SILAKAN PERGI SUAMIKU

Bab 35

Willy meletakan tangan nya di bahu Charlotte lalu menundukan kepalanya dan berbisik di telinga nya, "Sekarang aku akan merangkul mu menghadap nya. Jangan lupa tersenyum ok!"

"Jangan pernah kehilangan diri mu, dalam semua hal yang kau lakukan. Mana tahu nanti malah kau yang akan mengusai permainan," ujar Willy menyemangati Charlotte.

Willy tersenyum ketika melihat Charlotte menganggukan kepala, lalu dia berkata lagi, "Jadi tersenyum lah dan keluarkan iblis yang ada di dalam diri mu."

Willy merangkul Charlotte lalu seyuman indah pun langsung terangkai indah di wajah Nyonya Smith itu. Sekali lagi Willy tertawa dengan tatapan lembut melihat ke arah Charlotte.

Sean langsung saja mendekati kedua nya, dia berdiri sambil bersedekap tangan dan berkata, "Apa ini yang tadi kalian sebut ada pekerjaan?"

"Bermesraan di depan umum?" tanya sarkas Sean.

Willy pun tertawa, Sepertinya dia bukan hanya membuat iblis dari dalam diri Charlotte keluar, tapi juga telah berhasil memancing iblis dalam diri Sean untuk keluar juga.

"Jika kau bisa bemesraan dengan wanita lain, lalu mengapa aku tidak boleh," jawab Charlotte serya bersandar di bahu Willy.

Hati Sean sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi, dia langsung saja menarik Charlotte dan membawa ke kamar suite nya.

"Sean, kau ini kenapa!" hardik marah Charlotte.

"Mulai hari ini, kau tidur di sini!" ujar Sean.

"Apa kau sudah gila!?" tanya kesal Charlotte.

"Tuan smith, tinggal di presedential suite kami, meski tidak semahal hotel lain. Tapi, jika dalam waktu yang lama itu juga bisa menjadi menghamburkan uang yang tidak sedikit," sindir Charlotte kepada Sean.

"Meski kita menikah, bisnis tetaplah bisnis," ujar Charlotte lagi.

"Aku tidak kekurangan uang," jawab Sean.

Melihat raut Charlotte yang terlihat kesal dan marah maka Sean berkata lagi "Kenapa, mau menolak?"

"Tentu saja aku menolak!" jawab Charlotte sudah mulai marah.

Sean mendorong tubuh Istri nya itu sampai merapat ke dinding, lalu dia berkata, "Menolak, agar kau selalu bisa berduaan dengan bocah tengik itu!" ujar sarkas Sean lagi.

Charlotte menampar Sean, mereka berdua pun sama terkejut nya. Sean melepaskan belenggu nya. Mengetatkan rahang nya lalu dia berkata lagi, "Suka atau tidak suka, kau adalah Nyonya Smith, jadi kau ada di bawah kendali ku."

Sean pergi meninggalkan Charlotte setelah dia berkata hal yang menyakitkan itu, di bawah kendali Sean, berpikir kehidupan seperti apa yang akan dia jalani ke depan nya nanti.

Sean kembali ke restoran hotel, berlagak seperti tidak mengalami pertengkaran antara suami idtri. Andrew Smith pun bertanya, "Apa pekerjaan mu sudah selesai?"

"Iya ... emm, tapi tidak juga. Tapi, pasti akan aku selesaikan," jawab Sean.

"Pekerjaan apa?" tanya Katie dengan nada sok pengertian.

Sean mengambil gelas teh nya, lalu berkata, "Bukan apa-apa, lanjutkan saja makan nya" jawab Sean.

Nyonya Grifin pun sedikit memahami situasinya, dia pun tersenyum seraya berkata kepada Vicky, "Apa sudah memiliki pacar?"

Vicky pun mengelengkan kepalanya, selama ini tempat yang dia sering kunjungi adalah rumah sakit, jadi tidak berharap banyak akan menemukan pria yang menyukai nya juga.

Nyonya Grifin menepuk-tepuk tangan Vicky lalu menasihatinya, "Jika dalam cinta kau mainkan sebuah drama, kelak kau harus siap untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah karma."

"Sebab kesetiaan hanya milik orang-orang yang berkelas," ujar nya lagi.

Alfred Hitchok, mendorong kursi roda majikan nya itu seraya berkata, "Saat nya Nyonya untuk minum obat, kami pamit dulu."

Sebelum pergi lagi Nyonya Grifin pun berkata lagi, "Nasihat pagi ini berlaku untuk semua orang, terutama kau Vicky smith."