Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Pagi ku
Pagi itu.. Bukan kicau burung yang terdengar di telingaku tapi hentakan dua bola ketek-ketek yang membuat ngilu pendengaran ku. Sudah bisa ditebak siapa pelakunya, ya.. Si juragan lato ada di depan kost ku sekarang.
"Oe By, cari Shanum ya?" Ku dengar suara Dieska nyapa Abyan di luar sana.
"Iya. Kenapa Dies?"
Dan terjadilah percakapan di luar sana. Aku yakin mereka sedang ngomongin aku. PD? Ya nggak, mau ngomongin apa memangnya kalau bukan aku? Enggak mungkin mereka lagi berunding tentang apa aja elemen yang dimiliki BoBoiBoy, ye kan?
Aku udah bersiap mau berangkat nguli. Nggak perlu dandan menor, aku cuma buruh di perusahaan, bukan sales kosmetik atau toko make up berjalan. Cukup olesin lipbalm tipis dan sedikit bedak ku tabur-taburin ke muka biar nggak dekil-dekil amat kelihatannya.
Oke perfect! Aku buka pegangan pintu, cekreeek.. Terlihat pemandangan yang sudah bisa dipastikan akan membuat kepalaku sakit. Abyan lagi nyengir dengan lato-lato di tangannya. Huuuft baiklah, ini nggak akan lama Num!
"Mau aku anterin Num?" Tawarnya masukkan mainan favoritnya ke dalam saku hoodie.
"Enggak deh, makasih." Ingin ku berlari, melesat secepat cahaya. Tapi apalah daya ku yang hanya bisa berjalan melewatinya seperti manusia pada umumnya.
"Kenapa enggak?" Dia kenapa sih sebenernya? Masalahnya ama aku tuh ya apa?
"Kamu anterin Dieska aja tuh, dia kan nggak punya motor." Aku menunjukan Dieska dengan dagu ku.
"Heeh dayang Sumbing!! Kalau si Byan nganterin aku ke kerjaan yang ada kamu bikin aku langsung jomblo kek kamu! Gimana kalau Yudis liat aku boncengan bareng cowok lain?? Nyebelin deh lama-lama."
Ah iya.. Aku lupa kalau Dieska udah punya pacar. Dan demi apa, pacarnya itu posesifnya kan maeeen! Meski gitu, Dieska lengket-lengket aja sama si Yudis. Entah cinta atau bego, soalnya kedua rasa dan sifat itu emang beda tipis sih.
"Lagian aku juga nggak mau nganterin Dieska kok, nyali ku nggak sebanyak itu sampai nekat pengen jadi samsak hidup." Abyan melihatku dengan muka minta di lulurin abu gosok.
Banyak kali lah drama pagi ini, aku cuma pengen pergi kerja. Bisa nggak, kasih ruang buatku untuk enggak memaki di dalam hati sehari aja? Oowh my.. Rasanya ubun-ubunku udah mengeluarkan asap pekat.
Kesabaran ku diuji kembali saat aku mencoba menghidupkan motor, demi semua duyung yang hidup di lautan.. Motorku nggak bisa dihidupin. Udah deh! Aku pasti telat, aku pasti kena omel, aku pasti dapet teguran dari para mbak dan mas yang ngaku atasanku di kantor! Wuuuih membayangkan hal itu bikin emosiku naik level.
"Kamu mau kerja apa enggak?" Tanya juragan lato mendekati ku.
"Ya kerja lah! Kalau nggak kerja kek mana aku bisa bayar kost, buat makan, buat transfer ke emak di kampung, buat beli ini itu onoh, hiiiih..."
"Ayo."
Eh.. Sebenarnya aku belum selesai ngomel lho ya, kok dia udah ayo ayo aja. Ayo kemana Saripudin??
"Aku anterin kamu berangkat kerja dek. Tenang aja, aku udah punya SIM, juga udah punya SIMSH oke, jadi ayo!"
"Hah? Apa apa? S apa tadi?"
"SIMSH, Surat Ijin Menjagamu Seumur Hidupku." Dia tersenyum smirk.
Sudahlah.. Ini bakal lama, bakal panjang, berbelit dan berliku, aku putusin dengan pertimbangan menggunakan rumus untung rugi, tanpa dikomando lagi, dengan mantap aku langsung iyain ajakannya untuk menembus jalanan pagi ini. Berdua dengannya di atas mogenya! Dan ini udah kedua kalinya aku kayak gini, duduk diam tanpa kata di belakang kendalinya. Ish..
Tanpa adegan cipika cipiki atau salim-saliman dulu, dia yang sudah berhasil membawaku sampai ke tempat kerja, aku biarin gitu aja.
"Hati-hati jaga hati ku ya, jangan biarin cowok lain masuk ke sana. Semangat kerja ya.." Lambaian tangan itu tak ku pedulikan.
Aku malu dilihat banyak orang. Dia ini bener-bener deh!
"Shanum Azalea... Aku sayang kamu!"
Suara riuh membuatku berlari secepat mungkin ke arah Abyan. Aku tabok bahunya agar diam dan berhenti berucap hal di luar nalar.
"Kamu kalau mau gila jangan di sini! Makasih karena udah nganterin aku, dan udah sana pulang!" Ucap ku ketus.
"Iya beb, enggak perlu malu-malu gitu. Aku juga cinta kamu kok."
Jika ada yang tanya, pakdhe Bolot punya anak apa enggak, aku akan dengan suka rela, suka cita ngasih tahu informasi jika anaknya nyempil sebiji di sini.