Bagaimana jika kamu sedang mengendarai kendaraan tiba-tiba saja pandangan mu menggelap dan membuka mata kembali sudah di zaman yang jauh berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citra Khalifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandika dan bena
Tetapi walaupun ia di kambing hitamkan oleh temannya dan di keluarkan secara tidak terhormat oleh pemilik warung, boksun merasa beruntung karena tuannya itu tak menyerahkan dirinya kepada pihak keamanan yang ada di sana.
Mungkin tuannya itu merasa kasihan tetapi sekaligus kecewa karena boksun mencuri entah lah boksun tak tak tahu walaupun begitu ia tetap bersyukur.
Hanya saja karena masalah tersebut kini boksun memiliki permasalahan yang pelik yaitu tak dapat bekerja dimanapun karena di cap sebagai pencuri oleh semua pelaku usaha disekitar wilayah itu.
Ya berita boksun mencuri begitu cepat tersebar melalui mulut ke mulut walaupun saat ini tak ada teknologi yang seperti dunia Marsel, tapi berita yang menyebar melalui setiap para warga itu yang sangat cepat.
"Hah... Sekarang aku bingung mau tinggal dimana dan bagaimana besok aku makan?" gumam boksun sambil menatap sedih takdir yang harus ia jalani saat ini walaupun saat ini juga ia sedang kelaparan karena tak memiliki uang sepeserpun untuk membeli makan.
"Malang benar nasib mu boksun...." Marsel bersimpati akan nasib tubuh yang saat ini ia tempati bahkan hidup boksun lebih memprihatinkan ketimbang kehidupan Marsel didunia nyata nya.
Marsel bahkan mengingat kalau si pemilik tubuh sempat terfikir untuk mengakhiri hidupnya, mengapa boksun sampai berpikiran sejauh itu karena dia tak memiliki kemampuan apapun seperti orang orang sebaya nya.
Bahkan untuk sekedar memegang senjata pun ia tak bisa menyedihkan bukan kehidupan Boksun, dia benar benar terlahir untuk menjadi manusia biasa saja tanpa kemampuan apapun.
Semua orang yang ada di lingkungan boksun saat ini bertahan hidup dengan cara berdagang, bertani, berternak, dan juga berburu.
Dari semua cara untuk bertahan hidup cuma satu yang sangat di hormati di dunia yang saat ini Marsel singgahi adalah berburu karena berburu hewan liar.
Hasil berburu hewan sangat lah menggiurkan karena semua bagian hewan tak ada yang tak bisa dijual dan itu membuat banyak orang berminat jadi pemburu selain bisa mensejahterakan keluarga, pemburu juga sangat di hormati oleh masyarakat.
Boksun yang kini tengah berfikir bagaimana cara ia bisa bertahan hidup di dunia ini dengan keadaan yang memprihatinkan terbersit dalam pikirannya untuk berburu hewan yang ada di sekitaran hutan dekat kota.
Dengan mengandalkan ingatan boksun, kini ia mengingat salah satu hewan yang sangat langka karena sangat langka itu banyak peminat dari hewan ini, dari daging bahkan telurnya saja sangat tinggi harga nya.
Mereka menyebut hewan ini adalah Kwek kwek mungkin karena suara nya yang khas namun kalau di dunia Marsel dia menyebutnya dengan bebek.
Didunia boksun Kwek kwek ini sangat lah gesit jika di dekat, hewan ini juga sangat lah lincah dan saat bersembunyi sangatlah pintar, hewan Kwek kwek sendiri pun jarang menampakan diri, kalau menampakan pun ia dengan gesit berlari menghindari predator nya.
Banyak pemburu yang mengincar nya tapi karena ukuran tubuhnya yang ramping dan gesit pemburu pun tak pernah melihat hewan itu.
Hanya kalangan atas saja yang pernah merasakan daging hewan Kwek kwek ini, seperti keluarga kerajaan, para bangsawan dan pemilik uang lebih saja yang dapat merasakan lejatnya daging Kwek kwek ini.
Yang memang karena faktor susah di cari, harga tinggi dan sangat sulit untuk di buru, bahkan tak jarang para pemburu itu pun tahu hewan itu dari membaca buku saking sulit nya menemukan hewan tersebut.
Berbeda dengan boksun yang memang kuli angkut warung majikannya yang lama ia tanpa sengaja melihat hewan itu diperjual belikan di pasar dan menanyakan kepada penjual dimana ia mendapatkan hewan tersebut.
Akhirnya boksun pun memutuskan akan pergi saja ke perbatasan kota yang memang terdapat hutan di sana tetapi permasalahannya sekarang adalah boksun sudah tak sanggup lagi untuk melangkahkan kaki nya.
Jangankan untuk berjalan hanya untuk berdiri saja boksun rasa sudah tak sanggup lagi.
"Kenapa aku sampai disini? Hingga menempati tubuh remaja yang lebih menyedihkan dari kehidupan ku sebelum nya? Apakah sang Pencipta marah denganku? Sehingga menghukum aku dengan cara seperti ini?" gumam boksun sambil duduk di lorong yang sepi seorang diri.
Ia menatap lurus kedepan dengan otak yang penuh dengan pikiran yang entahlah bagaimana.
" Hah.... Atau apakah ini hadiah dan aku harus memaksimalkan semua usahaku lebih keras lagi dari kehidupan ku yang dulu menjadi Marsel?".
Saat ini di kepala nya memang penuh dengan pertanyaan akan tetapi semua itu terkalahkan dengan rasa lapar yang membuat perutnya terasa sakit.
Tiba tiba saja beberapa pemburu wanita dan pria lewat di depan boksun dan menatapnya dengan intens.
"Hai kau..... " seru salah seorang wanita yang ada di kelompok pemburu itu.
"Mengapa aku seperti mengenal dia?" lanjut wanita itu lagi menunjuk ke arah boksun yang sedang tertunduk lemas.
Mendengar suara itu boksun pun seketika mengangkat kepala nya dengan berat dan melihat siapakah suara wanita itu.
"Oh... Nona Sandika" ucap lemas boksun tak lupa boksun pun melempar senyum ramah nya walaupun lemas.
Nona Sandika adalah salah satu keluarga pemburu yang sangat di hormati di kota tersebut, selain penampilan menarik dan hebat.
"Oh ya.... Kau kan salah satu pekerja warung tuan Chen bukan?" tanya Sandika sedikit samar ketika melihat wajah boksun yang menurut nya familiar.
Boksun pun menjawab dengan anggukan kepala nya saja tanpa berucap.
"Oh ya aku ingat dia pegawai yang mencuri itu bukan?" ucap salah satu pria yang ada di rombongan tersebut.
Yaaa tau ya Bu.... Nama nya gosip gak dimana gak dimana selalu saja cepat menyebar apa lagi kalau tetangga kita julid nya alabatan apa itu.
Boksun yang mendengar nya pun hanya terdiam tak menanggapi hal tersebut.
"Jangan asal bicara bena" ucap Sandika kepada temannya itu yang bernama bena.
"Loh kenapa? Aku kan cuma bilang apa yang aku dengar dari orang sekitar, lalu apa salah nya" ucap bena tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Ya Sandika juga tak membantah hal tersebut karena dia juga mendengar gosip gosip yang beredar itu akan tetapi ada salah satu pemburu juga mengatakan bahwa semua itu hanyalah fitnahan semata.