tentang Gueen, wanita 18 tahun yang terpaksa harus tinggal dengan kakak tirinya karena sebuah alasan.
hidup Gueen di penuhi dengan lika-liku yang menyakitkan. Dia berpikir tinggal dengan Kalindra yang tak lain Kakak tirinya akan membuat hidupnya jauh lebih baik, tapi ternyata tidak.
Kalindra malah membencinya. Setiap hari dilalui Gueen dengan makian-makian dan makian. Karena KaIindra sangat membenci Gueen, karena dulu Ibu Gueen merebut ayahnya hingga sekarang dia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada adik tirinya.
Berbeda dengan Kalindra yang membenci Gueen, Gueen malah mempunyai perasaan yang aneh pada kakanya sendiri. Bukan perasaan semacam sayang adik pada kakanya tapi perasaan yang lain, seperti perasaan Cinta pada lawan jenis. Tapi, di sisi lain Gueen pun sadar Kalindra adalah kakanya.
Tanpa mereka duga ada rahasia di balik kisah keluarga mereka. Mampukan Gueen bertahan bersama adik Kalindra di tengah kebencian Kalindra padanya. Ataukan Gueen akan pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab35
Gengs har ini kalian pasti akan puas, karena like tembus 900 like, hari ini aku up 4 bab dengan perhab yang super panjang. Jadi biasa ya komen dan like di kencengim
."Kak, ayo keluar." Gueen kembali mengulangi ucapannya. Rasa sesak menghantam Gueen secara bertubi-tubi ketika melihat tangisan Kalindra yang semakin mengencang, seolah bisa merasakan bagaimana perasaan Kalindra saat ini.
"Ayo keluar," ajaknya dengan suara semakin mengecil karena dia pun tidak kuasa menahan tangis, sedangkan Alona yang berdiri di samping mereka juga tidak kuasa menahan tangisnya. Bolehkah Alona q berharap bahwa Gueen mau membantu menyembuhkan kakaknya?
Tak lama, Alona lebih memilih berbalik. Dia memutuskan untuk keluar dari kamar kakaknya. Entah kenapa, dia yakin kakaknya tidak akan sanggup melukai Gueen, dan beberapa kali Gueen mengulangi ucapannya, menyuruh Kalindra untuk keluar, tapi Kalindra tetap tidak keluar dari kolong ranjang. Lelaki itu malah semakin mengencangkan tangisannya seraya berteriak meminta ampun pada Gueen.
Melihat Gueen secara langsung, alam bawah sadar Kalindra benar-benar merasakan hancur, dia terbayang sakit demi sakit yang dialami oleh wanita itu karena ulahnya, hingga sekarang ketika mendengar suara Gueen, Kalindra menangis kencang-kencangnya.
Tangisan Kalindra semakin kencang hingga Gueen juga tidak kuasa menahan tangisnya. Kini, mereka sama-sama menangis meratapi rasa pilu yang luar biasa.
Satu jam kemudian
Gueen sudah bisa menguasai dirinya dan juga Kalindra, dia tidak menangis dengan kencang, hanya terdengar suara sesegukan dari lelaki itu.
Tak lama, Gueen bangkit dari duduknya kemudian dia memutuskan untuk keluar dari kamar Kalindra, sebab jika dia masih berada di sana, Kalindra tidak akan mau keluar dan ketika mendengar suara pintu tertutup, Kalindra mengintip.
Pada akhirnya, lelaki itu merayap untuk keluar dari kolong ranjang lalu setelah itu Kalindra mendudukkan diri di lantai, kemudian menyembunyikan kepalanya di kedua lututnya. Kalindra tidak menangis lagi, tapi sekarang dia melamun. Pertemuan dengan Gueen sepertinya memberikan dampak yang luar biasa untuk Kalindra.
Dan tak lama Gueen mengintip, dia menghela nafas ternyata Kalindra sedang membelakangi pintu. Hingga Wanita cantik itu memutuskan untuk masuk secara diam-diam.
Gueen sengaja melepas sandalnya agar derap langkahnya tidak terdengar hingga pada akhirnya, sekarang Gueen langsung mendudukkan dirinya di depan Kalindra. Mata Kalindra membulat ketika melihat Gueen ada di depannya. Baru saja dia akan bersembunyi, tiba-tiba Gueen menarik lengan Kalindra dan ketika Gueen menyentuhnya, tubuh Kalindra terasa tersetrum hingga dia mematung.
"Kak, aku sudah mengampuni Kakak," ucap Gueen berharap ucapannya mampu menyadarkan Kalindra.
Kalindra mengerjap, ucapan barusan menjadi seperti mantra untuknya. Namun tak lama, Kalindra tertawa.
"Mana mungkin kau memaafkanku?" tanya Kalindra, nadanya seperti seorang anak kecil yang sedang bertanya pada orang tuanya.
"Aku memang belum memaafkan Kakak seratus persen, tapi jika Kakak sembuh, aku akan memaafkan Kakak." Tidak ada sedikitpun ketakutan dalam diri Gueen sekalipun Gueen tahu bisa saja Kalindra melukainya bahkan lebih parah dari dulu.
Tubuh Kalindra gemetar. Dia memeluk lututnya semakin erat, kepalanya bergoyang ke sana kemari sambil mengatakan, "Ampuni aku, ampuni aku, Gueen."
Pada akhirnya karena tidak sanggup terus melihat Kalindra seperti ini, Gueen maju kemudian dia memeluk Kalindra dengan sangat erat. Sepertinya, ketulusan Gueen benar-benar luar biasa. Dia tidak memikirkan apapun lagi, bahkan dia tiba-tiba berniat untuk membuat Kalindra sembuh.
"Ampuni Aku, Guen. Ampuni aku Gueen!” Kalindra terus mengatakan itu ketika berada di pelukan Gueen. Tubuhnya tidak meronta lagi dan hanya terus mengulangi ucapannya.
Hati Gueen benar-benar hancur ketika Kalindra terus mengatakan itu. Dia memeluk Kalindra dengan erat seraya menangis sesegukan.
Beberapa saat berlalu, Gueen melepaskan pelukannya ketika Kalindra tidak lagi berbicara dan ternyata Kalindra tertidur. Perlahan, Gueen merebahkan tubuh Kalindra di lantai kemudian dia menyimpan kepala Kalindra di pahahnya. Hingga kini, Kalindra berbaring berbantalkan paha Gueen.
Gueen terus menatap ke arah wajah Kalindra, dia mengelus pipi Kalindra yang yang terasa sampai ke tulang. Ketika melihat Kalindra sekarang, sungguh rasanya trauma dan rasa takut Gueen hilang begitu saja. Entah kenapa dia begitu hancur ketika melihat kalindra seperti ini.
Setengah jam kemudian
Kalindra mengerjap hingga Gueen yang sedari tadi menatap wajah lelaki itu tersadar dan kemudian, Kalindra Indra langsung membuka mata hingga tatapannya bersibobrok dengan Gueen.
Tubuh Kalindra bergetar ketika melihat Gueen, baru saja dia akan kembali berlari ke arah kolong meja. Namun dengan cepat Gueen langsung menarik tangan lelaki itu. “Kakak, aku akan memaafkan Kaka 100 persen tapi Kaka harus menurut padamu.” Kalindra merasa terhipnotis dengan ucapan Gueen, hingga tubuh lelaki itu diam mematung. Dan sedikitnya tatapan Gueen juga mampu menghipnotis Kalindra.
Dan dengan cepat, Gueen bangkit dari duduknya kemudian dia berlari untuk mengambil nampan yang berisi makanan. Lalu setelah itu dia kembali ke arah kalindra..
“ Kak Ayo makan," ucap Gueen, baru saja Kalindra akan menghempaskan piring yang dipegang oleh Gueen, karena dia tidak ingin makan. Tiba-tiba Kalindra menurunkan tangannya ketika melihat wajah Gueen. Lalu setelah itu lelaki itu pun menunduk tidak berani lagi menatap ke arah Gueen.
Alona menutup mulut tak percaya saat melihat kalindra mau makan, karena biasanya jika Kalindra akan makan, pasti akan ada drama terlebih dahulu. Bahkan, terkadang jika kesusahan memberi makan pada Kalindra, Kalindra akan dipasung. Tapi sekarang, Kalindra mau makan karena Gueen yang menyuapinya. Blehkah Alona berharap bahwa Gueen mau membantu penyembuhan kakaknya?
Akhirnya isi piring Kalindra pun habis dan untuk pertama kalinya Mungkin setelah kalindra depresi Kalindra menghabiskan semua makanan yang ada di piringnya, dan itu semua berkat Gueen.
Gueen bergegas menyimpan piring lalu mengambil minum, kemudian memberikannya pada Kalindra, dan setelah selesai makan dan minum, kaliandra malah kembali lagi bersembunyi di bawah kolong ranjang, membuat Gueen menghela nafas dan tak lama, terdengar lagi suara Kalindra yang terus menggumamkan kata. “Ampuni aku Gueen, ampuni aku Gueen.’
Gueen melihat jam di pergelangan tangannya, dia teringat bahwa dia masih ada kelas, dan sekarang yang mengajar adalah kakaknya, bisa bahaya jika dia tidak hadir di pelajaran kakaknya, tentu saja Joseph akan bertanya dia ke mana. Dan jika keluarganya tahu dia bertemu dengan Kalindra,. dia yakin kedua orang tuanya tidak akan mengizinkan dia untuk datang lagi ke sini.
Dan dengan cepat Gueen langsung berlari ke arah luar, tanpa pamit pada kalindra dia mencoba pamit pada Alona tapi Alona tidak ada di mana pun hingg dia dia pun langsung keluar dari rumah itu.
Gengs mhon baca dulu ini ya sebelum kalian scroll
Gengs boleh minta bantuan ga, jujur aku lagi kumpulin dana buat terapi anakku dan aku mohon beli yu pdf novel ini. Dengan kalian beli pdf novel ini kalian membantu aku sekali. Judulnya Khalisia ex my wife dan banyak sekali pdf novel yang ada di hijo versi pdf nya yang jauh lebih murah.
Ada Lihat aku suamiku!
cinta untuk Stevia
menikah dengan duda
Sugar police
Petaka satu malam
Pembelian lewat wa 088222277840 harga pdf nya murah-murah kok. Dtunggu ya kalau sampe target buat terapi anakku besok aku crazy up lagi
Selain pdf ini masih banyak pdf lain lagi, ceritaku yang ada di si ijo semua ready pdf ya dan lebih murah. Yuk bisa yuk bantuin aku m.
Khalisia menunduk, ia meremas kedua tangannya. Maltanya terpejam ia menahan gugup saat ia sedang berhadap-hadapan dengan sang ayah.
"Khalisia! Tatap Daddy!" seru Julian yang tak lain adalah sang ayah. Julian tau, bahwa putri pertamanya tengah gugup. Namun, ia tak bisa menunda lagi membicarakan hal yang menurutnya sangat penting.
Khalisia, mengigit bibirnya. Selalu seperti ini ... Sang ayah akan bersikap tegas jika keinginan Khalisia sudah di anggap tak wajar.
Bagaimana dianggap wajar, Jika Khalisia meminta sang ayah untuk menjodohkannya dengan seorang lelaki matang yang merupakan cucu sahabatnya.
Julian dan sang istri tak pernah mempermasalahkan keinginan putra-putri mereka. Kedua orang tua Khalisia selalu memasrahkan keputusan penting di tangan putra putrinya, asalkan mereka bertanggung jawab dengan keputusan yang mereka ambil.
Dan saat Khalisia merengek meminta di jodohkan dengan Gemma, Julian rasa, ia harus terlebih dahulu berbicara dengan sang putri.
"Khalisia!" panggil Julian lagi saat Khalisia masih tak mau menoleh ke arahnya.
Khalisia menghembuskan napas berkali-kali, ia mulai mengangkat kepalanya dan menatap Julian.
"Katakan kenapa kau ingin menikah muda? dan katakan, kenapa kau ingin Daddy menjodohkanmu dengan Gemma?" tanya Julian. Ia menatap sang putri dengan tatapan tegas, membuat Khalisia semakin gugup.
"Karena aku mencintainya, Dad!" lirih Khalisia dengan pelan.
"Khalisia! kau masih muda. Umurmu masih 20 tahun. Kau tau, menikah bukan hanya sekedar kau mampu mendapatkan suamimu. Tapi, ada banyak hal yang harus kau pahami," jawab Julian. Nada bicaranya terdengat sangat tegas, membuat nyali Khalisia sedikit menciut.
"Aku tau, Dad. Aku mengerti," jawab Khalisia. Kali ini, Khalisia memandang sang ayah dengan tatapan sama tegasnya, bahwa ia tak main-main dengan keinginannya.
Mungkin, bagi semuanya keinginan Khalisia sungguh tak masuk akal. Menyukai dan terobsesi dengan seorang pria yang bernama Gemma Raharja, pria yang 12 tahun lebih tua darinya.
Sosok Gema yang ramah, tampan serta sopan mampu membuat hati seorang Khalisia kim, bergetar. Khalisia tak tau rasa yang dia alami murni cinta atau terobesi. Yang pasti, Khalisia begitu ingin memiliki Gemma.
Dan keinginan Khalisia yang kuat, mendorongnya untuk mencari tau tentang Gema lebih dalam. Khalisia melayang saat mengetahui fakta tentang Gemma, fakta Gema yang sangat takut dan sangat menurut pada Tanu, kakeknya.
Dan karena Tanu adalah sahabat ayahnya, Khalisia mendesak sang ayah berbicara dengan Tanu agar menjodohkan dirinya dan Gemma. Ia yakin, Gema akan setuju dengan perjodohan ini, jika Tanu yang berbicara pada Gemma.
Awalnya, Julian mengira bahwa putrinya bercanda, mengingat umur Khalisia yang masih sangat muda. Namun, Julian salah. Ternyata putrinya serius dan selalu merengek membuat Julian tak tahan dan memilih mendengarkan keinginan putrinya.
"Bagaimana jika Gema tak setuju dengan perjodohan ini?" tanya Julian. Membuat Khalisia sedikit lega, sepertinya sang ayah akan luluh dengan permintaannya.
"Dad, Daddy bisa kan membujuk, Uncle Tanu. Aku yakin, Ka Gemma akan setuju," jawab Khalisia dengan bersemangat membuat Julian menggeleng.
"Baik, Daddy akan mencoba bicara dengan Uncle Tanu. Tapi, Daddy ingin bertanya satu hal lagi padamu! Bagaimana jika pernikahanmu gagal dan kau menjadi janda di usia muda?" tanya Julian berharap sang putri mengubah keputusannya.
"Daddy selalu mengajarkanku untuk bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Jadi, apa pun yang terjadi nanti. Aku takan menyesal, dan akan bertanggung jawab untuk yang terjadi dalam hidupku," ucap Khalisia mantap, membuat Julian kembali menghela napas kasar. Kini, ia tau bahwa tak ada gunanya melarang putrinya. Hingga ia terpaksa harus mengikuti kemauan putrinya.
Setelah diskusi Julian dan Khalisia selesai, Julian menyenderkan kepalanya kebelakang. Kepalanya berputar-putar karena harus memikirkan permintaan maaf sang putri.
Suara pintu terbuka menyadarkan Julian, ia kembali menegakan kepalanya. Ia tersenyum saat melihat sang istri.
"Bagaimana, Dad?" tanya Tania yang tak lain adalah istri Julian, ibu dari Khalisia.
Julian menggeleng, ia menarik lembut tangan Tania dan menuntun Tania untuk duduk menyamping di pangkuannya.
"Keinginannya tetap sama. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang," jawab Julian.
"Kau bisa melarangnya, Dad. Atau kita bisa mengirim Khalisia keluar negri agar dia tak melanjutkan obsesinya pada Gemma," jawab Tania, mencoba memberi saran pada suaminya. Namun, Julian menggeleng tak setuju dengan jawaban Tania.
"Kau tau bukan, seperti apa Khalisia ... Dia akan semakin menjadi- jadi jika kita tak menuruti keinginannya." Julian berucap sendu. Ada kalanya, ia menyesal telah membuat keputusan tentang menyerahkan pilihan pada putra-putrinya dan keputusan itu menjadi bumeran sekarang.
•••
Keringat mengucuri tubuh Gemma, sedari tadi, ia terus bermain basket seorang diri. Darahnya mendidih saat mengingat nama Khalisia. Wanita manja yang sangat ia tidak sukai.
Awalnya, Gemma bersikap baik pada Khalisia karena memang sikap Gemma sama pada semua. Namun ternyata, Khalisa menyalah artikan sikap Gemma.
Mereka hanya pernah bertemu beberapa kali, dan Gemma pernah menjemput Khalisia di kampusnya.
Gemma tak menyangka, bahwa Khalisia akan salah paham pada sikapnya.
Dan kini, sang kakek sudah memberikan ultimatum bahwa ia harus menerima perjodohan dengan Khalisia. Gadis manja yang kini sangat ia tidak sukai.
"Aisshhh!" teriak Gemma saat memasukan bola kedalam ring. Ia berteriak karena kesal dengan apa yang akan terjadi di hidupnya.
Gemma mendudukan dirinya di sisi lapangan, ia mengambil botol berisi minuman dan menenggaknya hingga tandas. Tak lama, ia meremas botol tersebut saat lagi-lagi ia mengingat nama Khalisia.
"Kenapa, Lu?" tanya Bunga yang menghampiri Gemma, Bunga adalah kaka sepupu dari Gemma.
Gemma menoleh sekilas lalu pandangannya kembali lurus ke arah depan.
"Lu masih mikirin perjodohanlu?" tanya Bunga, sedangkan Gemma hanya berdehem.
"Dah, lah, Gem. Apa salahnya coba lu terima perjodohan sama Khalisia. Baik ia, cantik ia," kata Bunga membuat Gemma berdecih.
"Gue mana tahan sama cewe kaya dia."
"Lu ga akan tau kalau lu ga nyoba. Lu bisa aja ga cinta sekarang. Tapi siapa tau lu nanti bakal jadi bucin," ejek Bunga pada adik sepupunya
"Dasar dakjal betina!" gerutu Gemma pada kaka sepupunya. Ia bangkit dari duduknya dan kembali mengambil bola, lalu meneruskan bermain basket di susul Bunga yang juga ikut bangkit menyusul Gemma dan mereka pun bermain basket bersama.
•••
Waktu menunjukan pukul 07 malam. Khalisia yang sedang berada di kamar terus berjalan kesana kemari.Ia tak sabar menunggu keputusan sang ayah dan Tanu, kakek Gemma. Kakek Gemma sudah setuju dengan perjodohan ini, mereka hanya tinggal membicarakan rencana apa yang akan mereka ambil lakukan setelah ini. Entah mereka akan menikahkan langsung Khalisia dan Gemma atau ....
ranjang adlh tmpt penyelesaian masalah suami istri 🤭