Squel dari My Sexy Old Man, kisah Four J anak dari Xander dan Jeje.
Trauma dengan kisah masa lalunya, membuat Kirana menjadi sosok wanita yang sangat dingin dan membenci semua pria yang akan mendekatinya.
Tapi, bagaimana jida dia di hadapkan empat pria tampan yang berusaha mengambil hatinya dan berusaha untuk memperebutkannya?
Penasaran? Simak terus kelanjutannya.
Follow IG: @thalindalena
Follow fb: Thalinda lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bobok bareng, yuk!
Hari bergulir dengan begitu cepat, dan tidak terasa Kirana sudah berkerja di rumah keluarga Clark selama dua minggu. Dia melakukan pekerjaanya seperti biasanya, menyiapkan keperluan Four J. Dan hubungannya dengan Nathan tetap berlanjut, tapi mereka sepakat untuk menyembunyikan hubungannya itu.
Karena hubungannya yang masih di sembunyikan, para Tuan Muda J lainnya masih berusaha untuk memperebutkan hati Kirana.
Seperti yang di lakukan Ansel kali ini, pria itu berusaha untuk merayu Kirana.
"Ayolah, Kirana, sekali saja mau jalan bersamaku. Aku berjanji akan membelikanmu barang-barang mewah," rayu Ansel kepada Kirana yang sedang mencuci piring di dapur.
"Maaf, Tuan. Saya tidak bisa menerima ajakan anda," tolak Kirana untuk kesekian kalinya, membuat Ansel mendesah kasar.
Sial! Benar kata Aiden jika Kirana adalah gadis yang unik! Batin Ansel.
Karena biasanya Ansel sangat mudah merayu wanita hanya dengan menyebutkan barang branded, tapi rayuannya itu tidak berlaku untuk Kirana.
Benar-benar gadis yang unik!
"Ehem." Ansel berdehem keras sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, matanya menatap ke langit-langit dapur sambil memikirkan cara untuk menakhlukan hati Kirana.
"Kalau pergi ke pasar malam, mau tidak?"
Kirana menghentikan gerakan tangannya yang sedang mencuci piring, lalu ia menoleh ke arah Ansel dan tersenyum manis.
Melihat senyuman manis Kirana, Ansel sudah sangat yakin dan senang jika gadis itu mau menerima ajakkannya. Namun rasa senang di dalam hatinya harus sirna ketika ia mendengar jawaban dari Kirana.
"Tidak! Terima kasih atas tawarannya, Tuan," jawab Kirana, senyuman manis yang membingkai bibirnya langsung lenyap tergantikan dengan wajah datarnya, lalu melanjutkan aktifitasnya mencuci piring.
"Huh." Ansel menghembuskan nafasnya dengan kasar, dan ia tidak menyerah, masih berusaha untuk merayu Kirana.
Dari kejauhan Oma Airin memperhatikan Ansel yang berusaha untuk merayu Kirana. Oma Airin tersenyum senang karena ke empat cucunya memperebutkan satu gadis yang sama.
"Mari lihat siapa yang berhasil menakhlukkan hati gadis dingin itu," gumam Oma Airin, berjalan menuju dapur menghampiri Ansel yang masih berusaha untuk merayu Kirana.
"Eh! Bocah tengik!!" seru Oma Airin, sambil menggetuk kepala Ansel dengan tongkat saktinya.
"Aww!" Ansel memekik kesakitan sembari mengusap kepalanya. "Sakit ! Malin!" kesal Ansel.
"Rasakan!! Suruh siapa mengganggu Kirana!" jawab Oma Airin menatap malas cucu luknutnya.
"Siapa yang mengganggu? Apa Malin tidak melihat jika aku sedang berusaha!" Ansel menggerutu kesal dan bibirny mengerucut sebal, persis seperti anak SD yang sedang merajuk.
"Berusaha apa, Hah?! Pergi sana!" usir Oma Airin, lalu menggeret leher Ansel dengan tongkatnya.
"Malin tidak asik! Malin menyebalkan!" seru Ansel sambil keluar dari dapur tersebut dan menghentakkan kakinya dengan kesal.
Oma Airin menggelengkan kepalanya, ketika melihat tingkah cucunya yang seperti anak SD.
"Apa kamu sudah menentukan pilihanmu? Dua minggu lagi loh!" ucap Oma Airin, menatap Kirana yang sedang menyusun piring yang sudah bersih ke tempatnya.
Kirana terdiam, ia baru mengingat perjanjiannya dengan Oma Airin. "Maaf Oma, saya tidak—"
"Jangan banyak alasan! Kamu pikir aku tidak tahu jika ke empat cucuku tertarik denganmu," potong Oma Airin dengan cepat.
Kirana terdiam dan dia tidak bisa menyangkal lagi, karena yang di katakan Oma Airin adalah kebenaran.
"Saya akan menjawabnya dua minggu lagi, di mana perjanjian kita tepat satu bulan," jawab Kirana dengan sopan dan tidak berani menatap Oma Airin.
Oma Airin tersenyum senang. "Baiklah, aku tunggu kabar baik darimu," ucap Oma Airin, lalu berlalu dari dapur tersebut.
Kirana menghembuskan nafas beratnya, kemudian ia segera menyelesaikan pekerjaannya. Setelah itu ia segera menuju kamarnya untuk mengistirahatkan diri karena sudah malam hari.
*
*
*
"Sayang," panggil Nathan yang berada di kamar Kirana. Pria itu duduk di tepian tempat tidur dan tersenyum manis menyambut kekasihnya yang baru memasuki kamar.
Mata Kirana membulat sempurna, ketika melihat Nathan berada di kamarnya.
"Kamu kenapa bisa di sini? Keluar sana!" usir Kirana, berjalan menghampiri Nathan dan menarik tangan kekar pria itu.
"Tidak mau!! Memangnya salah kalau aku berada di kamar kekasihku?" tolak Nathan, melepaskan tangannya yang sedang di tarik Kirana dengan mudah.
"Ih! Nathan!" kesal Kirana ketika melihat Nathan merebahkan diri di tempat tidurnya.
"Apa? Kamu ini adalah milikku dan kamar ini juga milikku jadi jangan protes!!" ucap Nathan, seraya menepuk sisi kirinya yang kosong.
"Bobok bareng yuk!" ajak Nathan, membuat Kirana bergidik ngeri.
Nathan nacall!! 🤣🤣
Kasih like dan votenya dunk, biar emak makin semangat❤❤