"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."
"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.
"Kadal burik," jawab Kanya asal.
"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Mama
Saat tiba di rumah Kanya menyadari satu hal kalau dia tidak memiliki susu untuk Dilan. Ya, iya lah secara dia tinggal sendiri, untuk apa susu anak. Dan sepertinya Arga tak membekalinya dengan susu. Saat Kanya membuka ransel yang dibawa di punggung Dilan tak ada susu sama sekali.
"Papa kamu gak bawain susu?" Kanya mengeluh saat melihat isi tas Dilan.
Bapak macam apa yang gak bekali anak dengan benar.
"Katana nanti onti beliin."
Kanya mengangguk. Dasar abang kampret! Sudah nyuruh ngasuh, sekarang suruh beli susunya juga.
"Kalau gitu onti beli dulu susu, Dilan mau kan tunggu sebentar?”
Dilan memiringkan kepalanya.
"Nanti tunggu di teras, Onti ke alpa yang di depan, cepet kok." Karena kalau pergi dengan Dilan justru akan lama. Jenis- jenis anak yang kalau di tempat belaja malah segala mau di beli, dan akan lama.
"Oteh."
Kanya memberikan ponsel Dilan lalu dia bergegas pergi dengan motornya untuk membeli susu bocah itu.
Setelah mendapatkan susu Dilan, Kanya segera kembali dengan memacu motornya lebih cepat, sebab dia takut kalau Dilan kesal karena lama menunggunya.
Kanya memarkirkan motornya di pelataran, dengan mengeryit saat Dilan melihat ke arah sebuah mobil.
"Lihatin apa?" Dilan menggeleng.
"Gak ada orang yang datang kan?" Dilan melihat lagi ke arah mobil yang terparkir di depan rumah tetangga Kanya.
"Onti, Ian mo ke pantai," katanya.
"Ke pantainya nanti aja kalau onti libur. Ayo masuk, minum susu terus bobo." ajaknya dengan menggandeng Dilan memasuki rumah. Bukan apa- apa Kanya lelah bekerja, dan kalau sampai main ke pantai sekarang akan keburu gelap.
"Lusa onti libur kita ke pantai, ya?" Kanya membawakan susu Dilan, dan memberikannya untuk dia minum.
"Mo main pasil, Onti."
"Oke, kita main dari pagi, biar puas oke?" Dilan mengangguk, setelah susunya habis, mata anak itu mulai sayu. Kanya mengusapi rambut Dilan, lalu anak itu tertidur.
Mudah sekali sebenarnya mengurus Dilan. Bocah itu tidak rewel, dan juga jarang menangis hingga sebenarnya Kanya tidak keberatan, hanya saja Kanya bingung dengan pekerjaan. Dan Abangnya itu tanpa pemberitahuan mengatakan kalau Dilan ingin berlibur. Dia jadi kerepotan. Masa iya dia harus bawa Dilan ke kantornya.
Setelah Dilan benar-benar terlelap Kanya bergerak untuk mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai sebab dia yang pergi menjemput Dilan. Beruntung tadi bosnya tidak marah. Hanya saja dia harus mengerjakan lebih banyak pekerjaan.
....
Alan masih menatap ke arah rumah Kanya. Rumah kecil, namun terlihat asri dan nyaman, sebab beberapa tanaman, di tengah panasnya suasana Kuta, Bali.
Hingga saat waktu menunjukkan pukul 10 malam cahaya terang dari jendela menghilang, pertanda si empunya rumah sudah tertidur.
"Mama kamu kemana?" tanya Alan pada Dilan.
Dilan mengeryit. "Mama, di Jakata."
"Jakata?" Alan kembali berpikir. "Jakarta?" Dilan mengangguk. Dan kali ini Alan yang mengeryit.
"Yang tadi? Itu yang barusan pergi naik motor?"
"Butan Mama, Onti beli susu."
Baru saja akan kembali bertanya Dilan berseru. "Onti!" dan Alan melihat Kanya sudah dekat dengan motornya.
"Jangan bilang- bilang sama Onti kamu ya." Dan Alan pun berlari ke arah mobilnya untuk bersembunyi.
Saat melihat Kanya membawa Dilan masuk barulah Alan bernafas lega, lalu tersenyum.
Dia bukan anak Kanya, apakah yang dia lihat di bandara juga bukan suami Kanya? Itu Arga?
Dilan bilang Mamanya di Jakarta, itu berarti benar. Dilan anak Arga.
Alan tersenyum lalu melajukan mobilnya. Saat tahu Kanya sudah menikah, tentu saja hati Alan merasa sakit dan cemburu. Membayangkan Kanya menikah dengan pria lain lalu hidup bersama. Tapi kini saat tahu Dilan bukan anak Kanya, Alan memiliki harapan. Meski sedikit dan Alan tahu ini tidak akan mudah, tapi Alan harap dari sedikit itu Alan bisa kembali pada Kanya.
"Maafin aku Anya. Mulai sekarang aku akan melakukan hal yang harusnya aku lakukan dengan benar."
nti kamu malah di tuduh pelakor lg sama sonya
semangat..
semangat..💪