NovelToon NovelToon
Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Sumpah Setia Di Ujung Senapan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Romansa
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

"Menjadi prajurit butuh perjuangan, butuh pengorbanan. Berjuang untuk bumi tempat berpijak, demi setiap tarikan udara yang kita hirup dan demi orang-orang tercinta beserta kedaulatan. Berkorban, mengorbankan segala yang kita miliki sekalipun sebuah sumpah setia di ujung senapan."

~Teuku Al-Fath Ananta~

"Aku tak akan membuat pilihan antara aku atau bumi pertiwi, karena jelas keduanya memiliki tempat tersendiri di hatimu. Jadilah sang garuda meski sumpah setia kau pertaruhkan diujung senapan."

~Faranisa Danita~

Gimana jadinya kalo si sarjana desain grafis yang urakan dan tak suka pada setiap jengkal tanah yang ia pijaki bertemu dengan seorang prajurit komando pasukan khusus nan patriotisme dalam sebuah insiden tak terduga, apakah mereka akan seirama dan saling memahami satu sama lain, dalam menjejaki setiap jalanan yang akan mereka lalui ke depannya di belahan bumi pertiwi ini? Ikuti kisahnya disini yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MARKAS KOMANDO DIGOYANG

Baju ketat mencetak badan dengan percaya dirinya ia pakai, padahal lipatan di perut nampak bersusun kaya rusunawa, belum lagi make up yang setebal lembaran novel harry potter. Kalau jadi bedak mungkin Fara akan menjerit-jerit karena dipakai tanpa belas kasihan oleh si empunya, jangankan awet untuk sebulan, jika dipakai seperti ini terus permukaan bedak mungkin akan aus hanya dalam waktu seminggu. Pensil alis yang kayanya langsung abis karena dipakai membingkai alis sebesar cetakan kue pancong, dari jarak 10 meter parfumnya sudah menusuk-nusuk hidung Fara mengalahkan parfum Victoria Beckham.

"Gusti! Ada vampir china dari mana?!" gumam Fara menganga.

"Ha-ha-ha, hush!" sikut Nasya di lengan Fara.

"Saya bu?" Fara mulai kembali dari ketidaksadarannya.

"Nanti instrukturnya laki-laki atau perempuan?" Fara menutup mulutnya dengan tangan demi menahan keterkejutan. Ngga takut sama om Dibyo kah? Atau emang mau adu fisik seberapa kuat tuh kepala sama peluru kaliber 50?

"Ada laki-laki sama perempuan, kebetulan instrukturnya temen di kampung," jawab Fara mengatupkan mulutnya.

"Oh, yo wes!" balasnya segitu saja, tanpa memberikan alasannya bertanya, dan berlalu dengan gaya glamour plus centilnya seolah ialah ratunya pagi ini. Legging pink menyala begitu, belum lagi rok kecil bertahtakan payet blink-blink mirip artis cilik, kaos slim ketat di badan dan topi yang bolong di tengahnya. Fara melirik penampilannya yang hanya sebatas legging hitam dan kaos putih sedikit besar hingga menutupi bagian bentuk V perempuannya juga rambut yang dikepang elsa.

Hey guys minggir!!!! Kim Kardashian mau lewat! Apalah ia yang cuma patahan coklat belle dibandingkan dengan gaya bu Dibyo yang seperti coklat cha cha, rame!

"Ck---ck, Kate Middleton punya saingan berat ini mah, miss Dibyo! Alias Deborah!" gumam Fara masih memperhatikan betapa hebohnya gaya bu Dibyo.

Gina tertawa tergelak mendengar itu, "namanya bu Riana, Fara..bukan Deborah!"

Fara dan para istri sudah sampai di lapang, bukan main...warga yang datang sudah ramai, begitupun para pejabat dan istri pejabat kesatuan. Mereka sibuk menggelar dagangan di tempatnya masing-masing sebelum nantinya ikut senam aerobik terlebih dahulu. Fara celingukan mencari suaminya.

"Abang kemana sih?" gumamnya, melihat ada si upin ipinnya unit sandha, Fara menghampiri.

"Om Dilar, om Gentra liat bang Fath?" tanya nya.

"Eh, bu. Bang Fath sama bang Yo lagi meeting dulu sama petinggi markas di kantor tadi,"

Mulut Fara membentuk o sempurna, "ya udah kalo gitu, saya duluan kesana dulu om!" tunjuk Fara ke arah keramaian demi mengecek keadaan, keduanya mengangguk.

"Badass, cari yang kaya bu Fara ah!" seloroh Gentra.

"Cari sono! Gua titip satu," ujar Dilar, rencananya mereka juga akan menyuguhkan beberapa peragaan alutsista untuk memperkenalkan apa saja kendaraan dan alat pendukung mereka bertempur di medan perang, mereka juga berusaha transparan pada masyarakat agar masyarakat semakin memahami dan dekat dengan tentara negara.

"Titip! Emangnya nasi bungkus," salak Gentra, "cari bang Regan lah!" lanjutnya.

Ponsel Fara bergetar, "Ra, dimana? Kita udah di depan gerbang!"

"Oke tunggu, Fara kesana!"

"Buru 'nyak lu daritadi nyariin!" pinta mpok Ayu dari sebrang telfon.

Fara bergegas berlari menuju gerbang menembus keramaian, tapi baru saja beberapa menit ia berlari di depannya sudah ada 'nyak dan mpok Ayu and tim serta rombongan kampung sowang merana yang datang berbondong-bondong kaya ngajak tawuran, tentunya ditemani Al Fath, rupanya si menantu idaman ini dengan sigap menjemput sang mertua cerewetnya sepaket dengan membawa tas jinjing besar, setelah selesai meeting.

"Nyak!!" Fara menyongsong ibunya dan memeluk penuh rasa rindu, seperti tkw yang baru pulang dari luar negri.

"Dek, abang naro ini dulu di kantor abang," ucap Al Fath mengangkat tas jinjing 'nyak di tangannya.

"Iya," anggukan Fara seiring lelaki itu melenggang pergi.

Tuk!

"Aww!" Fara mengaduh, tak dimana, tak kapanpun, ibunya ini selalu mengetuk kepalanya seenak udel si udin.

"Lama bener! 'Nyak keburu jadi tempe gara-gara jamuran di depan gerbang! Mana segala diperiksa kaya tero ris!" adunya mengeluhkan pemeriksaan di depan gerbang.

"Namanya juga masuk markas kacang ijo 'nyak, ngga akan sama kaya masuk rumah tetangga,"

"Ra!!! Ya Allah! Kangen, lu sombong udah jadi istri tentara!" perempuan yang badannya masih tetap langsing dan bugar di usia yang sudah menginjak 40 tahun ini memeluk Fara, si tetangga yang selalu usil dan ngerepotin.

"Kangen dipinjemin duit ya mpok? Terus bayarannya Fara disuruh bantuin jadi asisten mpok?" kekehnya memberi salim takzim.

"Elu, bisa aja!"

"Fara!" para tetangga yang memang dekat dengan Fara satu persatu memeluknya rindu, hilang sudah satu sosok usil nan menyenangkan kampung sowang.

"Ini...?" tunjuk Fara pada orang-orang yang ada di belakang mpok Ayu.

Perempuan ini mengangguk, "iye..ini team mpok, masa iya orang segini banyaknya mpok cuma sendiri, masalah bayaran tenang aja! Itung-itung hadiah kawinan buat elu!" jawabnya mengelus punggung Fara.

"Wah, jangan mpok! Beli minum sama ongkos kesini kan pake duit!"balas Fara.

"Ya udah buruan mpok, kayanya acara udah mau mulai!" ajak Fara pada mereka.

Pukul 7.30 WIB gerbang markas di tutup separuh.

Dengan jumawanya, pimpinan Markas elite khusus naik ke atas podium, memberikan sambutannya untuk para warga, hingga tepukan tangan menggema di lapangan luas markas pagi ini. Cuacanya cukup mendukung, sinar matahari hangat menyinari tempat mereka mengadakan acara.

Sambutan cukup sukses memantik rasa kagum masyarakat, begitu pun kata welcome yang begitu hangat menggiring opini masyarakat bahwa kopassus tidaklah se seram yang mereka pikirkan sebelumnya.

Nama Jendral berkibar bebas, begitupun istrinya yang merupakan ketua persit, memang ada sedikit rasa ketidakadilan disini, Fara yang bekerja dan yang meraup keuntungan tentunya yang diatas.

Al Fath menggenggam tangan Fara ketika mereka masih menyimak sepasang suami istri ini mendulang pujian, "Kamu persit terhebat yang abang miliki," ucapnya dengan pandangan tetap lurus. Hati yang sejak awal bergejolak kini kembali reda.

Begitu lebarnya senyuman ibu ketua diatas panggung sana, atas kerja keras Fara. Bukan hanya Al Fath, tapi Fani, Nasya, Gina dan Susi ikut memberikan support-nya.

Andre bahkan sudah berdecih keras melihat pesona palsu itu, tapi berlian memang tak pernah kehilangan sinarnya meski sekuat mungkin ditutupi dengan tumpukan batu kerikil.

Saat mpok Ayu naik ke atas podium atas permintaan pembawa acara untuk memulai acara senam pagi mereka, ia menyebutkan nama Faranisa disana dan memintanya untuk ikut maju ke depan membantunya memimpin senam aerobik pagi ini.

"Terimakasih untuk keluarga besar komando elite khusus tentara negri, termasuk pada ibu Faranisa Danita istri dari letnan kolonel Al Fath, sebuah kehormatan bisa dipercaya menjadi instruktur senam pagi ini. Maka untuk ibu Faranisa, saya minta maju ke depan menemani kami,"

Fara bukan lagi terkejut, dibuatnya. Pasalnya mereka yang mengenal Fara sontak menoleh padanya.

"Ra! Ayo Ra! Wohooo!"

Al Fath ikut mengernyit, "emang bisa?"

Fara menggeleng, "lupa."

"Bu Fara!!!"

"Ayo Fara!"

Fara mendesis, memang menyebalkan orang-orang ini, orang-orang tersayang yang selalu mendukungnya, unit XXX, istri para perwira, dan tentunya warga kampung sowang, seruan mereka membawa nama Fara ikut di gaungkan pagi ini, inilah dia biduan kampung sesungguhnya.

"Yeeee! Kak Fara, biduan bojong kenyot!" tiba-tiba suara Kirani dan Zidan memekik lantang sambil melompat-lompat, keduanya langsung dibungkam oleh bu Fani.

Air muka Flora yang ikut disana masam, bisa disamakan dengan masamnya lemon.

"Mih! Flora ngga suka lah!" dumelnya.

"Ngapain sih, harusnya tuh mamih yang disana!"

Ada rasa bersalah tentunya pada Fara karena mengikuti keinginan sang putri, bu ketua hanya bisa diam saja mendengar keluhan putri manjanya.

"Ya udah lah, kamu ngga usah bawel! Emangnya mamih bisa apa kalo udah gini," balasnya berada diantara barisan para istri tentara.

"Bang?" gestur tubuh Fara seperti sedang meminta ijin pada Al Fath yang kini sudah bergabung dengan para tentara lain di luar dari barisan peserta senam, mana mau ia berlenggak-lenggok ikut senam bareng ibu-ibu, runtuh kharisma prajuritnya.

Fara menelan salivanya sulit, mau tak mau langkahnya sulit maju ke depan untuk bergabung bersama mpok Ayu dan team.

"Ra!! Anak gua tuh Ci," tawa 'nyak.

Sahutan tepuk tangan ditujukan untuk Fara,

"Masih inget kan Ra, sweet but psycho-nya Ava Max sama cinta satu malamnya Melinda?" tanya Mpok Ayu, mendadak Fara demam panggung jika dihadapkan orang sebanyak ini.

"Lupa,"

"Diem di pojokan!!" sentak mpok Ayu, "buruan, ngga ada lupa-lupa, itu mah penyakit lu!" desaknya memaksa.

Team mpok Ayu mulai membagi tempat masing-masing, musik mulai dinyalakan menyelimuti lapangan dalam euforia senam pagi yang membakar semangat.

"Markas elite khusus kita panaskan badan!!!!" teriak mpok Ayu.

Seiring dengan gerakan lihai yang diikuti semua peserta, Fara mulai luwes menyamai mpok Ayu and team.

"Goyang bu!"

"Bu Fara enak banget gerakannnya!" tawa Gentra setengah mengikuti goyangan seenaknya ikut terhanyut musik, sontak saja perutnya langsung dihadiahi tonjokan kepalan besar Al Fath.

Bukk!

"Emhh, mamposss lu!" tawa Dilar. Kalau yang ini bukan sweet but psycho, tapi sweet but posesif.

"Jangan liatin istri saya, Tra!" perintahnya sudah turun. Bang Yosef ikut tertawa disana bersama Regan dan Andre.

Markas benar-benar meriah, seru dan panas diselingi teriakan heboh para peserta senam yang diajak mpok Ayu dan team untuk mengeluarkan suaranya.

"Aaa!" teriak Gentra gemas ikut heboh tertawa, alhasil tingkahnya mendapatkan hadiah dorongan keras bang Yosef, "mana wibawa prajurit lu, ah elah!" Gerutunya.

Suasana semakin panas manakala lagu barat itu berubah jadi dangdut remix. Wajah Al Fath semakin keruh saja.

.

.

.

1
Dewa Rana
biasanya tentara pakai ransel, bukan koper
Rizhana Fatya
aduuuuhhhh kerennn
Rafkha Direzky
langsung ke inti tanpa basa basi,good bang al...
Rafkha Direzky
ini mah hiburan penghilang stres,baca sambil ngakak... keren pokoknya...
kejora
Luar biasa
kejora
aq jg penasaran Al Fath....
Dewi Kasinji
makasih bacannya kak...banyak ilmu dan hiburannya , ijin lanjut baca ke kisah Rayyan sama Zahra kak 😘 semoga kakak sehat selalu . aamiin
Dewi Kasinji
astaghfirullah ... Sampek bab ini tetep senam wajah dan perut 🤣🤣🤣
fajar Rokman.
AQ baca lagi ah ...lagi kangen Mak fara
Dewi Kasinji
dpt bnyk pengetahuan dech baca karya kak min. SDH gitu dpt pencerahan hati Krn banyak ketawa juga 😁
Dewi Kasinji
🤣🤣🤣🤣 gak nyambung
Dewi Kasinji
bravo buat si Fara ... hempaskan ibu2 julid 😅
Dewi Kasinji
Fara cocok nich jadi istri Abdi , gak tambah memberatkan suami waktu berangkat tugas
Dewi Kasinji
🤣🤣🤣 ranjangnya jebol ya kak
Dewi Kasinji
moment haru jadi ngakak gegara fara sama nyak nya 😅
Dewi Kasinji
Luar biasa
Dewi Kasinji
😅😅😅
Dewi Kasinji
selalu ngakak baca karya kakak, tapi banyak pengetahuannya juga sich , kata2 penyemangat juga. makasih Lo kak hiburan tulisannya, semoga kakak selalu sehat dan bahagia 😘
Dewi Kasinji
ijin baca kak
Butiran_air💦
baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!