Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 24
Merasa ada yang memanggil namanya, Dirga pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Dimana di sana, ada seorang wanita cantik dengan pakaian muslimah syar'i tengah berdiri tidak jauh darinya.
Dirga sempat di buat kaget saat melihat penampilan wanita itu. Karena penampilannya jauh berbeda dari enam tahun yang lalu. Dimana mereka masih bersama sebagai sepasang kekasih.
"Elisa?" ucap Dirga, disela keterkejutan nya saat melihat penampilan Elisa yang sekarang.
"Assalamualaikum, Mas. Apa kabar?" jawab Elisa, kembali menyapa Dirga.
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri, bagaimana?" tanya balik Dirga.
"Alhamdulillah. Sekarang sudah berada di fase baik baik saja. Mas, sedang apa di sini? Perjalanan bisnis lagi?"
"Tidak. Untuk saat ini aku dan keluargaku akan pindah sementar ke Singapura. Sambil menunggu penerbangan, kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Makanya aku ada di sini,"
"Keluarga? Kami? Maksud Mas Dirga, Mas Dirga tidak sendiri?"
"Iya. Aku, istri dan anakku. Itu, mereka sedang duduk di sana menungguku membawakan makanan untuk mereka,"
"Maaf, yang mana ya, Mas? Wanita yang mana yang Mas maksud?"
"Itu. Wanita yang menggunakan hijab warna coklat yang sedang menggendong anak perempuan. Itu, istri dan juga anakku." lanjut Dirga, menunjuk salah satu meja yang dimana di sana, ada Ziya yang sedang duduk dengan memangku Zingga.
Sementara itu, Ziya sendiri hanya menatap penuh dengan tanya saat melihat Dirga berbincang dengan seorang wanita cantik yang tiba tiba datang menghampiri pria itu.
"Apa, dia wanita yang dulu di jodohkan dengan Mas? Atau, wanita lain lagi?" tanya Elisa, saat berhasil melihat Ziya, yang tadi di tunjuk oleh Dirga.
"Iya. Dia istri pertama dan semoga, dia lah yang menjadi istri terakhir untukku," jawab Dirga, menatap penub rasa haru kepada wanita yang sudah memberikan nya satu orang anak kepada dirinya.
"Istri pertama? Tapi, bukan kah kalian dulu sudah bercerai?"
"Kamu benar. Dulu, karena kebodohan yang aku lakukan. Aku sempat kehilangan dia, tapi Allah kembali mempertemukan kami dan menyatukan kami." jawab Dirga, membuat Elisa merasa tertampar oleh ucapan pria itu.
Tidak bisa di pungkiri jika perpisahan yang di alami oleh Dirga dan juga Ziya, itu karena ulah dirinya. Yang saat itu, mengaku hamil oleh Dirga hanya karena mereka berdua pernah menghabiskan waktu bersama di sebuah hotel.
Akan tetapi, semua itu terpatahkan di saat bayi itu lahir. Kedua orang tua Dirga yang tidak percaya jika bayi itu adalah cucu mereka, akhirnya mereka melakukan tes DNA setelah Elisa melahirkan.
Keduanya kompak menolak pernikahan Dirga dan juga Elisa sebelum Elisa melakukan tws DNA. Bahkan, keduanya sampai memberikan pengawalan yang sangat ketat kepada Dirga. Agar pria itu tidak menikahi Elisa tanpa sepengetahuan keduanya.
Hingga akhirnya, semua pun terbongkar di saat Elisa melahirkan seorang anak laki laki dan itu ternyata bukan lah anak biologis Dirga.
Entah siapa pria yang menghamili Elisa kala itu. Yang pasti, Elisa melimpahkan tanggung jawab itu kepada Dirga. Agar Dia bisa menikah dengan Dirga.
"Cantik. Dia, benar benar wanita yang sangat cantik dan juga sholehah. Tidak heran jika kedua orang tua mu begitu menolak ku dan mempertahankan status duda mu. Ternyata, hanya dia wanita yang pantas bersanding dengan kamu, Mas. Untuk kisah di masa lalu, aku benar benar minta maaf, Mas. Saat itu, aku melakukan nya karena aku tidak mau kehilangan kamu," lirih Elisa, menyesali perbuatan nya dulu. Saat dirinya menjebak Dirga agar mereka bisa menikah.
"Sudah. Lupakan saja, lagi pula semua sudah berlalu dan aku pun sudah memaafkan apa yang kamu lakukan padaku. Sekarang, mari kita lanjutkan hidup dengan keadaan yang jauh lebih baik lagi,"
"Mas benar, mari kita lanjutkan hidup dengan keadaan yang jauh lebih baik lagi. Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu, ya. Sepertinya suamiku sudah menunggu di depan, dan selamat atas bersatunya kalian kembali. Semoga jadi keluarga yang samawa dan langgeng sampai maut memisahkan,"
"Aamiin. Terima kasih atas doa nya, dan doa yang sama juga untuk kamu dan keluargamu,"
"Aamiin allahumma aamiin. Baiklah, aku pergi dulu ya. Titip salam buat istrimu, maaf aku tidak bisa menyapanya secara langsung,"
"Wa'alaikum salam. Tidak apa apa, nanti akan aku sampaikan salammu kepadanya,"
"Terima kasih. Aku pamit ya, assalamualaikum,"
"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah kepergian Elisa, Dirga pun segera melanjutkan niatnya. Yaitu, memesan tiga porsi makan dan juga minuman untuk mengisi perut nya dan juga istri serta anaknya. Sambil menunggu jam penerbangan tiba.
Usai mendapatkan makanan dan minuman yang dia pesan. Dirga langsung kembali ke meja, dimana disana sudah ada Ziya dan juga Zingga sedang menunggu dirinya.
"Ini, makanan nya. Makan lah, Zingga biar sama aku dulu," ucap Dirga, yang langsung mengambil alih Zingga setelah menyimpan makanan yang tadi dia bawa di atas meja.
"Baiklah. Terima kasih." jawab Ziya, langsung meraih satu porsi makanan yang dibawakan oleh Dirga.
Sementara Dirga, duduk disebelah Ziya dengan memangku Zingga. Dirga membiarkan Ziya makan terlebih dahulu. Berhubung saat itu Zingga juga dalam keadaan kembali tertidur. Maka, keduanya pun harus makan bergantian. Karena itu Dirga membiarkan Ziya untuk makan terlebih dahulu.
Sembari menunggu, Dirga pun terlihat sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang pria itu lakukan, hingga terus menerus memandangi layar ponsel itu.
"Yang tadi, itu siapa Mas?" tanya Ziya, yang akhirnya mengalihkan perhatian Dirga dari layar ponselnya.
"Yang tadi? Yang mana?" tanya balik Dirga, yang belum menyadari jika Ziya melihat dan memperhatikannya, saat dia berbincang dengan Elisa.
"Wa_wanita tadi." jawab Ziya dengan suara yang sangat lirih.
Akan tetapi, karena Dirga berada di samping nya, jadi ucapan Ziya masih bisa terdengar meski Ziya menjawab dengan suara yang sangat lirih.
Dirga tersenyum gemas, bahkan saking gemasnya. Bukan nya menjawab pertanyaan Ziya, Dirga malah menatap Ziya dengan sangat intens. Hingga membuat wanita itu salah tingkah, bahkan sampai tersedak oleh makanan yang baru saja dia masukkan kedalam mulutnya.
ywdah deh baca skg aja....semangat ya thor semoga tiap hari bisa up terus
walaupun gao comend di setiap bab nya....
masih di lanjut lagi thor...
seerti di remas² lalu di beri garam/ jeruk lemon, nipis...
dlu km membiarkan RT mu hancur krn km yg mengundang pelakor itu sendiri,jadikan itu sbgi pelajaran.
Matek Ho.
Dapat Istri Baik2 gak bersyukur, Menjijikkan Lihat Kau.
lanjut Thorr.