Sebatas Ibu Untuk Anakmu
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (1)
Salma berjalan dengan hati yang senang. Baru saja ia memeriksakan dirinya ke dokter kandungan setelah mengetahui dirinya hamil. Senyum selalu menghiasi wajahnya saat ia membayangkan suaminya akan senang dengan berita yang ia bawa.
"Ical juga pasti senang karena dia akan menjadi seorang kakak." gumam Salma teringat akan sang anak sambungnya yang berusia 6 tahun. Namanya Faisal Ramadhan. Namun, di panggil Ical.
Anak tampan yang sangat aktif itu selalu bertanya kapan ia akan punya adik seperti temannya yang lain. Bahkan tak segan meminta adik sebagai kado di ulang tahunnya Minggu depan.
"Insha Allah, sayang." Hanya itu jawaban yang bisa Salma berikan.
Anak dari suami dan mantan istrinya itu memang cukup dekat dengan Salma. Bahkan ia pulalah yang membuat keduanya lebih dekat dan menjadi suami istri.
Salma adalah seorang guru TK di tempat Faisal sekolah. Selain menjadi guru termuda dan masih single, ia juga sangat di sukai anak-anak karena ramah. Salma sendiri memang menyukai anak-anak.
Tidak hanya Faisal, anak-anak yang lain pun sangat dekat dengan Salma. Pernah di awal-awal menikah, Faisal seolah menjadi bodyguard Salma. Ia merasa memiliki Salma karena sudah menjadi ibunya. Namun, setelah di beri pengertian, ia pun mau membiarkan anak-anak lain dekat lagi dengannya.
" Semoga kamu bisa melengkapi kebahagiaan kami, sayang." Doa dan harapan terbaik untuk sang janin yang masih lima minggu ada di dalam rahimnya.
Malam ini, rumah nampak sepi. Faisal menginap di rumah ibunya Rama, atau Neneknya Ical.
Salma yang suasana hatinya masih berbunga-bunga, langsung menyiapkan makan malam yang lebih istimewa. Sekalian syukuran karena sudah ada anak yang akan hadir di tengah-tengah mereka.
Setelah satu tahun menikah ,akhirnya ia bisa menjawab pertanyaan orang yang selalu penasaran apakah ia sudah hamil atau belum.
Kebahagiaan yang rasanya datang bertubi-tubi karena Rama yang kini menjadi suaminya adalah cinta pertamanya saat SMA. Cinta dalam diamnya. Yang hanya ia simpan di dalam hati.
Nyatanya, mimpi bisa bersanding dengan cinta pertamanya itu di bawa oleh Faisal sendiri. Malaikat kecil yang haus akan kasih sayang. Karena, sang ibu yang meninggalkannya saat berusia satu tahun.
Kondisi ekonomi Rama yang memburuk saat itu, membuat Dewi meminta cerai dan berpindah ke lain hati yang lebih mapan dan bisa memenuhi hobinya berbelanja. Bahkan dengan teganya ia meninggalkan Faisal yang masih membutuhkan ASI dan kasih sayang seorang ibu.
Setelah semua tertata rapi di atas meja, Salma pun menutupinya dengan tudung saji. Ia sendiri segera berlalu untuk membersihkan diri. Badannya yang berkeringat karena memasak tadi membuatnya tidak nyaman.
Salma terus memperhatikan test pack yang menunjukkan garis dua sambil tersenyum. Ia pun mulai memasukkan semua yang berkaitan dengan kehamilannya kendalam sebuah kotak berwarna merah yang dihiasi pita emas.
Selain testpack, Salma juga memasukkan buku pink, buku wajib yang dimiliki ibu hamil. Buku yang berisi rekam jejaknya dari awal kehamilan sampai sang anak nanti berusia lima tahun.
Rasanya Salma sudah tidak sabar mengisi buku itu dengan tumbuh kembang janinnya.
Setelah kadonya siap,dan ia sudah membersihkan dirinya, Salma beranjak dari kamar menuju ke sebuah ruangan yang tepat ada di sebelah kamarnya.
Melihat pintu yang sedikit terbuka, Salma berniat langsung masuk. Namun, saat ia baru akan menyentuh handle pintu, ia mendengar Suaminya menyebut-nyebut nama Dewi.
" Kamu tahu Dewi, aku masih sangat mencintaimu..."
Deg
Mendengar perkataan suaminya tangan Salma akhirnya urung untuk membuka pintu.
" Kenapa kamu tidak bisa bertahan sebentar dan menungguku memperbaiki keadaan ekonomi kita. Kalau saja kamu mau bertahan, mungkin kita bisa hidup bahagia dengan anak kita...,"
Setetes air mata membasahi pipinya. Istri mana yang tidak sedih saat dengan mata kepalanya sendiri ia mendengar suaminya masih mencintai sang mantan.
" Ical membutuhkanmu. Ia membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Tapi, dengan teganya kamu meninggalkannya. Kamu tahu, dia sangat sedih dan selalu bertanya kemana ibunya. Aku hanya bisa menjawab kamu ada pekerjaan di tempat yang jauh.
Dia terus menanyakan mu. Namun, kamu takpernah sekalipun menggubris permintaanku.
Tapi, setelah aku menikah dengan Salma, dia tidak lagi menanyakan mu. Dia sudah mendapatkan kasih sayang dari ibu sambungnya.
Karena Ical pula akhirnya aku mau menikah kembali. Matanya yang berbinar-binar saat bersama Salma membuatku mau kembali masuki gerbang pernikahan.
Ya , hanya karena Ical. Karena sampai detik ini aku belum bisa benar-benar mencintainya. Kamu masih bertahta di hatiku. Padahal kamu sudah melukaiku. Tapi, bodohnya aku , aku tetap tidak bisa membencimu..."
" Hiks...Hiks .."
Salma menyandarkan tubuhnya ke tembok. Dadanya terasa di himpit batu besar. Sesak. Sangat menyesakkan.
Tak ingin ketahuan menguping, Salma hanya bisa menahan tangisnya. Bahkan menutup mulutnya agar Isak tangisnya tak terdengar.
" Kamu jahat, Mas. Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu. Lalu apa artinya sikap baikmu selama ini? Apa semuanya hanya kepalsuan atau hanya sebagai balas budimu karena aku bisa membuat Ical bahagia?," lirih Salma pelan dalam tangisnya.
Tak tahan berlama-lama mendengar perkataan lebih jauh dari suaminya, Salma langsung berlari menuju kamarnya.
Ia berlari ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Isak tangisnya semakin keras. Salma meluapkan rasa kecewanya. Ia merasa menjadi wanita bodoh.
Satu tahun menjalani pernikahan yang ia pikir di landasi cinta nyatanya hanya angan belaka. Suaminya hanya berpura-pura. Bahkan di saat ia sudah memberikan mahkotanya yang paling berharga, ternyata cinta itu tidak ada di dalam hati suaminya.
Salma tersenyum miris. Hubungan harmonis ini ternyata hanya demi Faisal.
Salma menatap nanar kotak yang awalnya akan ia berikan kepada sang suami. Ia berniat memberikan kejutan dengan memberikan kotak itu. Namun, kini ialah yang terkejut dengan pengakuan suaminya yang tidak sengaja ia dengar.
" Kamu jahat, Mas." Salma menunduk sambil terus mengusap air matanya yang tak habis-habis.
" Sayang, maafkan Bunda." Salma mengusap perutnya yang masih rata.
******
" Sayang, ini ada acara apa?," tanya Rama pada Salma saat ia melihat menu yang tidak biasa.
Nasi tumpeng dan aneka lauk pauknya menjadi menu makan malam mereka kali ini.
" Oh ini, cobalah Mas." Salma mengambil piring dan mengambilkan makan malam untuk sang suami lalu meletakkannya di hadapan suaminya.
" Aku mencoba membuat nasi tumpeng. Ical memintaku untuk membuat nasi tumpeng di ulang tahunnya nanti. Ia bilang ingin aku yang membuatnya. Karena itu, aku mencoba memasaknya dulu. Ini pertama kalinya aku memasak nasi tumpeng. Jadi, harus banyak belajar." Ucapan yang tidak sepenuhnya kebohongan. Walaupun awalnya ia membuat nasi tumpeng itu untuk syukuran kecil-kecilan atas kehamilannya.
" Masakan kamu selalu enak." Puji Rama setelah mencicipi satu suap.
" Alhamdulillah kalau begitu."
Jika aku tidak mendengar pengakuan mu tadi, mungkin saat ini aku sedang berbunga-bunga karena mendengar pujianmu, Mas Rama. Batin Salma.
" Oh iya, matamu sembab kenapa? Kamu habis nangis?,"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Deliza Yuseva
lelaki bodoh ...
2024-07-07
2
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
gila kita yg baca aja sakit hati apalagi Salma nggak kebayang perih nya hati dia saat tau suaminya ternyata pura2 doang selama ini
2024-05-02
3
Yunerty Blessa
kerana mendengar percakapan mu dan Dewi....
2024-04-23
0