NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:139.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKSI

Kejadian sebelum malam dingin gerimis, bermula pada pagi harinya.

"Meeting sudah selesai…" bisik Fandi sambil menunduk-nunduk dan berjalan ke arah kubikelnya. Sontak semua karyawan yang tadinya bergosip dan mengobrol langsung bubar.

Dari arah koridor, Ratu Arumi dapat mendengar ada suara gaduh beberapa orang berteriak-teriak. Tampaknya sedang berdiskusi tapi secara keras.

Bahkan pertengkaran masih berlanjut walaupun sudah selesai rapat.

Seperti biasa, bintang yang paling mencolok adalah Regi Einar. Manajer Marketing yang terkenal culas, licik, dan selalu julid. Mulutnya tajam seperti perempuan kalau lagi PMS. Gayanya memang sedikit kemayu.

Dan kali ini lawannya adalah Tim Audit. Mereka sedang dalam kendala menyelesaikan pelaporan untuk OJK.

"Jaga mulut kamu ya! Tidak semua administrasi dapat selesai tepat waktu karena saya dikejar deadline biar kamu gajian! Ngerti Nggak?!" seru Regi sambil berbalik sesaat dan menuding Pak Fajar. Kadiv. Audit.

"Perihal IMB saja apa susahnya sih Pak Regi… Kalau memang nasabah kamu nggak korup, nggak manipulasi, ya datanya pasti ada." kata Pak Fajar sambil bersungut-sungut.

Regi kembali berbalik dan menantang Pak Fajar, "Kalau nggak ada mau apa? Nasabah mau dipaksa melunasi hutangnya? Berapa profit loss yang jadi beban kita kalau dia lunas dipercepat? Kamu bisa cari gantinya? Mau ngomong itu bukan tugas kamu? Apa saya harus bikin memo internal agar kamu dipindah saja ke marketing?!" tantang Regi.

"Kalau bukan saya yang bilang, orang selanjutnya yang menggantikan saya akan bilang hal serupa. IMB itu hal baku Pak Regi."

"Nggak usah sok ngatur!" seru Regi sambil masuk ke ruangannya dan...

JDARRR!!

Membanting pintu ruangannya.

Ratu, bukan tim marketing. Bukan juga tim Audit. Dia adalah bagian dari Corporate Secretary. Unit yang bekerja dalam urusan administrasi internal. Jadi sebenarnya dia tidak ada hubungannya dengan pertengkaran kali ini.

Tapi ia ingin bekerja dengan tenang. Kalau sudah begini, Regi bisa sebulan bersungut-sungut dan bertindak di luar batas. Mulutmu adalah harimau-mu dan kita semua tidak ingin ada tindakan vandalisme gara-gara ucapan kasar Regi yang seringkali menyakitkan.

"Cuma IMB saja sampai begitu…" gerutu Pak Fajar sambil menandatangani notulen di meja Ratu. "Bagaimana bisa kita membiayai bangunan yang IMBnya saja tidak ada? Kalau sengketa bagaimana?! Bank kita yang kena blacklist OJK…"

Ratu tahu kalau Pak Fajar sudah pontang-panting mengurusi hal yang sebenarnya bukan pekerjaannya. Ia sudah menghubungi tim marketing yang memang tugas mereka mengontak nasabah, namun hasilnya nihil. Mereka bahkan kena omel Regi.

“Pak Fajar,” salah satu Marketing senior akhirnya menemui Pak Fajar dan berbicara di depan Ratu. “Mohon maaf ya Pak. Kami juga dilarang kontak langsung ke nasabahnya. Yang bisa menghubungi hanya Pak Regi.”

“Kok bisa begitu? Kalau sudah jadi bagian dari Nasabah, harusnya diserahkan ke pihak yang memang ditugaskan.”

“Pak Regi tidak mempercayakan nasabah-nasabah besarnya ditangani orang lain.”

“Biar saya yang bicara ke Regi.” Pak Felix Ranggasadono, Sang komisaris Utama Garnet Bank, tiba-tiba sudah ada di antara mereka. Ia berjalan melewati kerumunan yang kebingungan, dengan wajah kesal berjalan lurus ke ruangan Regi.

Ratu sampai-sampai menarik nafas panjang karena ia tahu keributan sebentar lagi akan datang. Regi sudah menjadi musuh abadi Pak Felix sejak awal pria itu ditugaskan Ke Garnet Grup. Masalahnya, yang menugaskan Regi ke perusahaan ini, adalah Sang Owner Grup sendiri. Keluarga Bataragunadi.

**

“Maksud kamu apa Regi? Kalau bangunan belum ada IMBnya dan kita sudah berikan kredit ke mereka, jadi kita ditipu mentah-mentah sama-“

“Memang Pak Felix percaya kalau Jade Company akan menipu kita? Kenapa tidak percaya sedikit pun ke saya?”  Regi melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil memicingkan mata menatap Pak Felix.

Pak Felix pun menarik nafas dan memicingkan mata, dengan tak sabar ia pun bertanya. “IMB-nya ada atau tidak. Jawab pakai YA atau TIDAK.”

“Ya. Ada.” Desis Regi. “Puas?”

“Jelas tidak.”

“Ini...” Regi melempar sebuah Map ke depan Pak Felix. Sikapnya yang kurang ajar itu kadang membuat Pak Felix bertanya-tanya kenapa orang di depannya ini begitu angkuh, tukang bikin keributan, sampai ditugaskan ke Garnet Bank.

“Terus kenapa tidak dikasih ke Pak Fajar, Regi?”

“Itu kan baru salinan Pak, belum di cap sesuai asli. Ya tunggu saja sampai saya ambil aslinya.”

“Itu akan membuat Bank ini diberi kredibilitas jelek.”

“Tidak akan. Tapi memang akan sedikit ribut.”

Pak Felix pun mengangkat kepalanya dan mengetuk-ngetuk meja Regi dengan amarah yang tertahan. “Kamu jangan-jangan memang mengincar Pak Fajar dari awal ya? Dengan menurunkan kredibilitasnya?”

“Huh jelek banget ya prasangkanya.”

“Insting saya tak pernah salah.”

“Sama dong, Pak. “ kata Regi. “Tapi menurut ‘insting’ bapak, apakah saya mengancam perusahaan?” Regi memberikan penekanan terhadap kata ‘insting’ dengan nada sarkas.

Pak Felix hanya menghela nafas panjang. Kenyataannya, menurut instingnya, Keberadaan Regi malah bertujuan membantu manajemen. Tapi cara yang diambil Regi terlalu kentara dan membuat keadaan kantor jadi panas. Jelas mengganggu fokus semua karyawan dalam bekerja.

“Saya dengar selentingan gosip kalau akan ada pengurangan beberapa pegawai yang bermasalah. Manajemen dan HRD sudah melakukan pemeriksaan dan tidak ada bukti kalau karyawan kami bermasalah. Jadi kami anggap hal itu hanya gosip. Ternyata benar?”

“ Begitulah.”

“Siapa saja target kamu?”

“Yang kinerjanya menurun dan sudah saatnya diistirahatkan.”

“Karyawan lama dong?”

Regi tersenyum sinis, “Hm... mereka sudah terlalu tua untuk tetap bekerja. Saya harus berbuat keributan agar mereka merasa capek, lalu mereka akan resign dengan sendirinya. Lagi pula, beberapa karyawan yang harusnya sudah dekat pensiun memiliki beberapa masalah keluarga yang membuat mereka sudah tidak fokus lagi bekerja. Hal seremeh IMB akan membuat OJK meradang, hehe.” Kekeh Regi.

“Aksimu ini... Pak Sebastian yang minta?”

“Begitulah.Ia bisa saj amenyerahkan urusan ini ke kalian, tapi Pak Dimas terlalu baik dan Pak Felix... terlalu banyak urusan. Jadi saya akan ambil alih. Awas saja kalau bapak menghalangi saya.”

**

“Regi berbahaya.” Desis Pak Dimas Tanurahardja, Presiden Direktur Garnet Bank, sambil menyerahkan Surat Pemberitahuan dari OJK mengenai data yang harus segera dipenuhi dari Nasabah, atau OJK akan mengenakan denda ke Bank dan PPATK akan masuk ke Garnet Bank.

Pak Felix membaca sekilas surat dari Dimas lalu tersenyum tipis. “Percayakan saja ke Regi.”

“Serius, Lix? Bisa-bisanya lo ngomong begitu...”

“Itu tugasnya. Justru gue butuh konfirmasi dari lo sebagai adik ipar Owner.”

Pak Dimas, yang memang dia adik ipar Owner, dia menikah dengan anak bungsu pemilik Garnet Grup, seharusnya ia tahu hal ini. “Gue denger selentingan berita kalau Pak Sebastian akan menugaskan seseorang yang kompeten untuk ‘bersih-bersih’. Terutama ke karyawan yang semakin hari semakin nggak sesuai dengan standar kita.”

“Nah, itu tahu.”

“Tapi tingkah Regi terlalu ekstrim menurut gue.” Desis Pak Dimas.

“Mas... kita nggak bisa memecat karyawan lama yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk Bank ini. Kita nggak bakalan tega. Lo akuin saja, kita butuh Regi buat membereskan, untuk regenerasi.”

“Kenapa gue sekilas ngeliat aura-aura Pak Owner di kantor ini yak?” Pak Dimas mengernyit curiga ke arah Pak Felix.

Pak Felix tersenyum masam sambil menatap Dimas. “Kita lihat saja dari jauh, kalau terjadi sesuatu yang akan disalahkan adalah Regi. Tapi nyatanya itu memang tujuannya. Ia sudah siap. Jadi tugas kita sekarang adalah... mengamati.”

“Lo baru saja bilang ke gue kalau secara langsung lo mendukung pemecatan secara halus.”

“Hm. Bank ini butuh pembaharuan. Terutama untuk generasi-generasi muda. Lo harus akui, semakin tua seseorang, masalahnya semakin banyak. Terutama kesehatan. Mereka tidak mau berhenti bekerja tapi mereka sakit. Kalau PHK, jatuhnya mahal banget. Tugas Regi adalah membuat mereka tidak nyaman dan merasa kalau ini bukan era-nya lagi.”

“Termasuk gue dong?!” sindir Pak Dimas sambil mengernyit kesal.

“Lagian lo ngapain sih udah mau masuk 60 masih semangat saja kerja? Cucu lo juga udah dua...”

“Gue gabut. Lo kan tahu kalau konglomerat kebanyakan di rumah yang ada dia bakal over-thinking.”

“Gue saja yang belom 40 udah mikirin pensiun dini... hehe.”

“Pensiun itu nggak enak Lix. Percaya deh ke gue.”

“Hm...” Pak Felix menatap ke arah jendela, memandang gedung-gedung tinggi yang diselimuti awan mendung di luar sana. “Kita lihat saja kerja Regi di enam bulan ini. Kalau dia tidak mencapai target... dia yang harus keluar.”

“Tapi saat dia keluar, setidaknya setengah pekerjaannya sudah beres...” desis Pak Dimas.

“Enak di kita kan?”

“Beneran licik lo. Pantes lah jadi Komisaris. Kerjanya hanya mengamati sambil main catur.”

“Iya, hehe. Pionnya manusia...” gumam Pak Felix sambil menyeringai.

**

“Regi...” panggil Pak Felix saat mereka berdua bertemu di dalam lift direksi. Pak Felix mau pulang dan Regi masih dengan bantex tebal di tangannya. Dari judul di bantexnya, Peraturan OJK, terlihat kalau ia sedang mempelajari legalitas.

“Sore Pak. Pulang cepet amat, club juga belum buka, kali.” Sindir Regi.

“Enam bulan, 6 orang yang harus keluar secara sukarela. Kamu sudah tahu daftarnya. Kalau tidak mencapai angka 6, kamu yang harus keluar.” Tembak Pak Felix.

“Kenapa saya harus keluar?! Lagian kenapa harus 6 bulan? Pak Sebastian tidak bicara mengenai jangka waktu!” Regi mulai sewot.

“Kami tidak butuh ada biang onar di sini. Dan sikap kamu selama ini sudah membuat resah banyak pihak. Hal itu sudah menjadi modal yang cukup untuk saya bisa memindahkan kamu ke anak usaha yang lain.” Pak Felix tersenyum sinis “Jangan lupa, saya juga punya saham di sini, saya berhak ikut memutuskan.”. Lalu tanpa mendengar jawaban Regi, ia pun masuk ke dalam lift dan menekan pintunya. Regi masih terdiam di depan pintu lift sambil menatap Felix dengan tajam.

Kita kembali ke masa sekarang,

Saat hujan mulai turun dengan derasnya di malam dingin, Regi dengan malas menyendokkan cake lemonnya ke mulutnya.

Beban kerjanya yang berat, otaknya yang terus menerus dipaksa berpikir, serta hal-hal yang membuatnya stress, membuat alat perasanya agak tumpul. Jadi ia butuh makanan yang enak agar tenang. Lingkungan yang bersih agar nyaman.

Di depan piring cakenya ada laptop, dengan layar terbuka menampilkan sebuah daftar.

Di antaranya ada Nama Pak Fajar Nurmantyo, Kepala Divisi Audit Internal

Tentu saja, Regi tidak bekerja seorang diri. Ia bekerja dengan seseorang yang kini menyamar sebagai kurir sekaligus rangkap jabatan jadi OB di kantor itu, seseorang yang bebas keluar-masuk ruangan, seseorang yang tidak akan dicurigai kalau membuka-buka setiap lemari divisi lain. Orang yang dianggap memiliki hierarki terbawah, petugas suruh-suruh di kantor itu.

“Abbas...” sapanya saat menelepon orang itu.

“Ya Mas?” Seseorang menyapanya dari seberang telepon.

“Besok siang, sebelum OJK datang tapi setelah mereka memeriksa data, selipkan IMB Jade Construction di berkasnya Pak Fajar.”

“Baik Mas, tapi aku butuh bantuan untuk kepastian waktunya.”

“Seperti biasa, kalau aku mulai teriak-teriak, kamu masuk.” Gumam Regi sambil merengut. “Kamu sudah periksa datanya?”

“Sudah Mas. Dugaan kita semula benar. Pak Fajar memiliki istri kedua di Karawang. Nikah siri tanpa sepengetahuan istri pertama. Dan istri keduanya memang memiliki penyakit komplikasi di kehamilannya jadi Pak Fajar sering izin tidak masuk kantor berhari-hari. Aku sampai nyogok orang di puskesmas setempat buat cari-cari data loh Mas.”

“Hebat kamu... sedikit pelicin memang dibutuhkan kalau mau urusan lancar.”

“Mas, aku dapat sedikit dokumen, bukti buku kehamilan, tertera nama ayah dan ibu, serta foto USG. Foto-kopian sih Mas. Aku kirim email ke Mas Regi ya, soalnya kayaknya terlalu jauh kalau kita sampai mencampuri rumah tangga orang. Yang kita sasar kan pekerjaan Pak Fajar,”

“Kamu salah.” Kata Regi.

“Hah? Aku salah?!”

“Itu bisa digunakan kalau Pak Fajar protes alasan surat himbauan resignnya. Karena tertera di peraturan perusahaan, kalau karyawan itu berbuat keonaran yang bisa mengakibatkan terhambatnya pekerjaan, bisa langsung SP3, gaji bisa diturunkan sebatas UMK saja. Kalau sampai data itu kita kirimkan ke istri pertama dan si istri melabrak suaminya sampai ke kantor, HRD sudah tidak ingin ambil pusing, pilihannya hanya Resign atau dipindah ke Papua...”

“Sudah pasti dia ambil Resign ya Mas, kalau ke Papua kan pasti malah ninggalin anak istri belum selingkuhannya. Pak Fajar bisa langsung mati kutu.”

“Iya.”

“Masih harus banyak belajar nih aku.”

"Ya makanya kamu dipercaya bapakmu buat ikutan misi ini. Bukannya ngerjain kamu, tapi di perusahaan, hal-hal seperti ini pasti akan ada.”

1
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Wkwkwkwk wajah ratu yang langsung kebayang
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Waaah pak regi emang terlatih bener
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Hadeuuuh mama Regi masih aja🫢🫢🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Tyaga
jd siapa ini RatU
Tyaga
🤣🤣🤣🤣 keren itu Gi
beda dari yg lain
Tyaga
ini ngomongin depan org nya yaa😁
✨rossy
eeehhhh bacanya lambat tapi ternyata belum ada lanjutannya....
✨rossy
mungkin ini cocok sama judulnya 😂😂😂
✨rossy
😂😂😂😂lukcnut banget itu agen
melting_harmony
Luar biasa
💤💤OFF💤💤(vika)
ratu agresif sekali🤭🤭
tati Hidayati
certanya bagus dan menarik.
☠⏤͟͟͞R🎯™𝐀𝖙𝖎𝖓 𝐖❦︎ᵍᵇ𝐙⃝🦜
Mama mas regi pedesaan kaya cabe mercon level 10 pantas mas regi juga kaya gitu turunan dari mamanya ternyata
Retno Dwi
wow wow......
Daisy🇵🇸HilVi
baca sambil ngantuk, mau bobok dulu kok eman2🤭🥱
Daisy🇵🇸HilVi
halaaaahhh🤸🤸🤸
Daisy🇵🇸HilVi
aduuuhh kopet di bawa2
Daisy🇵🇸HilVi
wuuuii om rumi apa kabaaarrr😁
Tamia Akhildadanwidyan
oh,,komandan GSA skrg masih Rumi ternyata,,,tak kira udah ganti madam😁😁Rumi jadi menantunya Dimas nggak sih madam??
☠⏤͟͟͞R_𝐀𝖙𝖎𝖓🦋𝐙⃝🦜
Waaah naga2 nya ada yg merhatiin ratu nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!