NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Dekatmu

Damien membalikkan tubuh Eleanor, lalu menahannya dengan pisau di dekat leher wanita

paruh baya itu. Dia tak harus mengeluarkan kekuatan penuh, berhubung yang

dihadapi bukanlah seseorang dengan ilmu beladiri mumpuni.

“Kau melakukan dua kali kesalahan, Eleanor,” ucap Damien dingin dan penuh penekanan.

Dia tak kesulitan, saat menghadapi Eleanor yang berusaha melepaskan

diri darinya.

“Hanya mengurungmu di kendang anjing, bukanlah hukuman yang pantas kau terima,” ucap

Damien lagi.

“Aku tidak punya pilihan, Tuan,” ucap Eleanor, dengan napas tersengal-sengal.

“Begitu juga denganku,” balas Damien. Secepat kilat tangannya bergerak. Pisau yang tadi

digunakan untuk menyerang oleh Eleanor, kali ini berbalik jadi senjata yang

justru membuatnya tewas terbunuh.

Tanpa ampun,Damien menyayat leher wanita paruh baya itu. Tak ada belas kasihan atau rasa

iba. Bagi Damien, siapa pun yang dirasa mengancam keselamatannya, pasti dia

singkirkan.

Tatapan dingin dan bengis terpancar jelas dari sepasang mata abu-abu Damien. Dia

tak terenyuh sama sekali, menyaksikan tubuh Ele𝚊nor yang terkapar bersimbah darah. Damien hanya memperhatikan, saat wanita paruh baya itu mengejang kesakitan hingga meregang nyawa.

Setelah puas menyaksikan kematian tragis Eleanor, Damien membuka pintu besi kendang

anjing. Dia melangkah masuk, menghampiri Crystal yang sudah tertidur lelap di

lantai.

“Bangun,” suruh Damien dingin.

Namun, Crystal hanya menggeliat pelan, lalu tidur lagi.

Damien menggeleng samar, kemudian menurunkan tubuh. Ditepuknya beberapa kali pipi

gadis itu, hingga membuka mata perlahan.

“Kau ….” Crystal langsung bangkit, lalu beringsut mundur. “Kenapa kau kemari malam-malam

begini?” tanyanya, dengan sorot penuh curiga.

“Sebaiknya, kau pindah dari sini. Mulai sekarang, aku membutuhkanmu untuk melakukan

sesuatu,” jawab Damien, seraya berdiri. Dia menoleh sekilas pada keempat anjing,

yang tiba-tiba menghampirinya. “Tenang saja. Aku tidak akan menyakiti gadis ini.”

“Kau gila!” umpat Crystal.

“Cepat bangun, lalu ikuti aku,” titah Damien, seraya berbalik ke pintu.

“Memangnya, kau mau apa?” tanya Crystal. Dia bangkit, kemudian menghampiri Damien yang sudah berdiri dekat pintu besi setengah terbuka.

Damien menoleh. “Jangan lupa, Nona. Statusmu di sini masih sebagai tawananku. Jadi,

kau tidak berhak banyak bertanya tentang apa pun. Sekarang, ikuti aku.”

Nada bicara Damien terdengar sangat menakutkan. Penuh intimidasi dan menyiratkan rasa berkuasa yang teramat mutlak.

Mau tak mau, Crystal akhirnya mengikuti pria itu. Cahaya temaram dan bahkan hampir gelap,

membuatnya tak bisa melihat jelas. Dia tersandung, sampai memekik pelan.

“Bodoh. Apa kau tidak melihatnya?” Damien sedikit mencibir. Mencemooh keteledoran Crystal.

“Astaga!” Crystal terkejut bukan main, mendapati mayat seseorang tak jauh dari pintu

besi. “Si-siapa ini?’ Gadis itu meraba, lalu menatap tak percaya pada Damien. “Nyonya Eleanor?”

Crystal sudah hendak berbicara lagi. Namun, Damien lebih dulu menariknya pergi dari sana.

“Lepaskan aku, Damien!” Crystal berusaha menyingkirkan tangan Damien dari lengannya, saat

mereka sudah tiba di dekat dapur. “Apa yang terjadi pada Nyonya Eleanor?”

“Dia sudah mati,” jawab Damien dingin.

“Mati?” ulang Crystal. “Ta-tapi … bagaimana dan siapa yang ___”

“Aku,” sela Damien, sambil menghadapkan tubuh sepenuhnya pada gadis itu.

Crystal terbelalak tak percaya. “Kau benar-benar biadab!” sentaknya.

“Kau tidak tahu apa yang sudah wanita itu lakukan!” balas Damien tegas, dengan sorot tajam

penuh amarah.

“Aku memang tidak tahu. Akan tetapi, pantaskah kau menghabisi wanita paruh baya yang bukan lawanmu?”

“Wanita paruh baya?” Damien mendengkus kesal. “Wanita paruh baya itu yang telah

memasang alat pelacak di mobilku! Karena alat pelacak itu pula, kita harus melalui

perjalanan yang sangat menyenangkan. Kau menyukainya, Nona?”

Crystal langsung terdiam, dengan tatapan tak percaya. Hatinya ragu menerima penjelasan

Damien. “Tidak mungkin,” ucap gadis itu, diiringi gelengan pelan.

“Apanya yang tidak mungkin?” Sorot mata Damien masih diliputi amarah. “Jika dia tidak

kuhabisi, maka akulah yang akan jadi korban. Eleanor hamper membunuhku tadi. Kau

masih merasa kasihan padanya?”

“Aku tidak punya masalah apa pun dengan Nyonya Eleanor.”

“Tidak, sampai kau mengetahui bahwa Eleanor merupakan mata-mata untuk Saviero Mazza.”

“Saviero Mazza?” ulang Crystal. Pikiran gadis itu langsung tertuju pada pria yang datang

menemui Patrizio, dan sempat diperkenalkan padanya. “Apakah pria itu?” gumam Crystal.

Damien membalikkan badan, lalu mengambil minuman dari dalam lemari es. “Entah apa yang Saviero inginkan dariku. Namun, dia pasti tahu aku sudah menghabisi Patrizio dan membawamu. Lengkap sudah.” Damien tersenyum sinis, seraya kembali menghadapkan tubuh pada Crystal.

“Kau pikir, aku akan membahayakan diri sendiri dengan tetap memelihara mata-mata musuh?

Orang bodoh pun tak akan melakukan itu.”

“Tapi, kenapa Nyonya Eleanor?”

“Kau tidak perlu memikirkan itu. Satu yang pasti, saat ini aku tidak bisa mempercayai

siapa pun di Palazzo De Santis. Termasuk kau dan Santiago,” ucap Damien penuh penekanan.

“Lalu, kau akan menghabisi kami berdua seperti yang dilakukan pada Nyonya Eleanor?”

“Aku akan menghabisi siapa pun, yang berani mengusik ketenanganku.”

Crystal terpaku, seraya menatap lekat Damien. Gadis cantik itu mendekat, lalu tersenyum.

“Kau yakin akan tega menghabisiku?”

Damien memicingkan mata, mencoba mencerna pertanyaan Crystal. “Maksudmu?”

Crystal makin mendekat, kemudian meraba bagian depan T-shirt yang Damien kenakan. “Beritahu bagaimana caranya, agar kau bisa mempercayaiku? Aku ingin tetap di sini, Di

dekatmu," ucap gadis itu penuh godaan.

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!