Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UZZA
BRUAAKK
Tubuh preman itu, Naina banting ke arah peti bekas buah-buahan yang ada di samping warteg. Sampai si peti, hancur berantakan.
Naina menepuk kedua telapak tangannya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.
"Rupanya kalian masih berani memungut bayaran di sini, HAH?!" teriak Naina menggelegar
Preman yang lain langsung berlutut di depan Naina, seraya mengangkat kedua tangannya yang terkepal ke atas.
"Ma-maafkan kami, UZZA," ucap salah satu preman.
"U-UZZA," ucap si preman yang baru saja dibanting Naina.
Dua tahun lalu....
Naina mendapatkan julukan UZZA yang berarti YANG TERKUAT, nama itu berawal dari seorang kakek keturunan Arab yang memanggil Naina dengan sebutan nama tersebut dimana setelah Naina mengalahkan para preman dan ketuanya yang berjumlah belasan orang, hanya seorang diri. Ingat, HANYA SEORANG DIRI😌
Saat itu, Naina yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP, ia pulang sekolah hendak mencari alat untuk tugas sekolahnya, dan ia tak sengaja melihat ada sekumpulan anak-anak jalanan yang tengah di pukuli oleh orang yang mengaku bila ia adalah ketua preman.
Anak itu di pukuli karena tak membawa uang untuk ia setorkan. Ketua preman yang memang tidak mau menerima alasan apapun, langsung menendang dan memukuli anak tersebut.
Naina yang memang dasarnya berhati lembut, sangat membenci melihat aksi tersebut terjadi tepat di depan matanya.
Tanpa babibu, Naina berlari dan langsung menendang ketua preman itu dari samping sampai orang itu pun jatuh tersungkur ke arah samping.
"Br*ngsek!" teriak ketua preman itu. Seperti biasa, tak ada raut takut di wajah Naina, ia malah balik menatap preman tersebut.
"Berani-beraninya bocah ingusan kaya lo ngelawan gue, hah?!" ucapnya lagi, preman itu berusaha untuk berdiri.
Bukannya menangis ketakutan, Naina malah menyeringai. Ia melakukan peregangan pada jari jemari dan lehernya, ia melepaskan tas gendongnya dan di lemparkan dengan asal, lalu memasang kuda-kuda.
"Ayo maju, jangan banyak omong," tantang Naina yang mengangkat kedua tangannya ke depa dadanya.
Ketua preman yang di tantang bocah ingusan merasa kehilangan muka, ia langsung maju menyerang Naina. Karena ketua preman itu menyerang dengan perasaan marah yang membuncah, sehingga membuat suatu keuntungan untuk Naina.
Naina hanya sedikit menggeser tubuhnya ke samping, sehingga membuat ketua preman itu kembali jatuh tersungkur. Anak buah preman tak terima, mereka langsung maju bersamaan menyerang Naina. Namun dengan gerakan lembut, tetapi mengeluarkan kekuatan yang bukan main-main di setiap hentakan dan pukulan. Sehingga membuat para preman itu kewalahan dan juga berkali-kali mendapatkan pukulan dan tendangan dari Naina, kini para preman jatuh kesakitan.
Naina menegakkan tubuhnya dan berbalik, tepat si ketua preman mengayunkan pukulan. Namun lagi-lagi dengan mudahnya Naina menangkap tangan tersebut, ia memelintir tangan ketua preman dan sekali ayunan. Tubuh itu terbanting dengan kerasnya, ke atas tanah.
"Bagaimana? Masih berani berulah di daerah sini?" tanya Naina, ketua preman kini berlutut di ikuti yang lainnya.
"Angkat kedua tangan kalian ke atas, jawab pertanyaanku!" bentak Naina.
"Ti-tidak, Nona," jawab ketua preman.
"Aku akan sering ke sini dan mengawasi anak-anak langsung. Bila sampai aku mendengar aduan mengenai hal ini lagi, kalian akan tau akibatnya," ancam Naina.
"Ti-tidak akan terulang, Nona. Kami janji," jawab si ketua, Naina menghembuskan nafasnya lega. Ia lalu meminta mereka semua untuk berdiri dan Naina menundukkan tubuhnya.
"Maaf, maaf sudah menyakiti kalian. Aku tidak bermaksud melakukannya, maaf. Tapi, coba kalian balik posisinya. Seandainya yang di tendang dan di pukuli seperti tadi adalah anak, adik atau salah satu keluarga paman sekalian, apa yang akan paman-paman rasakan? Yakin, paman sekalian akan diam saja bila melihat orang yang paman kasihi terluka? Yakin paman akan bersorak sorai bergembira, bila melihat orang yang paman sekalian sayangi dianiaya?" tanya Naina yang menyadarkan para preman tersebut.
Para preman menunduk malu, mereka membenarkan ucapan Naina. Bila anggota keluarganya yang di perlakukan seperti ini, pasti akan mengamuk.
"Kamu benar, maafkan aku. Maafkan kami nak," ucap si ketua preman pada anak yang tadi ia aniaya.
Anak yang di perlakukan kasar pun mengangguk dengan memegang bagian tubuh yang terluka.
"Aku tak menyangka akan di kalahkan oleh gadis ingusan seperti mu, hahaha. Tapi, terimakasih karena telah menyadarkan aku. Panggil aku Rambo. Bila kamu membutuhkan bantuan kami, panggil saja kami. Jangan sungkan," ucap ketua preman tersebut
Naina mengembangkan senyumannya, yang mana membuat semua orang terpana.
"Baik, kedepannya aku takkan sungkan bila membutuhkan bantuan paman Rambo," ucap Naina.
"Bagus, kalau begitu akan membawa anak ini ke klinik terdekat," ucap paman Rambo, ia langsung menggendong anak yang ia perlakukan tidak baik, begitu juga anak buah Rambo membawa anak lainnya.
Dan di saat itu juga, ada seorang kakek bersorban. Terlihat bila ia keturunan Arab, ia pun mendekati Naina dan sedikit menundukkan kepalanya. Lalu, ia memanggil Naina UZZA sang Dewi Perang. Maka dari itu sekarang daerah ini di pegang oleh Naina, ia meminta Ilham yang usianya di atas Naina 8 tahun untuk mengajari anak-anak jalanan.
Kembali kemasa saat ini...
"U-UZZA," ucap si preman yang baru saja di banting Naina.
"Kenapa? Masih mau bertarung denganku?" tanya Naina. Preman itu menggelengkan kepalanya.
"Pergilah, sebelum aku memanggil paman Rambo," ucapnya lagi.
Preman yang lain langsung melangkah maju dan membantu preman baru itu untuk berdiri dan memapahnya untuk pergi dari tempat itu.
"Neng Uzza, ini pesanannya," ucap bu Kom, menyadarkan Naina.
"Eh, iya... Berapa total semuanya, Bu Kom?" tanya Naina.
"Enam ratus rebu, Neng," jawab bu Kom,
Naina menyodorkan uang tersebut. Dengan senang hati bu Kom menerima uang tersebut.
"Alhamdulillah. Makasih ya, Neng," ucapnya.
"Saya yang terimakasih, Bu Kom. Kalau gitu Naina pamit ya, Bu. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," jawab bu Kom. Ia masih diam berdiri memperhatikan Naina sampai tak terlihat lagi.
"Saya ngga nyangka, kalo gadis mungil itu mempunyai tenaga yang luar biasa besar. Bahkan mungkin melebihi tenaga 5 orang dewasa," ucap salah satu pelanggan bu Kom.
"Kaya Samson ya cuy.."
"Ho'oh... Kalau si Neng Naina mau mah sama saya di jodohkan sama anak saya."
"Jangan mimpi ketinggian, Kang. Saya yakin jodohnya pasti orang hebat alias bukan orang sembarangan. Karena neng Uzza bukan hanya cantik fisik melainkan cantik sampai ke hatinya."
"Aamiin, semoga Allah mengijabah ucapan kamu Man," ucap bu Kom tersenyum.
.
.
Setelah berpamitan, Naina pun berniat untuk menemui anak-anak jalanan serta bang Ilham.
"Assalamu'alaikum, Kang," Naina mengucapkan salam pada Ilham yang sedang merapihkan buku bacaan dan buku tulis yang akan di pakai anak-anak jalanan sebentar lagi.
"Wa'alaikum salam. Ya Allah, Nai. Kemana aja kamu hampir 2 minggu ga kesini? Anak-anak nyariin Uzza-nya, setiap hari," jawab Ilham.
"Hehehe, maaf Kang. Nai sibuk nyari kerja dan Alhamdulillah hari ini keterima, makanya Nai datang bawa ini buat makan siang bareng," jawab Naina tersenyum pepsodent, Ilham hanya menghembuskan nafasnya pelan.
"Ngapain nyari kerja, sedangkan uang kamu aja udah banyak," ucap Ilham.
"Ehhh... ari kang Ilham, kan bunda mah ga tau. Nanti malah mikir yang nggak-nggak gimana sama Nai? Ga kerja ko bisa kasih uang tiap bulan? Hayooo... Nanti malah di kira Naina nuyul, hahaha," jawab Naina tertawa geli dengan ucapannya sendiri.
"Iya iya, si paling berbakti. Semoga Allah selalu memberikan kamu perlindungan dan kesehatan Nai. Sudah waktunya kamu membahagiakan diri sendiri," ucap Ilham.
"Gampang itu mah. Bahagia Nai adalah bahagianya orang-orang terdekat, Nai," jawab Nai.
"Teh Mae mana?" tanya Nai mengalihkan pembicaraan. Ia menanyakan wanita yang baru 3 bulan di nikahi Ilham.
"Teh Mae nemenin ibu akang ke klinik, buat cek rutin," jawab Ilham.
"Ibu sehat kan, Kang? Kalau butuh apa-apa, jangan sungkan minta sama Nai."
"Alhamdulillah, sekarang ibu udah lebih baik dari sebelumnya. Semua atas bantuan kamu Nai, entah apa yang akan terjadi sama ibu bila akang ngga ketemu kamu, Nai," jawab Ilham.
"Semua pertolongan datangnya dari Allah, Kang. Nai hanya sebagai perantara," ucap Naina.
'Ya Allah, hamba benar-benar bersyukur dengan kehadiran gadis yang sudah aku anggap adik ini. Berikan ia kebahagiaan lahir batin, dunia akhirat. Aamiin,' gumam Ilham dalam hati.
...****************...
Mood nya lagi bagus.... jadi aku kasih double!!
Besok mah nggak kayanya, mau nyari si Ilham dulu.
Di cariin, ternyata ngajar anak-anak nya Naina😆😆
......HAPPY READING ALL💞💞💞......