Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 06 : Lelang
Dua pelayan baru saja lewat di depan ruangan Zhao Yan. Mereka tampak serius saat mengamati pintu dan mulai berbisik ketika menjauh dari lorong tersebut.
"Ruangannya tampak kosong. Entah pergi ke mana dia pagi-pagi seperti ini."
Satu dari dua pelayan itu kemudian berdecak, dan berkata dengan nada kasihan. "Sungguh tidak beruntung nasib nona pertama. Sebagai wanita yang terkenal dengan kecantikannya, Nona malah menikah dengan pria tidak berguna."
"Kau benar. Zhao Yang bukan hanya tidak punya basis budidaya, dia juga tidak punya layar belakang. Sungguh beruntung dia bisa menjadi menantu Keluarga Gu, dan memiliki nona pertama sebagai istrinya."
"Zhao Yang, si katak, seharusnya dia tidak disandingkan dengan nona pertama yang seperti seorang putri."
Mereka terlalu ekspresif saat membicarakan kekurangan Zhao Yang. Begitu fokus hingga tidak menyadari keberadaan Gu Xingyu yang sudah berdiri di depan mereka.
"Apa begini kerja kalian saat tidak ada yang mengawasi? Bergosip? Apa tugas kalian sudah selesai dikerjakan?"
Kalimat yang tajam itu mengejutkan kedua pelayan. Mereka menengadahkan wajah ke depan, dan kembali terkejut mengetahui itu adalah Gu Xingyu.
"No-Nona Pertama ...." Kedua pelayan itu meneguk ludah dengan kerongkongan yang terasa kering. Terus membasahi bibir, merasa gugup dengan tatapan Gu Xingyu yang mengintimidasi.
"Jika sudah tidak berniat bekerja kalian boleh meninggalkan kediaman ini."
Mata kedua pelayan membulat sempurna. "Tidak. Saya mohon, Nona Pertama. Saya masih ingin kerja di sini."
"Saya juga, ...."
Mereka bersimpuh sambil memegang kaki Gu Xingyu. Membuat Gu Xingyu tidak nyaman sehingga meminta mereka cepat berdiri.
"Aku beri satu kesempatan. Tapi jika kalian masih tidak berubah aku sendiri yang akan mengusir kalian dari kediaman ini."
Kedua pelayan itu mengangguk dengan begitu patuh. Mereka hendak berpamitan, tapi Gu Xingyu kembali memberi peringatan.
"Selain itu, ... Jangan memanggil suamiku dengan namanya secara langsung. Dia menantu Keluarga Gu, dan kalian harus bersikap hormat kepadanya."
"Ka-kami mengerti, Nona Pertama. Sekali lagi maafkan kami. Kami akan mengingat apa yang Nona Pertama katakan dan janji tidak mengulanginya."
"Pergilah."
Gu Xingyu masih diam di lorong itu memandang punggung kedua pelayan. Ketika keduanya mulai menghilang Gu Xingyu perlahan berbalik dan berniat kembali ke ruangannya. Namun langkahnya kembali harus tertahan saat melihat sosok Zhao Yang di hadapannya.
"Kau- ... Sejak kapan ada di sana?"
Zhao Yang hanya tersenyum lembut alih-alih menanggapi pertanyaan itu. Dia berjalan mendekat, menghampiri Gu Xingyu yang masih mematung di tempat.
"Kau mendengarnya?" tanya Gu Xingyu.
Namun tidak ada respon dari Zhao Yang yang membuat Gu Xingyu agak gelagapan. Dia memegang erat pakaiannya, dan berkata, "Jangan salah paham. Aku berkata begitu karena tidak suka mereka bergosip saat jam kerja. Tidak ada maksud lain."
"Aku tidak mengatakan apapun." Sambil berkata Zhao Yang agak menaikkan kedua bahunya.
Terlihat cukup jelas jika Gu Xingyu begitu khawatir jika Zhao Yang menyalahpahami apa yang barusan diucapkan pada kedua pelayan. Dia tampak bingung, dan wajah cantiknya yang selalu dingin terlihat agak memerah saat berusaha menjelaskan.
"Aku tahu. Tapi aku menjelaskannya agar tidak ada kesalahpahaman."
Zhao Yang tak mengatakan apapun. Dia mengangkat kantong yang dibawanya dan memberikan itu kepada Gu Xingyu. "Ini rumput akar bumi yang kamu pesan."
"..."
Sesaat Gu Xingyu hanya menatap kantong itu. Diam seolah mempelajari sesuatu, dan tiba-tiba mengulurkan tangan dengan gerakan yang cepat mengambil kantong tersebut.
"Terima kasih," ucapnya begitu singkat.
Zhao Yang kembali tersenyum melihat tingkah Gu Xingyu yang agak canggung. Dia melambaikan tangannya, lalu berpamitan ingin kembali ke ruangan.
"Tunggu!"
Panggilan itu membuat Zhao Yang berhenti. "Ayah meminta ku mengajakmu ke acara lelang yang diadakan Griya Harta dua hari lagi."
Zhao Yang mengernyitkan kening, dan bertahap membalikkan badan kembali menatap Gu Xingyu. "Apa aku harus pergi?"
"..." Gu Xingyu sempat bingung dengan pertanyaan Zhao Yang. Dia berkedip, dan berbalik melanjutkan langkahnya kembali ke ruangan.
"Terserah. Kau boleh tidak pergi jika menginginkannya."
Zhao Yang menatap punggung sang istri yang terus menjauh. Tersenyum dengan hanya satu sudut bibir yang terangkat.
"Karena kamu yang minta maka aku akan ikut. Lagipula aku juga harus mencari sumber daya untuk menguatkan fondasi ku."
___
Dua hari kemudian.
Gu Bei, Gu Xingyu, Gu Yiwei dan beberapa orang lainnya yang akan ikut dalam rombongan sudah bersiap di halaman. Namun mereka tidak bisa langsung berangkat karena ketidakhadiran seseorang.
"Paman. Sebenarnya siapa yang kita tunggu?" Gu Xun, pria 28 tahun yang merupakan sepupu Gu Xingyu dan anak dari Gu Yi itu bertanya dengan tidak sabar.
Gu Bei terus melihat ke belakang. "Zhao Yang. Dia belum terlihat sampai sekarang."
Ekspresi Gu Xun tampak tidak senang mengetahui ternyata mereka semua sedang menunggu Zhao Yang. Tentu saja beberapa orang lain termasuk Gu Yi juga tidak puas mengetahui yang membuat mereka menunggu adalah menantu yang terkenal tidak berguna.
Gu Yi berdecak. "Dia mungkin memang tidak berniat ikut. Jadi kita berangkat saja," ucapnya, memutuskan.
Namun Gu Bei tidak mau, dan meminta Gu Yiwei, putri bungsunya untuk pergi melihat. "Yiwei. Coba lihat kakak iparmu di ruangannya. Mungkin dia lupa jika kita berangkat pagi. Ajak dia ke sini."
Gu Yiwei mengernyitkan kening mendengar apa yang diucapkan ayahnya. Dia melirik ke arah sang kakak dan berkata, "Kenapa harus aku? Kak Xingyu, kan, istrinya."
"Ayah tahu. Ayah hanya minta tolong kau lihat dia."
"Ih Ayah! Ya minta tolonglah ke Kak Xingyu. Kenapa harus aku yang pergi ke ruangannya?"
Saat itu, di tengah perdebatan Zhao Yang tampak berlari dari arah lain. Seolah tanpa rasa bersalah dia tersenyum saat datang, dan berdiri di antara mereka.
"Maaf Ayah Mertua. Aku terlambat."
Gu Yiwei mencebik dan memberi tatapan kesal. Sedangkan Gu Bei tersenyum tipis sambil menepuk pundak Zhao Yang. "Tidak apa. Itulah kenapa kita berangkat lebih awal."
Pria setengah baya itu kemudian memimpin rombongan dengan naik ke kereta kuda nomor satu. Gu Xingyu dan Gu Yiwei ikut bersamanya. Zhao Yang berniat menyusul sampai langkahnya dihentikan Gu Xun yang berdiri menghalangi jalannya.
"Dasar sampah! Kenapa kau membuat semua orang menunggu? Apa kau ingin terlihat seperti orang penting?" Gu Xun tertawa mencibir sambil berkacak pinggang. Dia mendengus, dan kemudian lewat di samping Zhao Yang untuk naik ke kereta kuda nomor dua.
"Pecundang!"
Zhao Yang menatap punggung Gu Xun tanpa berkedip. Dia masih bergeming di sana sampai mendapat seruan dari ayah mertuanya dan ia langsung menyusul naik ke kereta yang berada di baris nomor satu.
lanjutkan lg ceritanya thorrrr