Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Dengan penampilan dan perasaan yang berbeda kini aku dan Ricard sudah berada di bandara dan akan langsung melakukan perjalanan menuju rumah kak Leo.
Dulu kala aku berangkat postur tubuh ku yang besar dan perasaan yang sedikit masih kacau dan hancur, tapi sekarang aku kembali dengan penampilan ku yang berbeda dan hati aku yang sangat di penuhi dengan kebahagiaan karena aku dan Ricard sudah sepakat untuk menjalin sebuah hubungan.
"Kamu capek ngga sayang? Kalau ngga capek kita mampir ke mall dulu sebentar mau?" Ucap Ricard.
"Memang nya mau beli apa?" Aku penasaran dengan apa yang mau di beli Ricard.
"Kamu pasti lapar kita makan dulu sekalian ada yang mau aku beli."
"Ya sudah kita ke mall aja dulu, tapi masa iya kita ke mall harus bawa koper." Ucap ku.
"Biar koper pulang duluan, nanti aku yang akan menyuruh sopir taxi untuk mengantar nya."
"Memang nya bakalan sampai? Bagaimana kalau sopir taxi itu malah membawa nya kabur." Ucap ku khawatir.
"Kamu tenang saja sayang, aku menjamin semua nya, sekarang kamu tunggu di sini aku mau cari taksi dulu untuk mengantar kan koper-koper ini." Aku hanya mengangguk dan percaya kepada Ricard.
Aku menatap punggung Ricard yang sedang menarik dua koper, bibir ku tersenyum melihat nya, dia itu sosok laki-laki yang sangat bertanggung jawab sekali.
Aku tidak perduli dengan pekerjaan nya, yang penting aku sekarang sudah nyaman dengan nya.
[ Pov Ricard ]
Sebelum dirinya naik pesawat, Ricard sudah menghubungi Leo untuk menjemput dan membawa koper-koper nya tanpa sepengetahuan dari Yola.
Leo yang memang sudah dari tadi sampai di bandara sudah ngga sabar dengan penampilan baru Yola, tapi dirinya harus menelan pahit keinginan nya itu, karena Ricard belum mengizinkan nya untuk bertemu dengan Yola.
"Bos, Yola nya mana?" Tanya Leo sambil melihat ke arah bandara.
"Jadi sekarang yang kamu cari Yola? Biasa nya juga nanya kabar saya." Ucap Ricard.
"Ya kan Yola sekarang adik angkat saya bos, jadi wajar saya nyari dia." Ucap Leo.
"Sudah jangan di bahas, sekarang kamu bawa pulang koper-koper ini ke rumah."
"Pulang ke mana bos?" Tanya Leo karena bingung dengan koper Ricard harus di bawa kemana.
"Leo, apa masih belum paham juga, ya bawa pulang ke rumah kamu lah, masa iya dibawa pulang ke rumah saya, kamu tahu sendiri kan kalau Yola belum tahu siapa saya sebenar nya." Jawab Ricard dengan sedikit kesal dengan pertanyaan Leo.
"Oke bos, kan saya kira Yola sudah tahu bos." Leo memasukan ke dua koper Ricard ke dalam mobil.
"Ya sudah kamu pulang duluan, saya mau ke mall dulu sebentar sama Yola." Setelah kedua koper nya masuk, Ricard pun kembali menghampiri Yola yang sedang duduk di ruang tunggu.
"Bos mah bebas mau melakukan apa pun juga, coba lihat aku di sini bos, aku sengsara bos." Ratap Leo lalu melajukan mobil nya.
*******
Aku duduk menunggu Ricard kembali, aku heran kenapa aku ngga diajak nya keluar, padahal kan aku juga nanti nya keluar sama dia, tapi ya sudah lah aku ngga mau memikirkan nya.
"Maaf, nona sendirian?" Tanya seorang pria yang seperti nya seorang pengusaha, lalu dia duduk di samping ku.
"Ngga, saya sama tunangan saya." Aku tahu pria ini pasti pria hidung belang yang selalu menggoda setiap wanita.
Coba kalau penampilan ku yang masih seperti dulu, ngga mungkin pria ini akan menyapa bahkan untuk mendekati saja pasti merasa jijik.
"Ngga usah bohong nona, aku tahu itu hanya sebuah alasan saja." Ucap pria itu sambil menatap penuh damba kepada ku.
Aku hanya diam tidak menghiraukan ucapan nya, aku sungguh merasa tidak nyaman dengan kehadiran nya, aku berharap Ricard segera kembali dan menolong aku menjauh dari pria mata keranjang ini.
"Nona kerja dimana? Kalau anda mau, saya akan menerima anda sebagai sekertaris di kantor saya dengan gaji dua kali lipat dari gaji yang anda terima saat ini, soalnya saya lagi membutuhkan seorang sekertaris yang cantik seperti anda." Ucap nya berusaha merayu ku dengan kedudukan dan uang nya.
"Maaf saya tidak membutuhkan pekerjaan, karena tunangan saya juga sudah cukup untuk memberikan semua kebutuhan saya." Aku sedikit kesal dengan ucapan nya, dia kira semua wanita akan bisa tergiur dengan apa yang sudah dia ucapkan itu.
"Saya jadi penasaran dengan tunangan anda itu, seberapa tinggi nya sih jabatan tunangan anda itu sehingga anda menolak posisi bagus dan gaji yang besar."
"Mampus aku, kalau pria ini tahu kalau Ricard hanya seorang pelayan." Bathin ku.
Aku bingung harus menjawab apa, untung Ricard datang tepat waktu.
Ricard berjalan menghampiri Yola, ada seorang pria yang duduk di samping Yola dengan posisi menyamping.
"Siapa pria itu, berani nya mendekati calon istriku." Gumam bathin Ricard lalu menghampiri Yola.
"Sayang, ayo kita pergi." Ucap Ricard.
Aku dan pria itu langsung menatap ke arah Ricard.
Aku langsung berdiri dan memeluk mesra tangan nya.
"Pak Ricard." Gumam bathin pria itu yang sudah mengenali Ricard.
Ricard menatap tajam pria yang bersama Yola, dia tahu kalau pria itu klien nya, tapi Ricard tidak mau menyapa nya sama sekali.
"Ayo." Ricard mengajak ku pergi, tanpa basa basi aku juga mengikuti langkah Ricard dan meninggalkan pria itu.
"Sebentar, aku mau bilang sesuatu sama pria yang sudah mengganggu kamu." Ricard menghentikan langkah nya.
"Sudah lah sayang, abaikan saja orang seperti itu." Aku tidak mau ada keributan yang membuat kita malu karena di lihat orang banyak.
"Tidak, aku tetap harus bicara karena kalau ngga, dia akan terus mengganggu kamu." Ucap Ricard sambil melepaskan tangan ku dari tangan nya.
Ricard melangkah dengan tatapan tidak lepas kepada pria itu.
"Dia itu tunangan saya, kalau anda berani menggoda nya saya pastikan perusahaan anda hari ini juga langsung gulung tikar." Ucap Ricard dengan pelan tapi penuh dengan tekanan.
"Maaf kan saya pak Ricard, saya tidak tahu kalau wanita itu tunangan nya bapak."
Setelah mendengar jawaban dari pria itu Ricard kembali menghampiri Yola dan memeluk erat pinggang nya.
Entah apa yang Ricard bicarakan dengan pria hidung belang itu, sampai-sampai pria itu hanya diam dan mengangguk, dan seperti nya dia meminta maaf kepada Ricard.
"Kamu bicara apa tadi sama pria itu?" Tanya ku karena penasaran.
"Aku cuma bilang jangan ganggu tunangan ku, kalau tidak aku akan memotong adik kecil nya."
Aku tertawa mendengar nya, walau sedikit menyeramkan tapi aku sangat bahagia karena Ricard selalu menjaga aku.