NovelToon NovelToon
Permintaan Terakhir Istriku

Permintaan Terakhir Istriku

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:260.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: idaa_nafishaa

Sepuluh tahun pernikahan, Chiko merasa sudah tidak ada lagi cinta dengan Humaira.

Chiko mengungkapkan keinginannya untuk bercerai, agar bisa menjalin hubungan yang baru dengan Dinda. Sekertaris baru yang sudah menjadi kekasih Chiko selama beberapa bulan terakhir.

Satu bulan memenuhi keinginan terakhir Humairah sebelum bercerai, membuat Chiko merasa bahwa cintanya kepada sang istri masih sama besarnya seperti dulu.

Akankah Chiko memutuskan kekasihnya? atau tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan sang istri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idaa_nafishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ambyar kan..

"Chiko, maafkan aku. Jika kamu ingin tahu apa yang terjadi di rumah sakit itu hanyalah sebuah sandiwara karena saat itu ada mantan kekasih dari Arfan."

"Jadi?"

"Jadi aku datang ke sini untuk menjelaskan kepada kamu, agar kamu tidak salah paham atas apa yang sudah terjadi saat di rumah sakit."

"Lalu bagaimana kamu akan menjelaskan usia kandungan kamu yang menginjak 3 bulan?" tanya Chiko.

"Itu .., Bukankah sebelumnya kita sering melakukan hubungan suami istri. Jadi wajar dong kalau aku sudah hamil sama kamu bahkan sebelum kita menikah," ucap Dinda.

"Bukankah dulu, kamu sendiri yang mengatakan jika kamu mengkonsumsi obat penunda kehamilan sampai kita menikah dan kamu siap untuk memiliki anak?" tegas Chiko.

"Chiko, kamu harus percaya bahwa bayi ini adalah bayi kamu."

"Setelah apa yang terjadi, kamu meminta aku untuk mengakui bahwa bayi yang ada di dalam kandungan kamu itu adalah bayi ku?" tanya Chiko.

"Aku..."

"Pergilah, Dinda."

"Chiko, kamu tidak bisa mengusir aku seperti ini. Ingat, Aku ini masih istri kamu dan aku memiliki hak atas dirimu."

"Ohya? kamu pikir apa aku akan sedih mempunyai istri yang sudah hamil anak dari pria lain?"

"Chiko..."

"Dinda, aku memang sangat mencintai kamu tapi setelah aku mengetahui bahwa kamu bahkan tidak menerima kebangkrutan yang terjadi padaku. Aku merasa bahwa memang kita tidak bisa bersama lagi."

"Chiko, kamu tidak bisa melakukan ini..."

"Terserah, tapi aku sudah tidak bisa lagi hidup dengan kamu."

"Kamu bisa di tuntut karena menelantarkan aku dalam keadaan hamil.'

"Tuntut saja, bahkan dalam pernikahan kita. Tidak ada perjanjian pra nikah."

Brak !!

Chiko menutup pintu dan menguncinya dari dalam, Dinda terus berteriak memanjang bagian-bagian nama Chiko namun Ciko seolah-olah fisika bawa dirinya sudah tuli dengan memilih menutup tirai jendela dan kembali masuk ke dalam kamar.

"Sial, benarkan bahwa hal ini pasti akan terjadi. Untung saja aku sempat menyelamatkan barang-barang mewah aku. Setidaknya aku masih memiliki apartemennya juga barang-barang mewah untuk menunjang kehidupanku sampai aku menemukan pria yang akan bertanggung jawab atas kehamilan."

"Argh, sial."

Chiko melihat kepergian Dinda dari jendela atas, Chiko mengenal nafas dan memaki-maki dirinya yang mudah tergoda dengan wanita seperti Dinda.

Chiko terduduk, pikirannya benar-benar berantakan karena dia kehilangan segalanya hanya dalam sekejap mata.

"Humaira. Ya, sepertinya aku harus kembali mendekati dia untuk bisa memulihkan perusahaanku kembali. Tidak mungkin aku bisa hidup dalam keadaan seperti ini. Bahkan kedua orang tuaku saja sudah tidak mau membantuku, aku yakin Humaira pasti mau membantu ku."

...----------------...

"Humaira, apa yang kamu lakukan?" tanya Holik yang melihat Humaira sedang menata beberapa berkas tentang data dirinya dan memasukkannya ke sebuah amplop coklat.

"Aku membuat surat lamaran pekerjaan, jadi ketika aku benar-benar siap untuk kembali bekerja setelah operasi yang sebelumnya aku lakukan, aku akan bekerja untuk menghidupi kedua putriku."

"Hahaha..."

Humaira mengerutkan dahinya saat melihat sang ayah tertawa sambil berjalan mendekatinya dan duduk di meja yang ada di hadapannya.

Diambilnya semua berkas yang sudah ditata oleh Humaira, kemudian memanggil pelayan dan memintanya untuk menyimpan berkas itu.

"Ayah?"

"Humaira, apakah kamu tidak tahu kerinduan Aku selama ini dan betapa stressnya aku saat aku tidak bisa menemukan kamu hingga ibu kamu meninggal dunia?" ucap Holik

"Sekarang aku sudah berhasil menemukan kamu dan kamu akan menggunakan waktu yang seharusnya kita gunakan untuk bersama dan saling melepas rindu dengan bekerja?" imbuhnya.

"Ayah, Aku juga ingin menghabiskan waktu bersama dengan ayah Karena sejujurnya aku juga merindukan kehadiran ayah. Tapi, kehidupan ini harus tetap berjalan dan aku harus bekerja untuk masa depan putriku yang jauh lebih baik."

Holik tersenyum, rupanya dia mengingat masa-masa saat dia bersama dengan istrinya. Sifat istrinya sangat mirip dengan Humaira yang bekerja keras untuk masa depan buah hati mereka.

"Humaira, Apa kamu tidak mengenal ayahmu ini?"

"Sedikit, Bukankah Ayah mengatakan jika ayah sudah pensiun dari dunia bisnis sejak 20 tahun yang lalu? tepatnya ketika ayah kehilangan ibu?"

"Humaira, walaupun ayahmu ini sudah tidak lagi terjun ke dunia bisnis, asal kamu tahu saja apa yang ayah miliki sekarang tidak akan habis walaupun membangunkan istana dan kerajaan impian bagi anak susu Ayah sampai 7 turunan."

"Ayah bercanda." Humaira kali ini tertawa mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh ayahnya, Humaira berpikir jika sang ayah hanyalah bercanda karena memang selama di rumah sakit, Holik juga sering bercanda dan itu membuat hati Humaira menjadi tenang.

"Sudah, segera bersiap dan jangan lupa untuk mengajak anak-anak juga. Sebentar lagi, mobil yang akan mengantar kita ke makam ibu kamu akan segera datang."

Humaira tersenyum dan lakukan kepala kemudian memilih untuk pergi ke lantai atas melihat apakah Aisyah dan Almira sudah terbangun.

"Bu.." panggil Aisyah yang ternyata sudah bangun dan selesai mandi.

Humaira menghampiri Putri sulungnya itu dan mencium keningnya.

"Ternyata Putri Ibu sudah besar, diam sudah bisa bangun dan mandi dengan sendirinya sekarang." Aisyah tersipu malu kemudian memeluk Humaira.

"Bu, apa setelah ini kita tidak akan kembali ke rumah lama kita dan tinggal bersama dengan ayah lagi?"

"Kenapa? apa Aisyah ingin kita tinggal serumah lagi dengan ayah?" tanya Humaira yang dibalas gelengan kepala oleh Aisyah.

"Tidak."

"Kenapa?"

Aisyah kemudian menceritakan bahwa setelah Humaira pergi, Aisyah dan Almira dibawa oleh kedua orang tua Chiko dan tinggal di rumahnya. Selama itu juga, Chiko sama sekali tidak pernah lagi datang untuk melihat Aisyah dan Almira.

Hati Humaira benar-benar sakit mengetahui penderitaan yang dialami putrinya setelah dia memutuskan untuk pergi, tanpa membawa kedua buah hatinya.

"Maafkan Ibu, Aisyah. Ibu sebenarnya tidak bermaksud untuk pergi tanpa membawa kalian. Ibu sangat ingin pergi bersama dengan kalian juga, Tapi saat itu Ibu tidak tahu harus menitipkan kalian kepada siapa? tapi sekarang kalian tidak perlu khawatir. Ibu akan menemani kalian dan tidak akan membiarkan kalian pergi jauh dari ibu."

"Kenapa ibu menangis? Bukankah Aisyah hanya menceritakan apa yang terjadi kepada kami setelah Ibu pergi?" ucap Aisyah sambil menghapus air mata yang jatuh membasahi Humaira.

"Ibu merasa berdosa karena sudah meninggalkan kamu dan membuat kamu merasakan sedih karena, Ayah kamu sama sekali tidak pernah datang untuk menemui kamu."

"Ibu, siapa bilang kita bersedih hanya karena Ayah tidak pernah lagi menemui kita setelah Ibu pergi?" ucap Aisyah.

"Kalian tidak sedih?" tanya Humaira.

"Bukankah ibu yang mengajarkan kepada kami agar kami tega dan kami tidak boleh bersedih sampai hari di mana ibu akan datang untuk menjemput kami?"

Humaira benar-benar terharu, di atas senyum dan memeluk putrinya sambil terus menangis.

"Masyallah, Terima kasih ya Allah karena engkau telah memberikan aku Putri Solehah seperti ini."

...----------------...

...----------------...

...----------------...

1
Rahmah
Humaira bodoh memaksakan diri sekali
Rahmah
percuma kamu nasehatin suami mu sampai berbusa mulut mu gak akan ngaruh.kasih terapi kejut aja suami KY gitu bodoh betul JD wanita
Rahmah
ini cerita atau apa sih
Siti Aminah
bahasa ny membingungkan..kita hrs pinter2 memahami kata2ny dan menafsirkan ny sendiri
Siti Aminah
good job humaira...bikin dinda kena karma ny...
Dina Sutarlim
bagus
Windarti08
typonya parah banget...
jadi gak nyambung bacanya
siti salamah
laki otak dengkul
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
terimakasih kak..karya yg sangat bagus
saya baca maraton 👍👍👍❤️❤️
Yati Syahira
semoga nggak bisa punya anak dinda d chiko
nabila
knp ceritanya sprt loncat2 ya?
The Lovely
Yg mati itu Dinda apalagi lo yg pantas jdi penghuni neraka jngn ajak" Humaira
Arriati Se
gregetan
Eri Erisyah
beri pelajaran juga buat dinda
Wati Julaeha
aduuh jangan terlalu bertele tele dong ceritanya 😑
💦Mak Phi-khun: Jangan di baca kak. di skip aja 😌
total 1 replies
Nurmalia Irma
seandainya bercerai pada akhirnya akan lebih bahagia pasti wanita yg tersakiti akan lebih memilih bercerai daripada bertahan
Nurmalia Irma
bertanyea tanyeaaa 😂
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
lieuuur si ciko mah diihhh
Nurmalia Irma
kirain keburu ketauan selingkuh tuh si dinda..aahh ternyata kawin juga tuh mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!