NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:542k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Liam Aretas Amir—CEO dari Amour Hotel, jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepada karyawan baru di perusahaannya. Wanita cantik yang memiliki kesempurnaan fisik maupun sikap itu bernama Indah Gayatri. Masalahnya, Liam sudah memiliki Fello—istri yang membuat Liam menjadi seorang CEO di usianya yang baru menginjak awal kepala tiga. Akan tetapi, hubungan Liam dan Fello jauh dari kata baik lantaran selain sangat pencemburu, Fello juga selalu mengungkit jasa-jasanya kepada Liam. Hingga setelah keduanya kembali terlibat pertengkaran besar, Liam yang mabuk parah justru memaksa Indah menjalani ‘cinta satu malam’ dengannya.

Lalu, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Menyesalkah Fello ketika pria yang selalu ia injak-injak, walau pria itu juga tulus mencintainya, justru menemukan kebahagiaan dari wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35 : Fello yang Mengungkap Hubungannya Dan Liam Kepada Indah

“Sayang, jangan lupa makan meski aku belum bisa buatin kamu bekal,” ucap Indah sambil mengawasi Liam yang sedang membereskan beberapa berkas yang pria itu masukkan ke dalam tas kerja.

Di tengah kesibukannya, Liam menatap Indah di tengah senyuman yang perlahan terurai. “Pasti. Kalau aku sampai sakit, yang jagain kamu sama calon anak kita, siapa? Kalian alasanku sesemangat ini. Kalian alasanku sekuat ini. Kalian juga harus semangat, ya! Kalian harus kuat biar kita sama-sama lagi!” sergahnya menyemangati sang istri.

Indah mengangguk-angguk. “Nanti aku mau tanya ke dokter, buat bed rest-nya, boleh di rumah saja, enggak?”

Liam yang sudah selesai membereskan tasnya, kemudian menaruh tasnya di sofa, berangsur menghampiri Indah. “Kaki kamu saja belum dicek, kan? Sabar saja, dijalani, di sini dulu.”

Indah mengangguk-angguk. Kedua tangan mulusnya yang kini dipenuhi luka baret parah dan dibubuhi obat merah, terulur meraih wajah Liam. Ia membingkai wajah itu penuh sayang. “Yang semangat, ya. Terima kasih buat semuanya.”

Liam mengangguk-angguk kemudian menurunkan masker putihnya. Ia mengecup gemas punggung hidung istrinya, membuat wanitanya itu tersenyum membalasnya. Mereka masih menunggu kedatangan mamahnya Indah. Karena kesibukan satu sama lain, membuat mereka bergantian dalam menjaga Indah. Selanjutnya ketika mamah Indah datang, giliran Liam yang undur dari sana.

Liam harus membereskan banyak pekerjaan yang sempat tertunda akibat kecelakaan yang menimpa Indah. Ada banyak pertemuan penting yang akan pria itu jalani hingga Indah sibuk wanti-wanti, mengingatkan agar sang suami tidak lupa makan lantaran ia belum bisa membuatkan bekal.

Sekitar setengah jam dari kepergian Liam, seseorang mengetuk pintu ruang rawat Indah dari luar. Bukan suster maupun dokter yang akan memastikan keadaan Indah. Bukan juga Liam yang kembali datang. Karena sosok tersebut adalah Fello. Fello dengan penampilan seksinya, datang bersama kemewahan yang menyelimuti.

Kali ini, Fello juga kembali merias wajahnya dengan riasan tebal. Namun di mata Indah yang sebelumnya pernah bertemu Fello beberapa kali, Fello yang sekarang tampak lebih kurus sekaligus kurang sehat. Rahang Fello terlihat sangat menonjol, selain pipi Fello yang tampak peot. Paling mencolok karena wanita itu memakai pakaian tak berlengan dan bagian dada pun terbilang terbuka, berbeda dari sebelumnya, kulit Fello kali ini tampak kendur sekaligus bergelambir.

Dwiningsih, mamah Indah menatap aneh Fello yang baru datang sudah menatap Indah dengan sangat sinis.

“Maaf, Anda siapa?” Ibu Dwiningsih sampai menghampiri Fello yang sudah langsung berdiri di depan bibir ranjang rawat Indah meringkuk ke kiri.

“Saya istrinya Liam.” Fello menjawab dengan sangat angkuh hingga ibu Dwiningsih yang belum mengenal Fello langsung syok.

Ibu Dwiningsih tampak seperti nyaris jantungan. Lain dengan Indah yang tetap anteng sambil terus meringkuk dan hanya sesekali menatap Fello.

Tetap mempertahankan keangkuhannya, Fello mendekati Indah.

“Dia yang sudah mengirim orang untuk mencelakai aku, Mah. Dia yang mengirim orang untuk menabrakku, dua hari lalu,” ucap Indah masih lemas sekaligus lirih.

Ketika ibu Dwiningsih makin gelisah, tidak dengan Fello yang hanya tersenyum santai.

“Bukankah hiburan dariku sangat menyenangkan? Bagaimana keadaan janin kamu? Dia mati, kan?” sergah Fello di tengah tawanya.

Ibu Dwiningsih yang merasa Fello tak seharusnya ada di sana, berusaha menghalangi Fello mendekati Indah. Namun, bukannya mengindahkan sarannya, Fello dengan kejji mendorongnya hingga ia berakhir meringkuk di lantai.

Marah, Indah berangsur duduk. Namun belum juga ia sepenuhnya berhasil, Fello sudah menuang isi tote bag cokelat yang menghiasi pundak wanita itu ke pangkuan Indah yang masih ditutup selimut.

“T-tolong!” teriak ibu Dwiningsih, tak mau menyerah walau ulah Fello membuat encoknya kambuh.

“DIAM!” Bentak Fello sangat menyeramkan.

Namun, Indah sama sekali tidak peduli. Meski ketika tatapannya tertuju pada apa yang Fello tumpahkan di pangkuannya, ia benar-benar tercengang.

Dunia Indah mendadak hening walau di sana ada suara lain termasuk itu suara permohonan tolong dari sang mamah. Seruan tolong yang terus dibalas hardikan kejji oleh seorang Fello. Dan baru saja, Fello nekat membanting tubuh ibu Dwiningsih setelah wanita itu nekat menekan tombol nurse call yang bisa mengundang perawat berdatangan tanpa membuat mereka berteriak apalagi sambil keluar.

Tak tahan, Indah yang telanjur kesal bahkan muak dengan ulah Fello sengaja meraih piring di nakas sebelahnya. Ia menggunakan piring tebal berisi potongan buah melon itu untuk menghantam wajah Fello. Tak sampai di situ karena Indah juga sampai mengguyurkan teh panas yang akan ia nikmati, ke wajah wanita kejji itu.

“Pantas Liam sampai tergoda kepadamu. Ternyata kamu memang semenggoda ini!” sergah Fello setelah sebelumnya sempat terdiam akibat apa yang Indah lakukan. Ia meraih pecahan piring di sana kemudian memegangnya sambil menatap marah Indah.

“Pecahan piring ini benar-benar akan merobek perutmu, mengeluarkan janin siallan itu dari sana, kalau kamu terus bersama suamiku!” tegas Fello sambil mengarahkan pecahan piringnya pada Indah. “Aku tidak main-main apalagi sekadar mengancam. Aku serius!” Ia mengakhiri ucapannya dengan berteriak histeris.

Tepat di saat itu juga, dua perawat dan seorang dokter datang. Mereka langsung menatap ngeri kenyataan yang ada, tapi mereka langsung siaga, tetap maju mendekat dengan langkah super hati-hati. Meski ketika Fello sampai menoleh dan juga buru-buru menghadap mereka, mereka juga kompak terkesiap. Mereka nyaris jantungan karena biar bagaimanapun, ulah Fello sangatlah liar.

“Pergi! Jangan ikut campur jika kalian juga tidak mau mati seperti wanita ini dan calon bayi siaalannya!” teriak Fello. Kepada wanita di hadapannya, ia juga tidak sekadar mengancam. Ia sungguh-sungguh bahkan kini ia mengejar salah satunya. Ia mengejar suster yang berambut pendek, berusaha melukainya yang seketika lari terbirit-birit ke luar.

Pintarnya Fello, ia tak sampai mengejar keluar. Begitupun ketika ia mengejar kedua wanita yang tersisa.

“Pantas Liam sampai menikahi denganku. Pantas Liam jauh lebih nyaman saat bersamaku ...,” ucap Indah akhirnya setelah ia juga menghela napas dalam. Ia yang awalnya tak sudi menatap apa yang Fello tuangkan di pangkuannya, berangsur untuk menatap salah satu foto yang ada di sana. Seperti yang baru saja ia tegaskan dan sukses membuat Fello yang awalnya berlarian mengejar kedua wanita yang tersisa, berhenti. Semua yang ada di pangkuannya merupakan sederet foto. Baik yang ada di bingkai, di dalam album, maupun yang hanya berupa lembaran. Itu foto Fello dan Liam. Dari foto pernikahan, foto keduanya yang begitu terlihat dekat sekaligus saling mencintai. Bahkan foto keduanya yang sedang berenang bersama di kolam renang. Jujur, demi apa pun, melihat itu semua sudah langsung membuat Indah kebas. Indah merasa tidak baik-baik saja. Ia merasa tak hanya tenaganya yang tak lagi tersisa. Sebab nyawanya juga seolah perlahan bergantian meninggalkannya.

“Jangan sombong karena kamu bukan satu-satunya wanita dalam hidup Liam!” tegas Fello garang. “Kamu pikir kamu hebat? Kamu pikir kamu spesial hanya karena Liam sedang lebih menyayangimu?!”

Karena Indah hanya diam, Fello sengaja berkata, “Itu alasan kenapa buku nikah kalian belum juga ada. Aku dan Liam belum bercerai. Jadi keadaan ini harusnya membuat kamu sadar, siapa kamu yang sesungguhnya apalagi dalam kehidupanku dan Liam!”

Ternyata aku bukan satu-satunya wanita dalam hidup Liam. Ternyata aku bukan yang paling spesial karena pada kenyataannya, memang ada wanita lain, batin Indah. Ia memang diam, tapi air matanya sudah sibuk berjatuhan. Kemudian, ia menatap Fello, memberikan senyum terbaiknya kepada wanita itu walau ia tak kuasa menyudahi air mata berikut kesedihannya. “Apa pun yang terjadi, setidaknya aku tulus mencintai suamiku dan suamiku juga tulus mencintaiku.”

“Urusan siapa yang utama dan pertama tidak penting jika keadaannya saja, kamu lebih dari sinting! Pantas setiap aku membahas kamu, suamiku terlihat sangat terluka. Pantas di malam itu, malam yang menjadi alasan kami menikah, luka-luka suamiku karena kamu dan dia menganggapku sebagai obat bahkan candu.” Indah menghela napas dalam kemudian menunduk. Ia meratap pedih foto-foto di pangkuannya. Sambil memasukkan itu semua ke dalam tote bag selaku tempat awal dari hadirnya foto-foto tersebut, Indah berkata, “Walau suamiku bukan orang sempurna, sampai detik ini, dia selalu mencintaiku dengan sempurna.”

“Aku tidak peduli dengan masa lalunya. Sebab selama dia bersamaku, bahkan ketika dia berbaur dengan orang lain, di mata semuanya apalagi di mataku, dia pria baik yang sangat tanggung bertanggung jawab.” Indah masih menatap Fello dengan sarat pengertian. “Mungkin dia memang memiliki masa lalu yang tidak sempurna, tapi bukan berarti dia menjadi manusia paling berdosa.”

“Semua orang memiliki masa lalu. Dan masa lalu bukan satu-satunya tolok ukur untuk menghakimi seseorang. Jangan pernah menilai sesuatu apalagi seseorang dari satu sisi karena alasanmu sekeras sekarang pun karena kamu merasa kehilangan Liam,” lanjut Indah lirih tapi dalam.

Fello refleks maju di tengah kedua tangannya yang mengepal erat. Termasuk tangan kanannya yang masih menahan pecahan piring, hingga darah segar mengalir dari sana.

“Sekarang kamu paham apa rasanya kehilangan sekaligus menyesal. Bukankah itu yang kamu rasakan di setiap melihatku dan Liam? Bukankah itu yang kamu rasakan di setiap kamu melihat kebahagiaan kami?” lanjut Indah.

Di belakang, suster dan dokter yang masih ada, refleks saling tatap. Tak lama setelah itu, suster yang tadi dikejar-kejar Fello, kembali datang. Wanita itu memberikan alat suntik yang sudah berisi cairan berwarna agak kuning. Ia memberikannya kepada wanita berjas putih yang mereka panggil Dok.

“Setelah ini, apa yang ingin kamu lakukan lagi? Kamu ingin tahu, bahwa aku bukan satu-satunya istri Liam, kan? Lalu,” lanjut Indah. Ia melirik dokter yang sudah ada di belakang Fello. Wanita cantik itu melangkah mengendap, sangat berjaga.

“Apa pun itu, aku tidak akan berhenti mencintai Liam apalagi selain sebentar lagi kami akan memiliki bayi, hubungan kami baik-baik saja. Malahan sejauh ini, kamu yang selalu membuat gara-gara. Kamu mengatai, terus menghina Liam. Terakhir, kamu malah mengatai Liam manddul. Dan setelah semua yang terjadi aku jadi berpikir, jangan-jangan kamu yang mandul karena bersamaku saja dan itu tidak butuh waktu lama, aku langsung hamil,” ucap Indah.

“Kammm....” Fello nyaris melempar pecahan piring di tangan kanannya, tapi dari belakang, di lengan belakang sebelah kirinya, ada sesuatu yang tertancap menyerupai suntikan yang juga disertai cairan.

Fello langsung tak berkutik. Beling piring di tangan kanannya terjatuh bersama wanita itu yang perlahan sempoyongan. Setelah tatapannya juga menjadi buram, tubuh Fello ambruk, terduduk, dan berakhir meringkuk di lantai.

Lalu, bagaimana kelanjutan kisah mereka?

1
Linda Wati
Keren banget mantap....
Aku selalu baca cerita mu kak 🌹🌹🌹❤️❤️❤️
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Adinda Kusuma
Luar biasa
Sriza Juniarti
mantap bangeettt..terbaik..bahagia slalu liam dan Indah 🥰🥰
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
masih ada lowongan gak Thor🤣
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Meimei Memei
Luar biasa
Nurlaila Hasan
kerreeeeeeennn
Ida Qurratul 'Ain
Luar biasa
Nuryanti Yanti
Kecewa
Nuryanti Yanti
Buruk
Nuryanti Yanti
Ono Yo menantu ku fello Ki....gendeng
prima yanary
Luar biasa
👏Zhenonk🏚️²²¹º
wkwkkk mami ganjen cari mangsa yg di pinggir jalan aja.. jgn ganggu liam.. sekelas fello aja di abaikan apalagi yg nyata2 udah tuwiirrr🤭🤣🤣🤣
👏Zhenonk🏚️²²¹º
ngebayangin cewek hyper, posesif n arrogant.. duuhh Liam.. mending udahan deh🙈😓
Fani Indriyani
ini liam bkn anaknya sekertaris lim dan widy kan kak Ros?
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Bukan Kak
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
genggamanmu terlalu erat fello jd bikin sesak napas deh🤪
Elpida sari
ok
Rosmiati Ros
jadi cerita ini buatnya bersamaan sama novel kalandra, Resty, restu sama liam ya? benar ga Thor, trus lanjut ke novel anak2 mereka trus lanjut cucu mereka?
aira aira
,aduh
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
aku baca ceritanya ko kaya di dunia nyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!