Lanjutan dari novel "Istri Siri Ceo".
Merupakan kisah Keenan Argantara pria yang sangat dingin dan arogan. Demi membalaskan dendamnya ia mengurung seorang gadis berusia 20 tahun bernama Berliana Ayunda memberikan penderitaan pada gadis itu. Namun lambat laun rasa benci Keenan pada Berlina berubah menjadi cinta karena ia tahu jika Berliana adalah gadis yang ada dalam masa lalunya.
Akankah Berliana menerima cinta Keenan ?
Yuk simak ceritanya "TERPENJARA CINTA TUAN KEENAN".
Jangan lupa beri semangat author dengan like dan komentar kalian 💓🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Keenan membawa pulang Berliana kembali kerumahnya alias ke rumah Kakeknya. Sepanjang perjalanan kedua insan tersebut hanya diam dengan pikiran masing-masing.
Bahkan saat Keenan telah sampai mengantarkan Berliana pulang dan di ambang pintu masuk. Berliana langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan Keenan tanpa sepatah kata apapun dan menutup pintu rapat-rapat.
Keenan hanya menatap menatap pintu yang tertutup rapat itu dengan hati yang begitu tercabik-cabik. Apakah nanti Berliana mau memaafkannya ? Jika tidak, apa yang harus ia lakukan ? Sedangkan Keenan hanya menginginkan Berliana ada di sisinya. Seperti janji mereka lima belas tahun lalu.
Keenan berbalik hendak meninggalkan rumah Kakeknya. Sekali lagi ia melihat pintu rumah itu yang masih terus tertutup. Kemudian ia melajukan motornya meninggal rumah itu. Dengan perasaan semoga Berliana mau memaafkan dirinya.
...'Bahkan besarnya luka yang kau berikan padaku juga sama besarnya dengan rasa cintaku padamu' Berliana...
Berliana menangis meringkuk di atas tempat tidur. Marah, sedih, bingung apa yang harus ia perbuat. Ia hanya bisa menangis, hanya itu yang mampu ia lakukan. Hingga ia terlelap dalam tidurnya.
Haruskah Berliana memaafkan Keenan dan kembali padanya ? Ah..rasanya pasti tidak akan mudah bukan. Mengingat Berliana sangat membenci Keenan tapi Berliana juga tak dapat memungkiri jika Berliana juga mencintainya.
.......
"Sayang, ayo makanlah." ucap Zio membujuk istri tercintanya untuk makan, karena saat Jihan tengah jatuh sakit karena merindukan putra kesayangannya, Keenan.
Jihan enggan untuk membuka mulutnya saat suaminya itu menyodorkan satu suapan ke mulutnya. Jihan hanya ingin Keenan bukan makanan ataupun obat.
Zio menghela nafasnya jika terus begini Zio menjadi pusing sendiri. Ia jadi menyalahkan Keenan karena semua ini karena ulah putranya.
Zio keluar dari kamar meninggalkan Jihan yang hanya diam sedari tadi. Saat suaminya itu telah pergi meninggalkan dirinya, ia menangis karena merindukan putranya. "Keenan..hiks hiks" lirih Jihan.
Zio duduk di sofa kemudian mengeluarkan ponselnya menelpon seseorang, setelah ia menelpon orang tersebut. Zio turun ke lantai bawah dan meninggalkan rumah dengan membawa mobilnya.
Walaupun Zio sudah lanjut usia tapi Zio sosok pria yang awet muda. Tentu saja karena ia rajin berolahraga dan berpola makan yang sehat. Karena itu ia masih gagah di usianya yang tak lagi muda. Semua ia masih lakukan sendiri termasuk membawa mobil bahkan mengurus perusahaan ia pun masih sanggup menjalankannya saat Keenan tak ada.
Zio melajukan mobilnya ke sebuah alamat saat ia sampai di alamat tersebut. Ia turun dari mobilnya tepat di depan rumah sederhana bercat biru toska.
Tak lama ia turun dari mobilnya, tiba-tiba seorang lelaki turun dari motornya dan hendak masuk ke dalam rumahnya. Namun langkahnya terhenti saat lelaki itu berbalik menatap seorang pria paruh baya yang berdiri disebelah mobil.
"Daddy" ucap Keenan pelan.
Zio menatap kondisi putranya dari bawah hingga ke atas. Zio menggelengkan kepalanya apa yang ia lihat saat ini, putranya berseragam kan kurir. Yang benar saja anak seorang Fabrizio Argantara bekerja sebagai seorang pengantar paket.
"Buka pintu rumahmu, apa kau tidak mau mempersilahkan Daddy mu masuk ke dalam rumahmu ?" ucap Zio dengan santainya seolah tak pernah terjadi apa-apa antara Ayah dan Anak tersebut.
Keenan dengan cepat membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Daddy nya masuk ke dalam rumah kontrakannya. Keenan membuatkan secangkir kopi untuk Daddy nya itu.
"Apa kau tidak bisa mencari pekerjaan lain, selain menjadi seorang kurir ?" tanya Zio saat ia telah menyeruput kopi yang baru saja Keenan buat untuknya.
Keenan menatap malas pada Daddy nya tersebut, apa katanya ? 'Mencari pekerjaan lain ?' sedangkan ijazahnya di tahan oleh Daddy nya bahkan teman-temannya menjauhi dirinya. Zaman sekarang bagaimana bisa bekerja tanpa sebuah ijazah.
"Tidak ada yang mau mempekerjakan orang yang tidak punya ijazah !" ucap Keenan apa adanya sontak hal tersebut membuat Zio terbatuk-batuk mendengarnya.
Zio menyadari jika ia memang menahan ijazah Keenan. Sebab Keenan tak membawa apapun dari rumahnya kecuali pakaian yang sudah ia siapkan.
"Tapi kau punya banyak teman." jawab Zio dengan santainya.
Keenan menarik sudut bibirnya ia jadi teringat bagaimana perlakuan teman-temannya saat ia sedang kesusahan, namun mereka tampak tak peduli dengannya.
"Semua teman-temanku menjauhiku, Dad. Dan ini semua karena seragam kurir ini !" ucap Keenan mendengus kesal.
Zio terkekeh mendengar ucapan putranya, benar bukan ? Teman sejati tidak akan pergi meski dalam keadaan susah sekalipun. Dan sekarang Keenan bisa menilai sendiri mana orang yang pantas menjadi temannya.
"Daddy rasa hukuman mu telah selesai, pulanglah ke rumah, Ken." ucap Zio jujur saja ia sangat prihatin dengan kondisi putranya itu walaupun Keenan bisa berdiri sendiri dengan keadaannya, tapi hati orang tua tidak bisa dibohongi. Mereka pasti menginginkan anak-anak mereka hidup bahagia.
"Tapi aku belum membawa Berliana ke hadapan Daddy dan Mommy" jawab Keenan pelan. Jujur saja ia pun begitu merindukan rumahnya, Mommy, Daddy, dan Adiknya.
"Kau bisa membawanya nanti, bukankah kau sudah bertemu dengannya ?" tanya Zio ia berdiri dari duduknya hendak keluar dari rumah kontrakan putranya tersebut.
Keenan mengusap kasar wajahnya, siapa yang tak kenal dengan Daddy nya. Pasti Daddy nya menyuruh orang untuk mengikutinya kapan pun dan dimana pun.
Zio membalikkan tubuhnya dan menatap pada putranya dengan wajah yang sendu."Mommy mu, sakit." lirih Zio, hal itu membuat Keenan membulatkan matanya. Ia terkejut mendengar berita dari mulut Daddy nya jika Mommy nya jatuh sakit.
"Apa ?!"