Disarankan untuk membaca novel Emak yang kedua berjudul For 365 sebelum membaca novel ini .
Sepenggal kisah tentang gadis biasa yang memberanikan diri untuk meraih mimpinya hingga sekolah di luar negeri . Bertahan dengan semua tempaan demi tempaan yang sedikit demi sedikit membuatnya menjadi gadis yang kuat . Berkali kali terluka nyatanya tak menyurutkan tekadnya untuk membuat bangga keluarga dan orang orang yang telah menolongnya . Di bumbui kisah cinta yang manis walau awalnya terasa pahit .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Sepulang dari lndonesia Zahid langsung meminta supirnya untuk pergi ke suatu tempat , sebuah proyek apartemen sederhana yang di buat sekitar sepuluh tahun yang lalu oleh Daddynya khusus untuk orang orang pinggiran minoritas .
Ada sebuah lahan luas yang di jadikan lapangan yang sengaja di beli Daddynya untuk area bermain anak anak kurang mampu di sana . Sudah beberapa kali ada investor tertarik untuk membeli lahan luas itu tapi Gaffar tetap tidak mau menjualnya . Baginya senyum anak anak disana lebih mahal dari apapun .
Sesekali Zahid pergi ke tempat itu untuk sekedar berbagi hingga sebagian besar orang disana hafal dengan keberadaannya . Selain kaya raya dan berkuasa keluarga Al Shamma dikenal sebagai keluarga yang sangat memperhatikan kaum minoritas .
" Kak Zahid !!!! "
Salah seorang anak yang beranjak remaja dan beberapa anak laki laki berlarian mendatanginya . Mereka terlihat sangat antusias melihat kedatangan putra kedua keluarga mafia itu .
" Hei jagoan !! Kakak bawa makanan kecil dan sedikit mainan di mobil , kalian bisa main bersama dengan itu ... Zack bagikan semua untuk.adik adikmu " tunjuk Zahid pada anak laki laki paling besar di antara anak anak itu .
" Baik ... terimakasih Kak "
Tak terasa Zahid bermain bola bersama anak anak itu hingga hari makin sore . Bermain bersama anak anak itu selalu membuat Zahid seperti terlepas dari semua penatnya .
Ada kalanya ia berharap bertemu seseorang yang tak mungkin lagi ia temui . Yang ia tahu pasti anak gadis itu sudah semakin dewasa dan ada di luar sana sendirian .
Setelah puas bermain akhirnya Zahid kembali ke apartemennya . Sejak melepas Anna ia memutuskan kembali ke apartemennya . Jujur saja kadang ia masih merasa sakit ketika melihat kedekatan antara kakak dan bidadarinya .
Zahid berdecak kesal ketika seorang wanita sudah menunggunya di depan pintu apartemennya . Putri dari salah satu sahabat Daddynya yang juga merupakan seorang pengusaha ternama di Dubai , Evita .
Sebenarnya mereka bersahabat sejak kecil , dan sejak menginjak remaja Zahid mulai tidak nyaman berteman dengan Evita karena gadis itu terlalu mengekang hidupnya . Setiap saat gadis itu mengirim pesan padanya untuk menanyakan keberadaannya .
Evita juga mengultimatum semua wanita yang dekat dengannya walau para wanita itu benar benar punya hubungan profesional dengan pekerjaan yang ditanganinya .
" Aku sudah mengirim pesan dan menelponmu berkali kali Za !! Aku cuma mengkhawatirkan dirimu . Tak bisakah kau sedikit menghargai perasaanku padamu ?? "
Zahid tidak menanggapi dan langsung masuk ke apartemen di ikuti oleh gadis itu . Bicarapun percuma karena ribuan kali di jelaskan pun gadis itu tidak pernah mau mendengarnya .
Dari dulu Zahid hanya menganggap Evita sebagai teman baiknya , tidak lebih ! Karena hatinya baru bisa terbuka lebar untuk seorang wanita jika dia sudah menepati janjinya pada seseorang .
Entah kenapa berkali kali ia ingin membuka hati untuk perempuan tapi selalu saja gagal , sepertinya dirinya masih terikat erat dengan janjinya sendiri . Dia pernah berjanji untuk menjaga seseorang tapi sampai hari ini dia belum bisa memenuhi janjinya karena dia kehilangan informasi tentang anak gadis itu .
Walau sudah berusaha tapi nyatanya orang orangnya tidak dapat menemukan informasi tentang gadis itu . Anak gadis itu seperti hilang ditelan bumi .
" Aku lelah ... pulanglah ! Aku ingin istirahat "
" Kau tidurlah !! Aku masih ingin di sini ... "
" Come on Ev .... jangan begini ! Tidak pantas kau bertahan di apartemen laki laki seperti ini . Kita bukan muhrim "
" Kita bersahabat , bahkan dulu kita mandi bersama waktu kecil . Sekarang apa salahnya jika aku di sini !!?? "
" Terserahhh !!!! Telingamu terlalu bebal ... lakukan apapun yang kau mau ! Asal jangan dekati aku !! "
Zahid segera pergi ke kamar dan mengunci pintunya rapat rapat . Dia terlalu lelah untuk meladeni kegilaan Evita .
Sementara itu di pelataran parkir kampus tampak Anna sedang mendekap dari arah belakang tubuh besar Abbio agar tidak lagi kalap menghajar salah satu mahasiswa di kampus yang baru saja menabraknya .
" Beraninya kau sentuh milikku !!! Kubunuh kau !!! "
Tampaknya mahasiswa itu tahu benar siapa yang sedang ia hadapi karena seluruh mukanya sudah pucat pasi . Seorang pengusaha yang sangat berkuasa baru saja menghajarnya dan dia tidak bisa berbuat apa apa walau darah sudah mengucur dari sudut bibirnya .
" Berhenti .... aku mohon berhenti !! Jangan seperti ini "
Abbio yang tersadar tangan mungil itu masih melingkar di dadanya menghentikan aksinya . Dia mendengar Anna yang sudah terisak dengan tangan bergetar ketakutan .
" Sudah .. jangan pukul lagi , aku takut "
" Pergi ... " kata kata datar dari seorang Abbio mampu membuat mahasiswa itu pergi dengan raut ketakutan .
Tak ada yang berani mendekat ataupun mengabadikan momen itu dengan ponsel karena semua takut dengan konsekwensinya . Al Shamma bukan lawan yang main main . Mereka akan melakukan apa saja yang mengusik ketenangan keluarga mereka .
" Sudahhh .... jangan pukul lagi "
Abbio segera meraih tubuh Anna yang ada di belakang punggungnya . Tapi ketika sudah ada direngkuhannya wajah gadis itu sudah terlihat sangat pucat , gadis itu juga terlihat ketakutan ketika melihatnya .
" Jangan pukul .... "
" Hei .. jangan takut ini aku !! Ann ... Anna ... !! "