Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Menuju akad
Arka melajukan kendaraan nya dengan kecepatan penuh, wajah nya memerah menahan amarah.Sungguh saat ini dia sangat marah, lebih marah di saat dirinya mengetahui kalau Narendra menggelapkan uang perusahaannya.Dia tidak bisa menerima seseorang melukai wanitanya."Nis,jemput teyze dan Ozkhan sekarang juga dan bawa ke rumah utama."Denis yang menerima telpon singkat dari Arka langsung bertindak cepat,tidak ada waktu untuk berpikir apa yang sedang terjadi,yang pasti ini sesuatu yang sangat penting.
Mobil Arka terparkir asal di rumah utama,dia merasa lega karena ternyata mobil Denis sudah ada di garasi.Sebagai yang di tua kan Baba Aslan pun terlihat heran,apa yang membuat anak sulungnya itu mengumpulkan semua orang di malam hari."Apa yang terjadi Denis?"Anne Alara tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya."Saya juga tidak tau nyonya besar,tuan Arka hanya menyuruh saya untuk menjemput nyonya Efrina dan tuan muda Ozkhan."
"Ayah,,,,,"Ozkhan berteriak begitu melihat Arka muncul dari balik pintu.Ekspresi Arka langsung berubah saat anak kecil itu berlari menghampirinya."Anak ayah belum tidur?"Arka mengusap kepala putranya dengan sayang,Ozkhan hanya mengangguk,kemudian kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sosok wanita yang tidak di lihatnya sepanjang hari."Bunda mana ayah?" Tanyanya dengan wajah bingung."Bunda nya lagi istirahat sayang."
"Ada apa Arka?"Alara terlihat sudah tidak sabar."Ozkhan main sama kakak kakak yang di sana dulu ya?"Tunjuk Arka pada beberapa pembantu yang berdiri tidak jauh dari ruangan tempat mereka berada saat ini.Tanpa banyak drama,Ozkhan menuruti perintah Arka.
"Aku minta maaf karena membuat keributan di tengah malam.Hanya saja aku sudah tidak bisa menunggu sampai besok.Baba,Anne,aku ingin membatalkan pertunanganku dengan Freya dan itu harus Anne lakukan besok.Dan Teyze,ijinkan aku menikah dengan putrimu."Tidak ada basa basi,Arka langsung pada intinya hingga membuat semua orang yang berada di ruangan itu tidak dapat menyembunyikan kebingungannya."Satu alasan,Baba ingin kamu memberiku satu alasan,kalau tentang Freya,pasti akan Baba dan Anne mu lakukan,tapi menikahi Elna?"
"Aku tidak akan melibatkan Ozkhan untuk masalah ini karena aku yakin Baba tidak akan menerima alasan itu,aku hanya ingin segera menikahinya karena aku tidak bisa melihat orang lain melukainya.Jadi aku mohon,ijinkan aku menikahi Elnara."Arka bersikeras pada pendiriannya.
"Baiklah,teyze akan melepas Elna untukmu nak,tapi satu yang perlu kau tau kalau sebenarnya Elna dan Freya..."
"Efri.."Alara menggelengkan kepala memberi tanda kalau melarang Efrina memberitahukan yang sebenarnya."Apa maksud teyze?"Arka mulai penasaran."Kau pulanglah,aku dengar dari Denis kalau kau akan berangkat ke Singapura besok pagi.Dan Anne akan mengikuti maumu sebelum keberangkatanmu ke sana."Ujar Alara mengusir Arka."Baiklah,aku menunggu jam delapan di mansion."Arka pamit setelah mengutarakan niatnya.
"Kenapa kau melarang ku memberi tau Arka kalau Freya dan Elna bersaudara?"Efrina meminta penjelasan pada Alara setelah yakin kalau Arka sudah pergi,namun bukan Alara yang menjawabnya melainkan Aslan."Keputusan Alara sudah benar,aku yakin ada sesuatu yang terjadi antara Elna dan Freya,dan aku takut jika Arka saat ini tau kalau mereka bersaudara meskipun lain ibu,Arka akan langsung mendatangi Freya dan pasti kau bisa menebak apa yang akan terjadi."Aslan menjelaskan.Dia tau sifat Arka.
Arka tiba di mansion menjelang tengah malam dan Elna belum tidur saat Arka membuka pintu."Kenapa belum tidur?"Arka menghampiri Elna yang berada di dapur.Suaranya tidak sekencang tadi saat dia meninggalkan Elna."Aku belum mengantuk."Arka memeluk Elna dari belakang."Apa yang sedang kau buat,ini terlihat enak,boleh aku coba?"Meskipun posisinya saat ini membuat Elna risih,tapi dia mencoba terlihat santai."Oh,,ini orh nee,aku menemukan ubi di gudang,dari pada bertunas dan siap di tanam mending aku olah jadi makanan,kakak mau?”Arka mengangguk kan kepala, kemudian membuka mulutnya,,"Aa,,,,,,"Terpaksa Elna menyuapi Arka,bagaimana mungkin pria itu bisa makan sendiri jika kedua tangannya membelit sempurna di perut Elna seperti seekor ular Python raksasa yang sedang menemukan mangsa.
"Ini enak sekali."Tuturnya dengan tersenyum.Masih dengan posisi yang sama,Arka mulai berbicara dari hati ke hati pada Elna."Aku tau saat ini kamu merasa tidak nyaman dengan perlakuan ku ,tapi kamu harus terbiasa, karena kita akan melakukan ini setiap hari, jangan menjaga jarak dengan ku,dan mulai sekarang aku ingin kamu menceritakan apapun padaku tanpa terkecuali,apa kau paham?"Arka menempel kan hidungnya pada hidung Elna,hingga tercipta debaran jantung yang sangat hebat di antara keduanya."Masuklah istirahat,besok pagi tidak usah membuat sarapan untukku,tapi sebaiknya kamu bangun karena kita akan menerima banyak tamu besok pagi sebelum aku berangkat ke Singapura."Lanjut Arka mencoba mengalihkan pembicaraan karena jika tidak,tidak menutup kemungkinan dia akan berbuat lebih.
Keesokan harinya
Elna bangun di pagi hari dengan wajah yang bingung,bagaimana tidak,Seluruh keluarganya datang tak terkecuali si kecil Ozkhan.Saat ini dia memang sedang berada di dapur,dia sama sekali tidak mengindahkan perkataan Arka."Apa yang di lakukan calon pengantin ini pagi pagi sudah di dapur?"Alara menghampiri Elna yang menampakkan wajah kebingungan."Calon pengantin?siapa?"Elna seperti orang bodoh yang tidak tau apa apa."Astaga,benar benar ya si Arka."Alara sampai tidak percaya kalau Arka tidak memberitahukan Elna."Kamu sayang,Arka tidak bilang padamu?"Alara kembali bertanya dan di jawab Elna dengan gelengan,namun sedetik kemudian."Apaaa?Saya teyze?"Wajah panik Elna tak bisa dia tutupi saat baru tersadar kalau yang akan menikah itu adalah dirinya.Otaknya mencoba berpikir keras,dan di temukanlah kalau semalam Arka mengancam akan menikahi nya kalau dia tidak memberitahu siapa yang sudah berbuat kasar padanya."Tunggu,,tunggu teyze,biar aku menenangkan diri sebentar."Elna memegang kepalanya yang tiba tiba terasa sakit."Aku akan mencari kak Arka dan meminta penjelasan padanya."Elna meninggalkan Alara sendirian di dapur karena Efrina harus menemani Ozkhan berkeliling di mansion mewah ayahnya.
Tanpa mengetuk pintu,Elna masuk ke kamar Arka,dan pemandangan yang dia lihat membuatnya naik pitam."Bisa bisanya dia tidur nyenyak setelah membuat semua kekacauan ini."Elna menghampiri Arka yang masih tertidur pulas dengan tubuh di tutupi selimut tebal."Kak,,bangun!"Seperti seorang ibu yang membangunkan anak nya yang terlambat sekolah,begitulah cara Elna membangunkan Arka.Namun ternyata tindakan nya itu salah besar.Saat dia menarik selimut Arka,Arka melakukan hal yang sama,hingga Elna yang tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya terjatuh tepat di samping Arka.
"Lepas kak."Jangan membuatku marah,kita harus bicara."Elna meronta karena Arka sekarang sedang mendekapnya,tentu saja wajah Elna memerah karena pelukan itu.Kebiasaan Arka yang tidak suka memakai atasan saat tidurlah yang membuat Elna seperti dispenser,panas dingin.
"Aku tidak bisa melepaskan mu sayang,kau yang datang kemari berarti kamu sudah siap dengan konsekuensinya."Ujar Arka yang tidak melepas pandangannya dari wajah merah Elna."Kenapa wajahmu merah,kamu malu?"Arka lagi lagi menggoda Elna.
"Apa yang kalian lakukan?"
...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.
kek dah habis aja stok cewek cowok