Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Mobil yang di tumpangi Albert dan John pun berhenti di depan clan malam tempat bisa Albert bersenang senang dengan para wanita bayarannya.
mereka berdua pun masuk ke dalam dan mereka langsung di sambut oleh pemilik bar tersebut.
"selamat datang tuan Albert" si pemilik bar menunduk hormat.
Albert hanya menggunakan kecil , Albert duduk di sebuah sofa empuk, lalu dua orang wanita seksi memasuki ruangan tersebut sambil membawa beberapa minuman.
" silahkan di minum Tuan" ucap salah satu wanita seksi itu dengan manja.
" saya akan menunggu anda di luar tuan"ucap John yang enggan menyaksikan perhelatan panas bosnya dengan wanita seksi itu.
John berdiri di depan pintu ruangan tersebut sambil mengawas ke sekeliling memastikan tidak ada siapapun yang akan menyerang bos nya.
Di dalam ruangan Albert duduk tenang sembari menikmati belaian dari dua wanita seksi yang ada di samping nya.
" oh kau seksi sekali" puji Albert kepada wanita seksi yang berada di sisi kanan nya, setelah itu ia menarik tengkuk si wanita tersebut dan mendekatkan wajahnya ke wajah wanita itu, saat mereka hendak berciuman namun tiba tiba saja kalimat penolakan dari Ara ternianv di telinga Albert.
" oh shit" kesal Albert sembari mendorong wanita seksi yang hendak ia cium tadi, sehingga membuat wanita itu tersungkur di lantai.
" maafkan kami tuan, jika pelayanan kami kurang memuaskan" ucap wanita di sisi kiri sembari berlutut di hadapan Albert dan di ikuti oleh perempuan yang tersungkur tadi.
" apa-apaan ini? kenapa aku malah memikirkan wanita itu"
Albert mengusap wajahnya kesal, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung pergi begitu saja dari ruangan tersebut.
" kita pulang sekarang" ucap Albert pada John.
John yang sebenarnya bingung dengan tauan nya yang tiba tiba keluar dari ruangan , namun ia gak berani bertanya, ia hanya mengikuti bos nya keluar dari clab malam tersebut.
Sesampainya di mansion Albert langsung menanyakan keberadaan Ara pada bik Surti.
"nona Ara ada di kamarnya tuan. " sahut bik Surti.
" apa bibik sudah memberinya makan? " tanya Albert.
" sesuai perintah tuan" jawab bik Surti.
" bagus" ucap Albert yang langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar Ara.
" aku penasaran, apa Siska sudah berhasil melakukan tugasnya" gumamnya lalu membuka pintu kamar Ara.
Senyum tipis oun terbit di bibir Albert saat mendapati Ara tengah tertidur di atas ranjang dengan posisi membelakanginya.
Perlahan Albert mendekati gadis itu namun langkahnya terhenti.
" bibik jahat, Ara benci bibik" teriak Ara dalam tidurnya.
" apa ini? apa dia tengah mengigau" ucapnya lirih sembari mendekati Ara.
Albert mendengus kesal saat mendapati makanan yang masih utuh di atas nakas.
Ara terus saja mengigau itu membuat Albert memeriksa dahinya.
" sialan! dia sakit" ucapnya kesal mendapati suhu panas di dahi Ara.
" hay, bangun"bentak Albert.
Mendengar bentakan Albert, sontak membuat Ara tersentak kaget, lalu ia beranjak duduk.
" Tu-tuan" ucap Ara terbata sambil menatap Albert takut..
Albert mengerutkan alisnya saat melihat luka lebam di wajah Ara.
" apa yang terjadi dengan mu? "
Ara yang mencium bau alkohol dari Albert, membuat kepalanya pusing.
" kenapa kau diam? "
"tidak ada, apa bau aneh ini berasal dari tuan? " tanya Ara yang seketika langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan nya.
" maaf Tuan"
Albert berdecak pelan sambil menatap Ara yang sepertinya tidak nyaman dengan bau alkohol yang keluar dari mulutnya.
"apa wanita ini sepolos itu? "
" kau belum menjawab pertanyaan ku! " ujar Albert kesal.
Ara menyelenggarakan dan mengatakan kalau ia baik baik saja.
" katakan yang sebenarnya! Apa yang terjadi dengan wajah mu? Siapa yang melakukan ini pada mu? " tanya Albert sambil menatap tajam Ara.
" sis-siska" jawab Ara terbata.
Albert mendengus kesal, lalu ia meraih makanan yang ada di atas nakas dan menyerahkannya kepada Ara.
" kau habiskan makanan ini secepatnya, jika saat aku kembali nanti makanan ini masih ada, kau akan tahu akibatnya! "ucap Albert yang langsung meninggalkan Ara.
Setelah pintu kamar Ara tertutup, Albert langsung melangkah ke ruang tengah sambil berteriak memanggil Siska.
" Siska!!! " teriak Albert dengan keras.
" Ada apa tuan? " tanya John mendekat.
" dimana Siska?" tanya Albert dengan nada tak bersahabat.
" aku di sini tuan! " sahut Siska yang berjalan mendekat ke arah Albert sembari menunduk memberi hormat.
Perasaan Siska sudah tidak enak saat melihat tatapan tajam tak bersahabat dari bosnya Albert.
" aku memintamu untuk membuatnya mau melayaniku, bukan menghajarnya" bentak Albert yang membuat Siska tersentak kaget.
" Ma-maaf Tuan, a-ku sudah mencoba membujuknya untuk melayani Tuan, tapi dia.. dia menolaknya. dia sama sekali tidak tergiur dengan kemewahan yang sudah aku tawarkan, sehingga aku kesal dan memukulnya" tutur Siska dengan takut.
Seringai licik di bibir Albert membuat Siska menelan ludahnya kasar dan Siska langusng menundukkan kepalanya tak berani menatap Albert.
" tatap aku" perintah Albert.
Siska yang ketakutan tak berani menatap Albert, ia masih mempertahankan menundukkan kepalanya.
" apa kau tidak dengar perintah dari ku? " bebrak Albert yang membuat Siska semakin takut, jadi mau tidak mau Siska mengikat kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap mata elang seorang Albert.
dengan gerakan cepat Albert langsung mencekik Siska dan hal itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut dengan tindakan tiba tiba Albert.
" tuan" seru John terkejut.
, jangan ikut campur John" teriak Albert.
" aku ingin wanita ini tau, kalau tidak ada yang boleh menyakiti gadis itu kecuali aku" ucap Albert sambil terus menatap tajam Siska.
"khhhh... khhhh... " Siska berusaha untuk menahan tangan Albert agar tidak semakin kuat mencekiknya.
" lepaskan dia tuan, anda bisa membunuhnya" ucap John memperingatkan.
" tuan tidak boleh membunuhnya hanya karena Ara" ucap John lagi.
Mendengar perkataan John sontak membuat Albert langsung melepaskan tangan nga dari leher Siska.
Uhukk..
Uhukk..
Siska terbatuk batuk, tenggorokannya terasa nyeri luar biasa, namun hatinya lebih sakit dari tenggorokannya itu, ia tak menyangka untuk pertama kalinya pria yang berdiri di hadapannya ini tega menyakitinya hanya karena wanita baru yang entah dari mana asal usulnya.
" apa maksudmu berkata seperti itu" ucap Albert yang kini beralih menatap tajam John.
" maaf Tuan, Siska hanya menjalankan tugasnya sesuai dari perintah tuan agar wanita itu mau melayani tuan, apapun alasannya tuan tidak seharusnya bersikap seperti ini" ucap John dengan hati- hati.
" apa lagi selama ini Siska merupakan pengawal yang setia terhadap tuan" ucap John lagi.
saat mendengar ucapan John Albert langsung membuang nafasnya kasar, yang di katakan oleh John ada benarnya, tak seharusnya ia bersikap seperti ini terhadap Siska yang telah setia menjadi anak buahnya.
.
.
.