Di hari pernikahan nya dan hanya tinggal. satu jam lagi akan ijab kabul, Damera mendengar kenyataan yang amat pahit di dalam toilet.
kekasih yang sudah ia percayai malah selingkuh dengan Adik nya sendiri, bahkan mereka berniat untuk mengambil warisan milik nya.
Bagai mana perjalanan hidup Damera?
langkah apa yang akan Damera ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Akting Damera
Damera rasa nya saat ini mau tertawa terbahak bahak karena sangking senang nya setelah mendengar cerita dari Aira yang membawa seorang wanita bernama Laila, tadi Aira sudah mengenal kan pada diri nya siapa wanita yang dia ajak bersama sekarang. oleh sebab itu Damera rasa nya sampai mau jungkir balik sangking kaku nya pada perut, mendengar kan cerita yang Aira karang.
Andai saja Damera tidak tau bahwa itu semua hanya lah dusta, maka mungkin saja dia akan iba dan langsung mencari keberadaan nya Hanzel saat ini juga. sebab Aira begitu pintar mengarang cerita, siapa pun yang dengar pasti akan langsung saja percaya dengan ucapan dia tadi.
Aira juga berpikir bahwa teman nya ini masih saja percaya bahwa dia tidak punya rahasia apa apa dan yang ia ceritakan ini memang benar ada nya, sungguh licik sekali Aira bila ingin mengambil keuntungan untuk diri nya, apa saja akan ia lakukan asal semua bisa terwujud sempurna.
Tidak tau saja bahwa teman yang selama ini selalu ia bodoh bodohi sudah jauh lebih baik dan juga pintar, Damera bisa bangkit mengurus sakit hati nya walau pun yang menyakiti adalah orang terdekat. berusaha untuk menjadi orang yang mati rasa pada siapa pun, walau nanti kesan nya dia lah yang jahat.
Namun Damera sama sekali tidak peduli, bodo amat orang mau menganggap dia jahat dan tidak punya perasaan pada teman atau adik nya. toh selama ini dia sudah menjadi orang yang sangat peduli pada siapa pun, tapi mereka saja yang tidak tau terima kasih pada Damera si gadis baik.
Boro boro mau membalas nya dengan uang atau kebaikan juga, menganggap dia ada saja mereka tidak pernah. derita yang Mera rasakan tidak bisa di anggap remeh, sudah di sakiti adik dan berharap sahabat nya bisa mendengarkan atau baik juga, tapi ternyata justru sahabat nya lah yang sudah menjadi otak atas semua masalah ini.
Damera sudah bersumpah dalam hati nya bahwa akan membalas mereka satu persatu dengan cara nya sendiri, ada Juna yang selalu membimbing Mera dalam langkah balas dendam ini. oleh sebab itu cara balas dendam nya sangat rapi, tidak perlu menggunakan otot karena yang di perlukan adalah otak.
"Hanzel itu anak yatim karena Ayah nya sudah mati, Mer! bahkan Laila ini juga orang miskin." Aira berusaha membuat Mera iba.
"Aku kok tidak pernah tau kalau kamu punya teman lain, Ai?" Mera memperhatikan wajah Laila.
"Eh dia ini memang baru ku temui juga, jadi aku merasa tidak perlu cerita sama kamu." Aira tersenyum gugup.
Bahkan gugup nya Aira ini saja terlihat jelas dan mungkin selama ini dia juga menunjukan sikap yang gugup begitu, cuma Damera saja yang tidak pernah perhatian soal hal itu sehingga menganggap nya biasa saja dan baik baik saja, padahal ada sesuatu yang Aira sembunyikan.
"Oh iya, tidak semua nya harus kamu ceritakan sama aku kan ya." Mera tersenyum manis.
"Enggak gitu juga, kan selama ini aku selalu cerita banyak sama kamu! cuma kalau soal dia memang agak kurang penting!" ralat Aira.
"Jadi kalau aku penting buat kamu?" Damera menatap Aira.
"Tentu saja kamu sangat penting, kan kamu sahabat terbaik aku!" Aira merangkul Damera erat.
"Sudah pasti aku penting, karena kau mengincar harta ku." batin Damera menatap Aira sinis.
"Saya sungguh minta tolong pada Nona, tolong lah carikan anak saya." Laila memelas di depan Damera.
"Ini kenapa tidak lapor polisi saja, kan lebih baik bila buat laporan." Damera menatap Laila.
Laila yang di tatap mendadak gentar dan ingat sesuatu, rasa nya tatapan mata itu sangat familiar untuk nya. namun Laila lupa di mana dia pernah menatap mata ini, bahkan rasa nya warna mata Damera sangat mirip dengan seseorang, sehingga Laila masih terus menatap nya untuk memastikan.
"Tidak mungkin dia wanita itu, gaya rambut nya berbeda kok." batin Laila yang ingat wanita saat penculikan Hanzel.
"Tolong lah dia, Mer! kasihan anak itu, dia sudah tidak punya Ayah." bujuk Aira.
"Nanti deh aku coba ngomong sama Juna kalau dia sempat, kalau aku sih enggak ada waktu." sahut Damera.
Aira tersentak mendengar jawaban nya Damera barusan, sungguh berbeda sikap Damera sekarang dengan yang dulu. bahkan respon nya setelah mendengar cerita pun sangat lah berbeda, Aira sudah mulai merasa tidak enak dengan sikap sahabat nya ini, sedikit demi sesikit dia merasa bahwa Damera sudah berubah dan seolah menjadi orang lain.
"Tolong lah, Mer! kasihan dia kalau sampai di culik orang jahat, coba bayang kan kalau anak kamu mengalami hal serupa." Aira memegang tangan Damera.
"Kamu kok cemas banget gini, Ai? udah seperti Mama nya saja!" Damera tertawa kecil.
"Itu..ya itu karena aku udah kenal juga dengan anak nya, aku ikut cemas memikirkan dia." Aira kembali dapat serangan.
"Emang terakhir dia main di mana?" Damera menatap Laila.
"Di rumah, Nona." Laila menjawab cepat sambil menunduk karena takut ketahuan sejak tadi memperhatikan wajah Damera.
"Lah kok di rumah bisa hilang? penculik nya datang atau gimana sih!" Damera menatap Laila tajam.
"Ad-ada penculik datang kerumah, dia mengancam mau membunuh apa bila tidak saya serahkan Hanzel." cerita Laila.
"Berarti kamu punya masalah dong, mungkin orang itu mau balas dendam sama kamu! iya kan, Ai?" Damera menatap Aira pula.
"Eh iya, mungkin saja begitu." angguk Aira cepat.
"Kalian kok gugup banget sih, tangan kamu saja sampai gemetaran loh." Damera memegang tangan sahabat nya.
Aira menelan ludah nya dengan susah payah karena dia ketahuan sedang gugup, mungkin sudah ada sepuluh kali ia menelan ludah akibat takut bila Damera sampai tau bahwa Hanzel adalah anak nya, lagi pula baru kali ini Damera sangat ulet di ajak rundingan.
"Aku akan bantu cari nanti, kalian tenang saja pokok nya." janji Damera.
"Benar kan, Mer? kamu bantu sepenuh nya ya, kasihan anak itu." Aira jadi semangat.
"Iya, aku pasti bantu kamu kok karena dia kan sahabat kamu dan kamu sahabat terbaik aku!" Damera tersenyum manis.
"Ahhh aku jadi terharu, kamu memang terbaik pokok nya!" Aira memeluk Damera erat.
"Terima kasih banyak, Nona!" Laila juga mengucapkan rasa terima kasih nya.
Aira dan Damera masih berpelukan erat, sampai pada akhir nya ponsel Aira berdering dan dia melihat nama Sanjaya di sana. jantung nya kembali berdetak tidak karuan, sebab aneh juga tiba tiba calon mertua yang tidak sudi pada nya malah menelfon.
Jangan lupa like dan comen nya ya biar othor semangat, terima kasih untuk pembaca setia nya othor. semoga kalian suka ya
pasti berasa mau lompat itu ginjal nya 🤭