Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)
Sebuah sedan hitam yang begitu mengkilap berhenti tepat di depan lobi Amour Hotel. Satpam yang terjaga di sana langsung bergegas membukakan pintu penumpang sebelah tengah. Liam Aretas Amir, pria bertubuh tegap itu keluar dari sana. Kacamata hitam besar yang tertahan di hidup mancungnya membuat penampilannya tampak makin memukau. Melangkah tegas di tengah sikapnya yang dingin tak tersentuh, Liam memasuki Amour Hotel.
Semua karyawan di sana langsung membungkuk hormat kemudian mencuri-curi kesempatan untuk mengabsen kesempurnaan seorang Liam yang kali ini mengenakan setelan jas warna biru gelap. Pemandangan kini memang tidak beda dengan pemandangan adegan sebuah drama atau film, ketika bos besar datang dan langsung mendapatkan sambutan hormat luar biasa. Apalagi, bos besar mereka juga memiliki ketampanan di atas rata-rata dan membuat semua mata wanita yang memandang, langsung jatuh cinta.
Di usianya yang baru memasuki awal tiga puluh Tahun, selama lima tahun terakhir, setelah pernikahannya dengan Fello, Liam memang sudah menjadi CEO sekaligus salah satu pemegang saham terbesar Amour Hotel. Amour Hotel sendiri merupakan salah satu hotel berbintang terkemuka di negara mereka. Dan Liam tergolong sebagai pemimpin muda yang berhasil.
Hanya saja, kehidupan pribadi Liam tak semulus perjalanan kariernya. Kehidupan Liam tidak luput dari masalah layaknya manusia pada kebanyakan. Bahkan kini, sambil memasuki lift bersama dua laki-laki bertubuh tegap yang melakukan pengawalan khusus padanya, Liam tengah memikirkan masalah tersebut.
Tak lama setelah akhirnya Liam keluar dari lift, dering tanda pesan masuk langsung membuat pria berkulit bersih itu merogoh saku dalam bagian kanan jasnya. Liam menahan napas pelan ketika mendapati nama Istriku sebagai kontak yang terus mengiriminya sederet foto. Liam memilih menyimpan kembali ponselnya kemudian membiarkan salah satu dari pengawalnya membukakan pintu untuknya.
“Berikan laporan yang kemarin saya minta. Mengenai data diri korban yang tertabrak oleh Nyonya Fello.” Sambil melepas kacamatanya, Liam segera duduk di kursi kerja megahnya, membiarkan hidupnya bak Tuan Muda yang selalu dilayani dalam segala hal tanpa terkecuali sekadar duduk.
Kedua pengawal Liam dan salah satunya baru membantu Liam duduk, saling lirik dan jelas berkode mata. Keduanya mempermasalahkan dering ponsel tanda telepon masuk di ponsel Liam dan tak kunjung berhenti.
“Ceritakan sesingkat mungkin agar saya bisa secepatnya membalas telepon dari Nyonya kalian!” Liam menatap kedua pengawalnya penuh peringatan. Kedua memang sengaja bekerja untuk menjaga sekaligus memastikan tidak ada wanita lain yang dekat dengannya selain Fello, istrinya.
Memiliki istri yang super posesif, memang menjadi salah satu masalah serius dalam hidup Liam. Karena meski mereka menikah berdasarkan cinta, mereka saling mencintai dan Liam juga sangat mencintai Fello yang usianya empat tahun lebih tua darinya, tak bisa Liam pungkiri, ada titik jenuh, titik lelah di setiap Fello kelewat posesif kepadanya.
Liam ingin marah, tapi baru melihat wajah Fello, Liam langsung tidak tega. Apalagi kecelakaan yang tiga bulan lalu menimpa Fello akibat Fello yang diam-diam membuntuti kepergian Liam ketika Liam meninjau lokasi di puncak, membuat Fello keguguran dan Fello terancam sulit hamil.
Liam menghela napas dalam, menyerah dengan penghakiman yang dilakukan kedua pengawalnya melalui tatapan. “Baiklah. Beri saya berkasnya, nanti saya akan mengeceknya sendiri.” Liam memutuskan untuk menjawab telepon dari Fello.
“Kamu enggak suka? Apakah menurutmu, aku perlu sedot lemak? Perhatikan perut, paha dan juga lenganku. Aku rasa, semenjak keguguran, semuanya jadi kendur. Termasuk payudaraku, bukankah kamu juga merasakannya? Jadi beda semua, kan?” Dari seberang, suara Fello terdengar merengek manja. Wanita itu terdengar sangat cemas, tak sabar menunggu balasan Liam.
Liam sampai tak bisa berkata-kata karena tak mau sang istri terlalu sibuk sekaligus terobsesi mempermak penampilan. Terlebih tanpa harus sedot lemak saja, bagi Liam Fello sudah kurus.
“Jadi menurut kamu, aku terlalu kurus?” Balasan Fello yang kali ini terdengar sangat sedih, langsung membuat Liam makin serba salah.
“Sayang, tolong lihat dulu. Beneran gitu aku kurus, makanya tubuhku jadi pada kendur? Oh, iya, hari ini aku mau ke salon mau perawatan biar makin rapet! Kamu pasti makin suka kan, kalau punyaku makin rapet?” Kali ini Fello mengakhiri ucapannya dengan ceria, sangat kontras dari sebelumnya. “Soalnya akhir-akhir ini aku merasa punyaku agak becek. Menurut kamu gimana?”
Tangan kiri Liam yang bebas refleks memijat pelipis. Ia menghela napas pelan, mencoba mencari alasan yang dirasanya tepat untuk mengakhiri semuanya tanpa melukai Fello. “Sayang, ....” Buntu, Liam tak bisa mengatakannya.
“Mm ...? Kenapa? Liam, jawab dong ....”
Liam terpejam pasrah. “Aku mencintaimu, Fello. Aku sangat mencintaimu dan aku yakin, kamu akan melakukan yang terbaik untuk kita!”
Dari seberang tak ada jawaban dan Liam yakin, kenyataan tersebut terjadi karena sang istri sedang tersipu malu.
“Terima kasih banyak karena kamu selalu mempercantik dirimu hanya untuk membahagiakanku. Lakukan semua yang kamu mau, tapi jangan sampai perawatan itu menyakitimu.” Liam bertutur sarat pengertian di tengah kesibukannya menghela napas pelan.
“Kalau mau cantik ya wajib kebal rasa sakit, Sayang. Tanam benang, suntik sana sini, perawatan ekstrem, atur pola makan bahkan tahan lapar biar tubuh tetap kencang! Ih kamu ... kamu enggak usah khawatir gitu. Jadi makin sayang gini kan, aku ke kamu!”
Liam meringis ngeri, tak sanggup bila harus membiarkan Fello menjalani perawatan ekstrem yang kadang di luar nalar demi obsesi mendapatkan kecantikan.
“Cepat cek pesan dariku. Setelah pulang dari perawatan aku akan langsung ke kamu.” Kali ini, Fello sangat memaksa.
Liam terpejam pasrah. “Setelah perawatan lebih baik kamu istirahat. Lagi pula, hari ini aku memiliki banyak agenda rapat. Aku akan langsung pulang setelah semuanya selesai.”
“Di rapat, tidak ada wanitanya, kan?” Kali ini nada suara Fello menjadi sarat curiga.
“Aku hanya mencintaimu, Fello!” Liam berucap seperti orang yang sedang belajar bahasa asing. Sebelum Fello kembali bawel dan makin menyita waktunya yang super sibuk, Liam sengaja berkata, “Aku akan memilih, dan saat aku pulang nanti, kamu harus sudah memakainya!” Sengaja ia berkata agak genit agar istrinya semakin percaya. Ia paham Fello, selain selalu ingin dimanja dan juga selalu jadi nomor satu terlebih dalam hidup seorang Liam, istrinya itu juga memiliki hasrat seksual yang sangat tinggi Kadang, Liam sampai kewalahan menghadapi Fello yang sering kali tidak mau mengerti apalagi mengalah pada Liam terlebih dalam urusan ranjang.
Fello memang tipikal istri yang selalu ingin menyenangkan suami terlebih untuk urusan penampilan sekaligus urusan ranjang. Jadi, merupakan hal lumrah bila Liam sampai menyiapkan ponsel khusus karena semua foto dan video yang Fello kirimkan selalu berbau sensual. Layaknya sekarang, pemandangan semacam majalah sekaligus situs dewasa dan menjadikan Fello sebagai modelnya, terpampang nyata di gawai super canggih dalam genggaman Liam. Fello bahkan tak hanya pandai bergaya bak model andal dengan pose yang kelewat menggoda. Karena Fello juga sangat paham fashion melebihi desainer andal. Foto-foto Fello memakai gaun malam dalma berbagai gaya sekaligus warna, atau bahkan wanita itu sama sekali tidak memakai busana, masih terpampang nyata di galeri ponsel Liam.
Fello dengan segudang kesempurnaan yang selalu wanita pupuk memang harusnya membuat Liam bahagia. Harusnya Liam merasa dirinya beruntung. Masalahnya, seiring bergulirnya waktu sekaligus lamanya kebersamaan, Liam malah seolah mati rasa pada Fello dan pria itu sungguh merasakannya. Tak ada getaran aneh apalagi nafsu berahi yang Liam rasakan meski sederet foto bahkan video Fello jelas berusaha menggodanya.
Liam berpikir, apakah rasa cinta memiliki masa kadaluwarsa? Kenapa ia mendadak merasa mati rasa pada istrinya sendiri, wanita yang sangat ia cintai dan selalu berusaha memuaskannya? Atau, Liam hanya bosan dan membutuhkan gaya lain dalam hubungan mereka? Tentu, jangan lupa betapa Fello seolah menjadikannya tawanan karena sekadar ke toilet saja, Liam tetap dikawal dan semacam ponsel akan disita karena Fello terlalu takut Liam serong dengan wanita lain melalui ponsel.
Iya, level cinta Liam telah berubah dan Liam merasa harus segera memperbaikinya demi kelangsungan hubungannya dengan Fello.
Di tengah pikirannya yang kacau memikirkan hubungannya dan Fello, Liam menyempatkan waktu untuk mengecek informasi mengenai korban kecelakaan akibat tertabrak mobil Fello. Korban Fello berasal dari kalangan kurang mampu dan mereka sepakat menyelesaikannya secara kekeluargaan. Orang tua Fello sudah memberikan sejumlah uang sebagai santunan, tapi Liam menganggap uang tersebut sebagai uang tutup mulut karena hal semacam itu sudah biasa mereka lakukan dalam menyelesaikan masalah.
Riko Setiawan, seorang duda tanpa anak, merupakan nama dari korban yang meninggal akibat tertabrak mobil Fello. Kejadiannya di jalan sekitar puncak, Fello yang curiga Liam akan menemui wanita lain di acara dengan klien yang dimaksud, nekat menyusul dan menabrak pria bernama Riko Setiawan.
“Harusnya satu minggu lalu dia menikah?” Membaca informasi tersebut, hati Liam mendadak berkedut ngilu. Satu minggu lalu harusnya korban yang Fello tabrak menikah. Kasihan sekali keluarga terlebih calon yang ditinggalkan.
Ketika Liam membuka lembar selanjutnya, Liam dibuat tak bisa berkata-kata. Ada foto wanita sangat cantik dengan gayanya yang sangat sederhana sekaligus anggun.
Indah Gayatri, calon istri Riko Setiawan. Usianya dua puluh empat tahun dan terpaut enam tahun lebih muda dari Riko Setiawan. Orang tua Indah Gayatri memiliki rumah makan lesehan di sekitar puncak tak jauh dari lokasi kejadian kecelakaan. Indah Gayatri selalu menghabiskan waktunya di sana. Namun semenjak kematian Riko Setiawan yang saat itu karena mencoba melindungi Indah Gayatri, Indah Gayatri mengalami kerusakan pita suara.
Sesak. Untuk kali pertama Liam merasa hidupnya mendadak dililit kesedihan. Hatinya seolah teriris, benar-benar perih. Ia merasa telah menjadi penjahat karena telah menorehkan duka mendalam bagi korban tabrak Fello. Andai Fello mau diajak kompromi dan membiarkan Liam bekerja dengan leluasa, pasti hubungan mereka tidak akan merenggut korban.
Di tempat yang berbeda, di bibir tempat tidur megah, ekspresi marah tak bisa Fello sembunyikan sesaat setelah wanita itu turut memastikan duplikat berkas mengenai korban yang ia tabrak. Tentu saja, ia mendapatkan itu dari kaki tangannya. Data yang sama persis tengah diselidiki oleh Liam.
“Kenapa harus sampai ada foto calon istrinya bahkan sampai sendirian begini? Enggak ... enggak, aku lebih cantik! Wanita ini bukan tandinganku! Dia bukan tipe Liam. Ah ... lebih baik sekarang aku pergi perawatan agar Liam semakin mencintaiku.” Fello beranjak berdiri kemudian menyembunyikan asal map berisi informasi korban yang ia tabrak. Ia menyembunyikannya di laci sebelah nakas yang ada di sebelahnya. Selalu begini, ia akan merasa takut, cemburu dan benar-benar tidak bisa tenang jika Liam akan berurusan dengan wanita lain bahkan itu untuk urusan pekerjaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
aira aira
,aduh
2024-02-18
1
Nurmalina Gn
mencintalah sewajarnya.
bukan kesempurnaan fisik yang menjadi alasan untuk cinta.
sesuatu yg berlebihan itu tidak baik.
2023-11-18
0
Sandisalbiah
Fello terlalu terobsesi dgn Leam,..gila aja jd istri sampe segitunya, wajar aja suami jadi illfeel dan mati rasa.. posesif si boleh ke pasangan tp kok sampe kelewatan kek si Fillo ini yg ada suami jd kabur krn udah di luar batas kewajaran... 🙄🙄
2023-11-11
1