NovelToon NovelToon
Mafia Milik Hira

Mafia Milik Hira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: vatic

mengisahkan remaja cantik yang di jadikan jaminan keluarganya pada seorang Mafia, dan di jadikan alat transplantasi ginjal untuk kekasih Mafia tampan. salahnya dia adalah mempunyai cinta yang tersembunyi pada mafia tampan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pingsan

Tanpa aba-aba Xavier langsung meraup bibir hira. walau hanya sebagian yang terlihat olehnya dan sebagian tertutup cadar. namun tidak membuat Xavier melepaskan pagutannya.

Hira yang kaget dengan aksi Xavier langsung memberontak. namun sekuat apapun usahanya tetaplah sia-sia.

" Hmmmmp..... hhmmppp! " hira menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. namun Xavier masih terus mengikuti dan tetap memainkan bibirnya. seakan tidak menggubris penolakan hira.

Hira sudah benar-benar menangis. dia tidak lagi jijik dengan orang yang di sana. namun dia juga jijik pada dirinya sendiri . dengan apa yang di lakukan Xavier saat ini , benar-benar membuat hira merasa sangat kotor.

Hira merasa inilah titik terendah dalam hidupnya. kehormatan yang selalu dia jaga akhirnya benar-benar ternoda. walaupun yang mengambil ciuman pertamanya adalah orang yang dia suka. namun tetap saja, bagi Hira ini tetaplah dosa.

Akhirnya hira tidak lagi melawan atau memberontak apa yang di lakukan Xavier pada bibirnya.dia sudah diam seperti patung. patuh dengan apa yang akan di lakukan Xavier padanya.

Namun Xavier yang merasakan hira yang diam tidak bergerak malah melepaskan permainan bibirnya. dia mengangkat kepala dan melihat ke arah hira.

Cadar hira sudah terbuka sepenuhnya , entah kapan lepasnya penutup wajah hira, Xavier juga tidak menyadarinya. yang jelas, wajah merah dan basah itu sudah nampak jelas di indra penglihatan Xavier.

Xavier benar-benar terpaku dengan keindahan wajah hira. ini untuk yang kedua kalinya dia melihat wajah hira. kali ini tampak hidung yang merah dan mata yang bengkak. namun sama sekali tidak mengurangi kecantikan hira.

Melihat hira yang sepertinya tidak berdaya. membuat Xavier benar-benar menyesal akan kekhilafan tadi. harusnya dia tidak melakukan itu pada hira. " maafkan aku! " ucap Xavier lirih sambil menurunkan tubuhnya dari hira.

" Cepatkanlah operasinya! " kata hira tiba-tiba, tanpa bergerak ataupun membuka mata. Xavier menoleh melihat ke arah hira, dan dia masih melihat mata yang memang masih terpejam. " aku mohon cepatkanlah! hiks,, hikss ! " hira menangis sambil menutupi wajahnya.

Sebenarnya hira tahu kalau wajahnya sudah terlihat sepenuhnya oleh Xavier. namun dia tidak berniat untuk kembali memasangkan cadarnya. dia menganggap kalau dirinya terlanjur kotor dan hina sekarang.

Xavier melihat tubuh yang terbaring telentang itu menangis sampai tersengal dan tersedu. " kamu tidak akan melakukan operasi itu! " kata Xavier tegas.

" Aku ingin oprasi itu,, cepatkanlah kematian saya. aku benar-benar tidak sanggup dengan ini semua. ini sungguh menyiksaku. aku juga tidak yakin kalau aku mampu melewati ini.! " kata Hira.

Xavier masih diam menatap Hira yang sudah kembali melepaskan tangannya yang tadi menutup wajahnya. tubuhnya masih terlentang seakan benar-benar tidak berdaya. kini tatapan Hira sudah kosong menatap langit-langit kamar itu. benar-benar pemandangan yang sangat miris .

Gadis cantik yang tertutup itu sudah di titik lemah keimanannya. " cepetkanlah kematianku Tuhan! " gumam Hira sambil memiringkan tubuhnya. kemudian dia melanjutkan tangisnya.

melihat Hira yang sepertinya benar-benar hancur , membuat Xavier tidak lagi berniat memberikan organ hira pada vior. karena rasa yang mulai bercokol di hatinya. ya... Xavier menyadari kalau dia menyukai gadis manis itu , walau Xavier tahu usia yang tidak lagi sebanding , namun Xavier benar-benar sadar kalau itu adalah cinta. dan mungkin ini adalah cinta pertama baginya.

Sedangkan hira yang mendengar ucapan Xavier membuatnya benar-benar rapuh. di saat dia meminta mati justru tidak terjadi. padahal kemarin dia selalu menyiapkan mental untuk kematiannya sendiri.

Hira sudah duduk di ranjang itu dia menatap Xavier tanpa memakai cadarnya kembali. dia merasa sangat frustasi saat ini , " kenapa anda mempermainkan saya? . apa sebenarnya salah saya pada anda? " marah hira pada Xavier yang hendak berjalan menuju balkon.

Spontan Xavier menghentikan langkahnya lalu menolehkan kepala tanpa melihat ke arah hira. "kamu tidak ada salah ! " jawab Xavier sekenanya. karena dia sendiri tidak punya alasan untuk jawaban hira.

Ini memang tidak ada sangkut pautnya dengan hira. dia hanya di jadikan tumbal atas kesalahan saudarinya tanpa di ketahui hira dari awal.

Hira juga sadar atas apa dia bisa sampai ke sini. mama yang telah melahirkan dia ,dengan tega memberikannya pada singa yang kelaparan. hira tahu kalau dia tidak akan bisa lari dari sini. mau kemanapun dan sekuat apapun dia melawan pastilah dia akan mati. seperti itulah gambaran dalam benak hira saat ini.

Hira menangis, meraung dan menjerit dalam kamar Xavier. Xavier yang sudah di balkon hanya mendengarkan tangis pilu itu.

Sengaja bagi Xavier memberi ruang pada hira agar menumpahkan tangisnya. Xavier sadar, pasti tidak mudah untuk hira mengalami kejadian yang tidak bisa di terimanya.

Hira benar-benar gadis alim yang patuh akan agama. kehormatan tentang aurat dan batasan menjadi harga mati yang harus dia jaga. namun di sini dia harus berhadapan dengan itu semua.

Beberapa saat Xavier tidak lagi mendengar tangis hira. juga tidak mendengar apapun dari arah dalam kamarnya.

Pikiran buruk langsung menghampiri Xavier. tampak matanya sedikit melebar dan di sertai wajah paniknya .

Dengan gerakan cepat dia menuju pintu di mana tadi dia keluar.

Ceklek....

Dengan dorongan kasar pintu langsung terbuka sepenuhnya. mata Xavier benar-benar melotot melihat posisi hira..

Langkah lebarnya membawanya pada hira yang tergeletak....

" Panggilkan dokter wanita sekarang...! " perintah Xavier pada penjaga. kemudian dia membawa hira kembali berbaring ke ranjang.

Sembari menunggu dokter datang , Xavier merapikan jilbab yang di kenakan hira. wajahnya tampak sangat manis walau matanya terpejam , Xavier benar-benar mengagumi wajah hira.

Walau sembab dan basah namun tidak memungkiri kecantikan gadis manis itu. " sungguh sangat cantik! " gumam Xavier sambil menatap lekat mata yang terpejam itu.

Tok.. tok..

" Masuklah, ! " kata Xavier.

Kemudian yang ada di luar pintu itu masuk. namun yang datang bukanlah dokter yang Xavier minta , melainkan seorang dokter berjenis kelamin pria.

" Sangat cantik..! " kata dokter itu tiba-tiba.

Sontak Xavier kaget dan langsung menoleh ke arah dokternya. Xavier benar-benar tidak Terima dengan mulut pria lain yang memuji kecantikan hira.

Dengan cepat Xavier memeluk hira dan menyembunyikan wajahnya di dada. tampak sorot mata tajam dan mematikan untuk pria berjas putih itu.

" PENJAGAAAAA,,! " panggil Xavier dengan menggelegar.

Yang merasa berjaga di luar langsung pada berbondong masuk ke dalam kamar. " siap bos! " hormat mereka pada Xavier.

Mata Xavier langsung menatap pada semua penjaga dengan bengis. " siapa yang mengizinkan dia masuk! bukankah aku meminta dokter wanita.! " marah Xavier.

Salah satu penjaga menunduk hormat " maaf bos.. dokter wanita tiba-tiba menghilang! " lapornya.

" Bawa dia keluar dan penjarakan dia.! " perintahnya dengan menatap dokter itu.

Dokter itu langsung kebingungan . " bukankah anda membutuhkan dokter! " kata dokter itu mulai panik.

Bukanya menjawab Xavier malah semakin menajamkan tatapannya. " ayo..! " para penjaga itu langsung menyeret dokter itu.

Xavier benar-benar tidak Terima ada pria yang melihat wajah hira , lama Hira pingsan dan Xavier masih setia menjaganya di kamar itu. " ayah,,, nenek,,,! " igau hira.

Xavier yang dari tadi di sampingnya langsung bergerak cepat mendekat " apa kamu sudah benar-benar sadar.? " tanya Xavier. namun hira masih belum merespon. menandakan kalau dia hanya mengigau .

Drrrtttt.....

Ponsel Xavier bergetar pertanda panggilan masuk " ya! " kata Xavier setelah meletakkan ponsel di telinga.

" Bos,,, ternyata dia sudah meninggal!" lapor yang di sebrang. tangan yang di buat memegang ponsel langsung lemas.

1
Nadifah Bilqis
lanjut, ceritanya bagus 👍
fatika: Terima kasih Kak,,, ☺
total 1 replies
fatika
luar biasa
Fikri Syahroni
malang nya hira
fatika: he'eh kak,,, support nya buat hira.. 👌
total 1 replies
fatika
selamat membaca ya,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!