa tau gak!"

Saga mengedikkan bahu acuh.

Nada menjadi gemas di buatnya. "Badan Om itu cuma buat aku enak aja di liatin sama cewek-cewek kurang belaian itu. Aku aja belum nyicipin!" tekannya. Ia baru teringat kalimat yang keluar di akhir. Nada memicingkan kedua matanya seraya merutuki dirinya sendiri.

Saga menatap Nada lekat dan kemudian tersenyum miring "oh jadi kamu gak terima saya telanjang dada karena kamu sendiri aja belum nikmatin?"

Nada menggigit bibirnya tidak memberikan jawaban.

Saga kembali tersenyum penuh arti lalu sedikit membungkukkan tubuhnya, dan mendekatkan wajahnya ke wajah Nada menyisakan jarak beberapa Senti saja "mau coba?"

...Kelihatanlah ya bentukan dalemannya kayak apa...

1
Amanda Amanda
kocak seru ini
K_Nisak🩵
👍
Ratna Tiara
Luar biasa
Mimiy Nabil
di part ini aku Nangis Bombay 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Kamsir Umasugi
Buruk
Adit kenz
/Good/
Mugiarti
gemees
guntur 1609
senengnya di hari tuanya melihat semua anaknya berhasil. tu menjadi suatu krbanggaan bagi orang tuanya. mudah2 an anak ku nanti berhasil kelak dewasa nanti
guntur 1609
nunggu si saga tu si baby
guntur 1609
yg sabar nada. emang orang yg gak merasakn enak kali bilang ikhlas. tapi yg pernah merasakan sulit merasakan ikhlas. yg pasti kita menikmati sakit dan sedihnya. hany waktu yg bisa mengobati semua tu tapi yakin dan percaya Allah tu maha oemberi kuasa. contoh seperti aku. kami kehilangan putri tercinta kami seminggu lagi mau lahiran. tapi 6 bukan kemudian. kami dipercayakan lagi seorang putri di tengah kehadiran kami
guntur 1609
knp nada panggilan yang gak dirubah terus. sbntr mas. sbtr om
guntur 1609
hahahah kasihan saga...
guntur 1609
masalahnya letnan saga belum tahu rasanya candu belah duren bu ibu
guntur 1609
saha marahi anggotanya. gara2 si nada perhatikan anggota saga yg lagi berlari
guntur 1609
akhirnya babang saga belah duren
guntur 1609
hahahahahah
guntur 1609
lah dapat pak imam yg sholeh. beruntung lingga punya camne yg sholeh
guntur 1609
emang kalau jodoh gak akan krmana
echa purin
👍🏻
Nayaka
panggilannya di rubah dong kak jangan om terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!