Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sulit untuk memahami
Semua memang tidak mudah untuk Fifian..
Berpisah dengan pria yang sangat dia cintai rasanya sakit sekali. Tapi jauh lebih sakit bila terus bersama laki-laki yang dicintai tapi bagaikan orang asing.
Fifian kembali ke kamar, membanting tubuhnya di kasur, menarik selimut dan menutup tubuhnya hingga kepala.
"Jahat. Aku benci kamu Mas. Aku benci," Fifian menangis sambil terisak sambil memukul-mukul bantal seolah sedang memukul suaminya.
Tiga tahun sudah Fifian bersabar, tapi sekarang Fifian sudah sangat lelah.
Apalagi selama enam bulan ini setelah mantan istri nya kembali dan masuk ke dalam pernikahan mereka, Fifian sudah berjuang. Tapi mau sekuat apapun Fifian berjuang jika dihati suaminya masih ada nama Febi, sampai kapanpun Fifian tidak akan mendapatkan cinta Alexander
Tak lama terdengar suara pintu terbuka.
Fifian langsung menghentikan tangisan nya.Alexander pun masuk dan duduk di tepi kasur, tepat di samping istrinya.
"Fifian."
"Aku mau tidur."
"Kita belum selesai bicara."
"Aku sedang sibuk," Fifian menjawab dengan jawaban yang selalu di ucapakan sang suami
"Sibuk apa? Kamu cuma rebahan doang."
"Ya... sibuk rebahan."
Alexander berdecak lalu menarik selimut nya hingga wajah Fifian terlihat. Sontak saja Fifian langsung melotot tak terima.
"Aku mau tidur! Aku nggak mau bicara lagi sama kamu, keputusanku juga udah bulat dan nggak bisa diganggu gugat. Aku mau tetap cerai, Mas."
"Duduk dulu."
"Nggak!"
Alexander mencengkeram pelan bahu Fifian dan menariknya paksa hingga tubuh mungil itu terduduk. Tapi Fifian menolak dan terus mendorongnya.
"Aku bilang aku nggak mau bicara sama kamu!!"
" Lepas -hmppp."
Gerakan tangan Fifian yang memberontak terhenti, keduanya matanya melotot terkejut saat tiba-tiba suaminya mencium bibirnya. Selama tiga tahun menikah ini pertama kali nya Alexander mencium bibirnya.
"Ma-mas."
Fifian terdiam untuk sesaat. Ciuman yang begitu dia dambakan selama tiga tahun ini nggak akan Mempengaruhi nya apapun. Keputusan Fifian sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.
"Mas, berhenti."
"Kenapa? Bukankah ini yang kamu mau?"
Seketika rasa gugup dan detak jantung yang menggila sirna.fifian marah. Saking marahnya sampai tubuhnya terasa panas. Sementara Alexander mengira panas tubuh Fifian karena ciuman yang dia berikan.
"Aku akan memberikan ini untukmu, tapi bertahan lah denganku dan anak-anak."
Plak...
Alexander tersentak tiba-tiba ketika istrinya menamparnya.
"Bahkan setelah aku menjelaskan panjang lebar tadi kamu masih nggak mengerti kenapa aku minta cerai!"
Alexander turun dari tubuh istrinya dan duduk di kasur,begitu pun dengan fifian yang duduk sambil menarik selimut hingga menutupi dada nya yang hanya dibalut bra merah.
"Aku mengerti. Kamu ingin berhubungan badan denganku kan?"
"Mas!" fifian tak bisa berkata-kata lagi. Entah suaminya bodoh atau polos atau tidak peka atau apapun itu, tapi yang jelas fifian sangat kesal karena alex berpikir permintaan fifian cerai hanya karena seks. Fifian benar-benar tersinggung.
"Kalau hanya karena seks, sudah dari tahun lalu aku minta cerai. Tapi nyatanya aku tetap bertahan sampai tiga tahun ini mas???"
"Ya terus kenapa???"
Fifian kembali tidur dan menarik selimut hingga menutup wajahnya. Rasanya percuma saja bicara dengan suaminya yang nggak peka ini. Atau bahkan mungkin dia sengaja pura-pura nggak peka. Pokoknya keputusan Fifian sudah bulat dan dia akan segera mengurus surat cerai.
Sementara Alexander masih diam di tempat, dengan mata menatap punggung istrinya, dia bingung harus melakukan apa.
"Kamu nggak mau bicara lagi?"
"Nggak. Aku ngantuk."
Alexandermenghela napas panjang.
Jujur saja Alexander belum bisa mencintai istrinya. Dia menikahi mantan sekretarisn ya ini karena Alexander ingin memberikan ibu untuk anak-anaknya.
Fifian adalah sosok perempuan yang lembut, penyabar, cerdas, cocok sekali menjadi ibu rumah tangga. Dan selama tiga tahun ini Fifian benar-benar menjadi ibu yang baik,yang selalu memeprhatikan anak anak nya Alexander sampai-sampai kedua anak kembarnya sangat menyayangi Fifian
selama ini pun Fifian terlihat bahagia-bahagia saja.dia bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan selama tiga tahun ini ,dan ternyata istrinya sangat tersiksa batin.
"selamat pagi,"
Tiba tiba Fifian terkaget, karena baru saja dia membuka sudah disambut oleh sapaan yang membuat bulu kuduk nya merinding.
Fifian sangat terheran-heran melihat suaminya tiduran dengan posisi miring menyangga kepala dan menatap ke arahnya. Semakin heran saat melihat suaminya tersenyum. Sejak kapan suaminya yang dingin ini bisa tersenyum manis kepada nya.
"Kamu kenapa, Mas?"
"Menyapa istriku."
"Hah..menyapa?"
Alexander mengusap pipi sang istri dengan lembut,dan seketika Fifian langsung bangun dan menjauh.
"Kenapa sih? Kenapa menjauh?"
"Mas yang kenapa? Kenapa tiba-tiba berubah gini?"
"Berubah gini gimana?"
"Ya tumben-tumbenan Mas menyapaku, terus tersenyum dan mengusap pipiku lagi. Mas nggak kesurupan setan bucin kan?"
Fifian lalu meletakkan tangan di dahi suaminya dan membaca doa-doa.
Alexander berdecak
"Apa-apaan sih kamu. Aku nggak kesurupan."
"Sebentar, Mas. Aku akan berusaha mengeluarkan setan dari tubuh kamu," Fifian masih terus menempelkan tangan di dahi suaminya.
"Keluarlah kau setan bucin. Jangan merasuki tubuh suamiku."
"Ha..ha, astagaaa," Alexander langsung memegang tangan istrinya, "Aku nggak serupan. Ya oke tingkah aku mungkin berbeda dari biasanya, tapi bukan berarti kesurupan."
Fifian bertanya beberapa kali, "Terus kenapa kamu bertingkah begini?"
Alexander lantas menghela napas.
"Semalam aku sudah berpikir."
"Loh ternyata mas mikirin perkataan aku kemarin..?kirain mas enjoy aja!!"
"Ck, aku serius Fifian"
fifian pun berhenti mengerjai alex " Yaudah mikir apa?"
"Aku sadar selama ini aku cuek, dingin, dan nggak peduli sama kamu."
"Kemana aja, kok baru sadar sekarang. Ah aku tau, kamu kan sibuk mikirin mantan."
"Aku sibuk kerja."
"Dan sibuk mikirin mantan," Fifian kembali menyindir alex
Kenyataannya memang begitu, alex selalu bisa meluangkan waktu Febi, mantan istrinya, tapi tidak pernah ada waktu untuk dirinya.waktu di saat Fifian sedang membutuhkan nya, Alex tak pernah ada. Sedangkan untuk Febi, bila di miscall sekali aja oleh Nya, Alex langsung datang ke rumahnya.
"Kenapa sih kamu cemburu sama Febi. Febi masa laluku. Kamu tau kan, aku deket sama Febi karena dia sakit kanker. Dia di vonis kalau umurnya juga nggak akan lama lagi..
Waktu itu febi sengaja berpura-pura selingkuh agar aku menceraikan nya karena dia berharap aku bisa bahagia dengan perempuan lain.karena dia sakit kanker dan tak mau membebaniku..
Fifian Aku hanya ingin menemaninya didetik-detik terakhirnya."
"Terakhir apanya mas? Udah tigabtahun tapi febi terlihat sehat sehat saja,ngga ada gejala orang mau mati .."
"Fifian tolong jaga bicara kamu!"
"Kamu tuh dibohongi, Mas. febi emang beneran selingkuh, tapi karena selingkuhan nya nggak sekaya kamu, dia membuat scenario seolah-olah dia sakit untuk mencari perhatian kamu. Dia ingin kbali menikah sama kamu."
"Kamu jangan bicara sembarangan fifian. Febi beneran sakit, ada surat resmi dari dokter."
"Semua bisa direkayasa, Mas."
"Tapi tidak dengan nyawa. Febi nggak mungkin berbohong ,masa dia ingin mati."
"Kamu nggak tau aja apa rencana febi yang sebenarnya."
"Memangnya kamu tau apa? Kamu baru saja enam bulan mengenal febi..Aku mengenalnya dari kecil.."alex tetap membela febi
Bagaimana nasib pernikahan Fifian dan alex,???
Apa akannterus lanjut??
***
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺