NovelToon NovelToon
Selimut Tetangga

Selimut Tetangga

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Aku wanita yang menjunjung tinggi kesetiaan dan pengabdian pada seorang suami.
3 tahun mengarungi bahtera rumah tangga, aku merasa menjadi wanita paling bahagia karena di karuniai suami yang sempurna. Mas Dirga, dengan segala kelembutan dan perhatian yang selalu tercurahkan untukku, aku bisa merasakan betapa suamiku begitu mencintaiku meski sampai detik ini aku belum di beri kepercayaan untuk mengandung anaknya.

Namun pada suatu ketika, keharmonisan dalam rumah tangga kami perlahan sirna.
Mas Dirga diam-diam mencari kebahagiaan di tempat lain, dan kekecewaan membuatku tak lagi memperdulikan soal kesetiaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Seumur-umur baru kali ini aku menyuapi pria selain Mas Dirga. Rasanya sangat canggung, malu dan gugup menjadi satu.

Tapi aku juga tidak bisa membiarkan Mas Agam kesulitan makan sendiri dengan tangannya yang sedang terluka. Terlebih semua itu karna ulahku.

Mas Agam yang di suapi, tapi malah jantungku yang bergemuruh tidak karuan. Sedangkan dia santai saja menerima suapan pertama dariku.

Mengunyah nasi goreng buatanku dengan lahap.

Pria di sampingku masih tetap memancarkan pesona meski sedang makan.

"Kamu nggak sekalian makan.? Atau udah makan.?" Tanyanya setelah nasi goreng di dalam mulut sudah habis. Cepat sekali dia makan, padahal suapannya 1 sendok penuh. Sepertinya Mas Agam memang benar-benar sedang lapar.

"Nanti aja Bia makan di rumah." Ku palingkan pandangan ke arah lain. Entah bagaimana caranya aku menjelaskan dengan kata-kata tentang tatapan mata Mas Agam yang begitu dan seolah mampu menembus jantungku. Itu sebabnya aku selalu menghindari kontak mata dengan Mas Agam jika tatapannya sedang sedalam ini padaku.

"Sepiring berdua saja, lagipula nasi goreng yang kamu bawa juga kebanyakan kalau aku sendiri yang habisin."

Tawaran untuk makan sepiring berdua membuatku semakin gelisah. Sungguh aku sadar dengan apa yang aku lakukan saat ini.

Dan pada dasarnya memang kita sebagai orang dewasa bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Itulah kenapa sebuah perselingkuhan tak bisa di sebut dengan khilaf, bahkan tak hanya perselingkuhan saja, tapi semua tindakan buruk tak pantas di sebut khilaf. Karna kita sadar dengan apa yang di lakukan dan tau akan seperti apa konsekuensinya.

Terkecuali bagi orang dewasa yang mungkin tidak waras, karna dia tak akan bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar.

"Bia sengaja bawa banyak biar Mas Agam kenyang."

"Lagian siapa yang mau ngabisin nasi goreng Bia di rumah. Mas Dirga pulang malam, dia pasti makan malam di luar."

Dengan sisa kesadaranku, aku berusaha menolak.

Tidak aman jika makan sepiring berdua dengan Mas Agam. Tentu tidak aman untuk jantung dan hatiku. Karna semakin lama, perasaan itu semakin kuat. Aku kesulitan untuk menepis dan membuang jauh-jauh perasaan itu.

"Ya sudah terserah kamu saja." Mas Agam tak memaksa.

Dia kembali membuka mulut saat aku mengarahkan sendok padanya.

"1 minggu lagi sidang perceraian ku dengan Karina. Kamu nggak punya niat untuk menyusul.?" Mas Agam tampak terkekeh geli di akhir kalimat.

Dia seolah menertawakan nasib rumah tangganya dan rumah tangga ku yang tak jauh berbeda.

"Mas do'ain Bia jadi janda.?" Tanyaku kesal. Walaupun sudah punya niat untuk mengakhiri pernikahan suatu saat nanti, tapi entah kenapa ada kesedihan yang menyelimuti ketika membayangkan rumah tanggaku dan Mas Dirga akan berakhir.

Tak bisa di pungkiri, di hatiku masih ada nama Mas Dirga. Sekalipun dia sudah sering membohongiku dan menyembunyikan hal. besar dariku.

"Nggak juga. Tapi paling nggak aku punya harapan." Tuturnya santai.

Aku kaget mendengarnya. Sepertinya Mas Agam memang benar-benar serius. Lagipula dia tak menyangkal memiliki perasaan padaku, meski dia juga tidak mengungkapkannya secara langsung.

“Nggak usah kaget Bi. Kamu pasti tau selama ini aku serius."

"Kalau Dirga sudah lelah membahagiakan kamu, aku siap menggantikannya." Mas Agam tiba-tiba meraih tangan ku. Aku ingin menariknya, tapi tak bisa melakukan itu dan malah pasrah saja saat Mas Agam menggenggamnya erat.

"Jangan menyangkal perasaanmu. Biarkan saja perasaan itu tumbuh dan berkembang di hati kamu."

"Kamu nggak salah Bia, kamu berhak bahagia." Ucapnya dengan tatapan dalam.

Untuk beberapa saat kami saling menatap. Sorot mata memang tak bisa di bohongi. Aku bisa melihat jelas ada cinta di mata Mas Agam saat menatapku. Begitu juga sebaliknya, Mas Agam pasti bisa melihat juga dan merasakan isi hatiku padanya.

Mas Agam mengambil piring dari tanganku dan meletakkannya di atas meja. Suasana semakin hening dengan debaran jantung yang semakin kencang. Aku bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini. Terlebih Mas Agam semakin bergerak maju.

Dan entah kenapa aku tak bisa menepis saat bibir Mas Agam mulai menyentuh bibirku. Tubuh terasa kaku, aku tak bergerak sedikitpun. Bahkan kedua mataku semakin membulat tanpa kedip.

Detak jantung berpacu cepat, ada gelayar aneh yang sulit untuk di ungkapan dengan kata.

Perlahan aku memejamkan mata saat bibir Mas Agam mulai me lum at lembut dan menyesapnya.

"Maafkan aku Mas Dirga,,"

Aku benar-benar merasa bersalah dan berdosa pada Mas Dirga. Selama 6 tahun bersama Mas Dirga, aku begitu menjaga harga diri dan martabatku di hadapan pria lain. Tapi malam ini, aku begitu pasrah memberikan bibirku pada Mas Agam, tetanggaku sendiri.,

...******...

Dirga POV

Aku keluar dari kamar Rayyan. Bocah itu baru saja tidur setelah tadi memintaku untuk tidur dengannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 30. Aku harus segera pulang ke rumah.

Selama ini aku sudah membohongi Bianca. Istri yang begitu sempurna dan baik untuk. Aku harap Bianca tak akan pernah tau tentang hal ini. Karna aku takut akan membuatnya kecewa dan marah padaku.

Sejujurnya tidak ada niatan untuk membohonginya. Tapi aku juga tidak bisa jujur padanya soal Ziva dan Rayyan.

Bagaimanapun, Ziva adalah bagian dari masa laluku. Aku yakin Bianca tak akan mengijinkan ku untuk membantu Ziva dan putranya bangkit dari keterpurukan. Itu sebabnya aku memilih untuk menemui mereka secara diam-diam.

Kalaupun suatu saat Bianca mengetahui hal ini, aku harap dia bisa mengerti keadaan Ziva.

Karna saat ini dia benar-benar sedang membutuhkan kehadiran seseorang di sampingnya untuk melewati masa-masa sulit ini.

"Kamu mau pulang Mas.?" Ziva keluar dari kamarnya dan menghampiriku.

"Iya. Rayyan baru saja tidur. Aku pulang dulu,"

Aku beranjak, tapi baru beberapa langkah, Ziva memelukku dari belakang. Aku terkejut, meski sudah beberapa kali Ziva memelukku secara tiba-tiba seperti ini.

"Seandainya dulu hubungan kita nggak berakhir, kita pasti,,,"

"Zi,, nggak perlu lagi membahas masa lalu." Aku memotong ucapannya dan melepaskan diri dari dekapan Ziva.

"Aku ada di sampingmu saat ini bukan untuk kembali Zi. Jangan berfikir terlalu jauh,," Ujarku memperingatkan.

"Tapi kamu yang sudah membuat aku berfikir jauh Mas." Mata Ziva berkaca-kaca.

"Kamu nggak lupa malam itu.? Kita sama-sama sadar melakukannya."

"Dan sejak saat itu kamu membuatku berharap." Ziva menatap nanar.

"Zi,, malam itu adalah kesalahan terbesarku. Aku sangat menyesalinya Zi."

"Lagipula kamu juga ikut andil, jadi kita sama-sama salah."

"Aku benar-benar minta maaf untuk itu, tolong jangan salah paham." Aku menyentuh lembut pundak Ziva dan menatap teduh. Aku harap Ziva tak semakin terpuruk.

"Aku punya Bianca, Zi. Aku nggak mau menyesal karna mengkhianatinya." Sejak awal aku memang tidak berniat untuk mengkhianati Bianca, kedekatanku dengan Ziva hanya sebatas rasa kasihan dan ingin membantunya saja.

"Semoga kamu mengerti. Aku yakin suatu saat kamu akan menemukan pengganti yang tepat." Ucapku. Ziva tak merespon, dia diam di tempat dengan pandangan menerawang.

Aku pamit pulang, meski tau kalau Ziva tak akan meresponnya. Setelah itu aku bergegas pergi dari hadapan Ziva.

"Kamu bilang itu kesalahan.? Tapi kamu mengulanginya lagi saat itu juga.!!" Seru Ziva dengan sedikit berteriak.

Aku memaku di tempat. Tak bisa mengelak, karna yang kedua kalinya aku ingat dengan masa-masa indah kami 8 tahun lalu.

1
Naimatul Jannati
yg murahan si bia sukarela sengaja berhubungan intim dgn si agam
Nia Zahra
Kecewa
Nia Zahra
Buruk
Devi Nurdianti
balik lagi bc kangen SM Dirga😉
Rita Sugiarti
seneng deh denger kalimat terakhir mas agam.. aku akan membayarmu karna sudah memuaskanku😂😂😂
Rita Sugiarti
dirga selingkuh karna tidak ada kesengajaan, tapi bianca dengan sengaja memulai perselingkuhan
Rita Sugiarti
dalam keadaan kecewa atau tidak, bagiku selingkuh tetaplah salah.. selesaikan dulu urusan rumah tangga baru cari kebahagian di luar
arniya
luar biasa kak
Juna Dong
luar biasa
Noerlina
Biasa
Noerlina
Kecewa
aryuu
Luar biasa
aryuu
ceritanya seru..
sesuai judul selimut tetangga...
kalo security yang datang kerumah Bianca... judulnya pasti rubah jadi selimut security /Smile/
Tika Sartika12
Luar biasa
putri official
q merasa Bianca di sini murahan, sampai tidur sama Agam padahal dia berstatus istri orang
Eti Alifa
ko dirga goblok mau2 aja nuruti rayyan yg bkn anaknya dan sllu mengecewakan istrinya.
Eti Alifa
knp ga lngsng mnt cerai dan mengatakan alasannya.
klo bia membalas selingkuh dngn agam sama aja 11 12 dong
Resti Yuliani
duhh jadi deg2an....ini nih awal mula perselingkuhan....ni kayak nyata banget ya....ceritanya....
Yani Kustiti
Luar biasa
Yani Kustiti
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!