Dijual oleh Ayah kandungnya sendiri sebagai pengganti taruhan berjudi, Zena gadis berusia 21 tahun yang pergi dari rumah, dia meminta pertolongan dari ibu kandungnya, tidak disangka, ditempat ibu kandungnya dia hampir dilecehkan oleh Ayah tirinya,
Depresi, trauma sempat mengguncang jiwa Zena, lalu tidak disengaja dewa penyelamat datang, Steven Fernando, pria berusia 35tahun yang sudah 3 tahun bertahan dengan statusnya yang Duda,
Setelah diselamatkan oleh Steven, siapa sangka hidup Zena semakin hancur, Steven meminta Zena menjadi partner ranjangnya,
Ancaman akan dikembalikan pada rentenir paruh baya itu dan keselamatan keluarga ibunya mengakibatkan Zena menurut patuh menyetujui semua syarat dan peraturan yang diberikan Steven
Hari demi hari Zena menjadi partner ranjang dari seorang Steven yang mempunyai libido akut,
Akankah Zena bisa bertahan dan mencintai Steven
Jika berjalan maju membuat Zena menelan kepahitan, dan jika berjalan mundur Zena akan membuat keluarga ibunya hancur.
Seperti apa kisahnya, ayok kita simak cerita Zena dan Steven
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35_Dave
"Ada bibi yang bisa kau jadikan teman bosanmu! "
"Lebih baik kau diam saja, tunggu aku selesai bekerja, lalu kita akan pulang bersama" Ucap Steven langsung berjalan keluar kamar pribadi dan kembali ke meja kerjanya
***
"Bagaimana? Apa kau bisa melacak identitas pria itu? " Tanya Steven pada sekertarisnya
"Ini Tuan" Sekertaris Nanda memberikan selembar kertas berisi data pribadi Riski
"Dan saya tadi sempat melihat tato lambang geng bandit di pundak pria itu" Sambungnya lagi
"Maksudmu, dia mata-mata kita?? Tapi kenapa bisa Zena dekat dengan dia? Dan apa Zena masuk kedalam hidupku ini bukan karena disengaja melainkan dia bekerja sama dengan pria ini? " Tanya Steven tak percaya
"Siapa namanya, 'Riski' " Sambung Steven lagi
"Iya Tuan
"Tapi, menurut saya Nyonya Zena tidak tahu mengenai ini, Nyonya Zena kenal dengan Tuan Riski karna hubungan pekerjaannya dulu"
"Berarti jika dia tahu Zena istriku, Zena dalam bahaya? " Tanya Steven lagi yang diangguki oleh sekertaris Nanda
"Benar Tuan, sebaiknya kita jaga Nyonya Zena, tapi kita bisa memanfaatkan kedekatan Nyonya dengan Riski" Sekertaris Nanda semakin mengikis jaraknya hingga tak ada jarak diantara mereka
"Hey, aku masih waras! "
"Dan apa maksudmu? Kau berencana memperalat istriku ha! Aku tidak akan membiarkan ini terjadi, bagaimana jika dia mencelakai Zena!"
"Tapi, menurut saya Tuan Riski tidak akan mencelakai Nyonya, karna saya lihat sendiri di matanya ada cinta untuk Nyonya"
Brakk!!!
"Aku tidak mau! "
"Jangan berbuat gila!! "
"Pergilah!
"Tuan, percaya pada saya, saya janji akan menjamin keselamatan Nyonya saat bersama Tuan Riski, dengan cara ini kita bisa mendapatkan informasi yang lebih, lagipula Tuan tidak mencintai Nyonya kan?
"Atau jangan-jangan Tuan sudah menaruh hati pada Nyonya" Goda sekertaris Nanda membuat pipi Steven yang putih berubah merah
"Hentikan omong kosongmu! Aku tidak menyukainya, apa jaminanmu jika kau gagal dan nyawa Zena dalam masalah? "
"Anda bisa pecat saya Tuan"
"Bedebah!! Aku bunuh kau "
"Tuan besar akan marah jika anda membunuh saya di alam sana,"
"Sekarang biarkan Nyonya bekerja kembali sebagai model di perusahaan Tuan Riski" Jawab sekertaris Nanda datar membuat emosi Steven memuncak
"Tidak!! Kau sudah gila yah! Bagaimana mungkin aku membiarkan istriku bekerja di perusahaan musuh!! "
"Dan pasti mereka akan melakukan pemotretan intim seperti kemarin, aku tak sudi! "
"Enak saja! tak akan kubiarkan pria itu mengambil kesempatan dalam kesempitan, hanya aku yang boleh berdekatan intim dengan istriku" Gumam Steven dalam hati sambil menahan kesal akibat ulah Nanda
"Tuan, lalu bagaimana cara kita mendamaikan pihak tuan Riski, lalu bagaimana kita bisa mendekatinya agar kesalahpahaman ini berakhir,
"Kita harus mendekati salah satu atasan geng bandit agar kita bisa menyelusup masuk, "
"Kita akan bersihkan nama Tuan besar bersama-sama, jika dia bukan pembunuh"
"Tapi aku tidak suka Nanda!! Pikirkan cara lain!! " Pekik Steven, matanya sudah memerah dan auranya sudah berubah mengerikan
"Huh! Memang susah berbicara dengan pria seperti anda, giliran mode kejam kau bisa membunuh sesukamu, jika dalam mode bucin, kau menolak semua ideku" Gerutu sekertaris Nanda dalam hati, dia berjalan keluar ruangan mengabaikan umpatan dan makian Steven
"Hei aku belum selesai bicara!! "
"Hei!!! kau sudah berani padaku!! " Teriak Steven saat sekertaris Nanda pergi dari hadapannya
"Saya akan mencari ide lain, biarkan saya berfikir, dan anda harus fikirkan ide saya" Teriak sekertaris Nanda
Brak!! Pintu tertutup keras dari luar membuat Steven terkejut
"Astaga, apa dia sedang marah! " Gumam Steven sambil mengelus dadanya, dia langsung berjalan menghampiri istrinya di kamar pribadinya, beruntung kamar pribadinya kedap suara dari luar atau pun dalam jadi Steven tak perlu takut jika istrinya mendengar ucapannya
Krek
"Siap-siap, kita akan pulang! " Titah Steven membuat Zena mengkerutkan keningnya
"Bukannya ini masih jam kerja? Kenapa kita pulang? Dan kenapa wajahmu terlihat kesal? "
"Sudah! Jangan berisik!! Kau mau pulang tidak!! "
"Eh iyaiya, sebentar aku ambil tas dan ponselku"
"Hemm"
Zena langsung mengambil tas dan ponselnya lalu berjalan menghampiri Steven "Ayo" Ajak Zena tak sengaja merangkul mesra lengan Steven membuat jantung Steven berdegup cepat dari biasanya
"Apa-apaan ini, kenapa jantungku seperti ini" Gumam Steven dari dalam hati
"Lepas! Apa kau ingin semua karyawan tahu yang sebenarnya"
"Bilang saja kalau aku simpananmu, bukankah wajar jika mantan model mencari mangsa presdir sepertimu" Jawab Zena datar,
"Dan aku ingin melihat ekspresimu jika semua karyawanmu tahu, apa kau akan marah atau kau akan bersikap datar" Gumam Zena dalam hati
"Terserah kau saja! Tapi aku tidak mau publik tahu!"
"Sudah ku duga" Gumam Zena tersenyum getir
Akhirnya mereka berjalan bersama keluar ruangan Steven, beberapa karyawan yang tak sengaja menatapnya pun langsung menunduk hormat, gosip mulai beredar, bisikan demi bisikan karyawan terdengar jelas ditelinga Zena
"Zen!!" Sapa Dave saat melihat Zena dan Steven keluar dari lift
Zena mengedarkan pandangan, dilepasnya tangan Zena yang merangkul Steven
"Dave," Sapa Zena
Steven yang melihat interaksi kedua orang tersebut pun hanya diam dan berjalan keluar menuju parkiran tapi tidak dengan sekertaris Nanda yang tiba-tiba berada tak jauh dari Zena dan Dave
Melihat suaminya pergi, Zena tersenyum, dia fikir suaminya akan marah karna cemburu ternyata tidak "Benar, ternyata Steven tidak mempunyai perasaan padaku" Gumam Zena dalam hati
"Dave" Ucap Zena lagi,
"Ada apa kau kemari Dave? " Tanya Zena
"Aku baru saja mengantarkan pesanan, kau tahu kan hari ini karyawanku ada yang tidak masuk jadi aku harus mengantar makanan ini sendiri, sebagai gantinya"
"Oh iya, kenapa kamu ada disini? " Tanya Dave membuat Zena gelagapan
"Aku harus jawab apa ini" Gumam Zena dalam hati
Melihat Nyonya mudanya bingung, sekertaris Nanda menghampirinya "Maaf Nona, sudah saya peringatkan, disini tidak ada pekerjaan freelance" Ucap sekertaris Nanda membuat Zena mengkerutkan keningnya bingung
Tak mendapat respon baik dari Nyonya mudanya sekertaris Nanda menghembuskan nafasnya kasar "Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Tanya sekertaris Nanda pada Dave
"Oh tidak, saya baru saja mengantarkan makanan, ya sudah saya permisi"
"Zen, aku butuh penjelasanmu, kenapa kamu mengundurkan diri dari caffe ku" Tarik tangan Zena, membuat Zena reflek mengikuti Dave dan meninggalkan sekertaris Nanda yang sedang menatap langkah keduanya
"Dave, jangan seperti ini, aku malu"
"Aku mengundurkan diri karna aku mau membuka usaha sendiri" Zena menghentikan langkah Dave lalu menarik tangannya
Beruntung sekarang mereka sudah diluar kantor
"Usaha? Usaha apa? " Tanya Dave
"Padahal aku senang kamu bekerja ditempatku" Sambung Dave dengan wajah kusutnya
"Haha, aku akan sering main ke caffemu Dave, terimakasih sudah membantuku selama ini, kau memang sahabat terbaik"
"Aaa baper Zen" Dave reflek memeluk Zena membuat tubuh Zena menegang saat mendapat pelukan dadakan, matanya semakin membuka lebar saat melihat suaminya yang sedang duduk di dalam mobil, kaca mobil yang sedikit terbuka membuat mereka saling menatap
Bersambung😘