NovelToon NovelToon
Akhir Sebuah Sandiwara

Akhir Sebuah Sandiwara

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Nadine yang baru saja memergoki pacarnya dengan wanita lain tidak sengaja menabrak seorang Jonathan saat dia sedang menyebrang jalan.

Jonathan pun memanfaatkan kesalahan Nadine dengan mengancamnya akan melaporkannya ke polisi jika saja Nadine tidak mampu membayar ganti rugi sehingga dengan terpaksa Nadine menjadi pacar pura-pura Jonathan.

Di tengah-tengah sandiwara mereka sebagai sepasang kekasih, mantan Jonathan yang sangat posesif pun memaksa Jonathan untuk membuktikan kalau hubungannya dengan Nadine memang serius dan bukan sandiwara. Keadaan itu dengan terpaksa membuat Jonathan pun akhirnya menikahi Nadine sementara Nadine juga punya alasan yang lain menerima tawaran Jonathan untuk menikah.

Bagaimana akhir dari sandiwara mereka? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka? Apakah pernikahan yang di awali dengan kebohongan akan berakhir bahagia???

Selamat menikmati khayalan author 🙏🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 21

Mobil Jonathan berhenti tepat di depan pagar rumah Nadine.

“Kamu tinggal sendirian di rumah?” tidak seperti biasanya, Jonathan bertanya sebelum Nadine membuka pintu mobil. Dia bahkan melihat ke dalam rumah Nadine seperti mencari seseorang di sana.

“Iya,” jawab Nadine, “Kenapa?”

“Orang tua kamu?” Nadine menautkan alisnya. Tidak biasanya Jonathan ingin tahu tentang masalah pribadinya.

“Ada, cuma tinggal Papa. Mama udah lama meninggal. Bukannya saya udah pernah bilang,” jawab Nadine dengan jujur.

“Terus Papa kamu ke mana, kok saya nggak pernah liat beliau.” Nadine menelisik jauh ke dalam mata Jonathan tentang maksudnya bertanya tapi dia tidak bisa menemukan apapun di sana.

“Tumben cariin Papa saya, terus kenapa baru sekarang carinya nggak dari awal kamu datang ke rumah saya.”

Jonathan sendiri merutuki dirinya dalam hati. Kenapa dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya tentang Nadine dan bertanya tentang keluarganya, padahal mereka hanya orang asing yang berhubugan karena suatu kepentingan tanpa ada rasa apapun di dalamnya.

“Asal tanya aja. Ya udah, kamu boleh keluar. Sekali lagi saya minta maaf sudah bikin kamu kerepotan hadapin Mama saya.”

“It’s oke, tapi saya harap nggak akan ada kerepotan-kerepotan berikutnya. Kamu harus cepat bilang kalau kita udah putus.”

“Akan saya usahain,” balas Jonathan terdengar malas. Lalu Nadine keluar dari mobil Jonathan dan laki-laki itu langsung melajukan mobilnya begitu Nadine keluar dari mobilnya. Nadine melihat mobil Jonathan yang terus melaju meninggalkannya, lalu masuk ke dalam rumah. Dia bingung sendiri dengan sikap Jonathan. Kadang laki-laki itu menunjukkan perhatian kecil dengan menungguinya hingga masuk ke dalam rumah, tapi tidak jarang Jonathan malah mengeluarkan kata-kata yang sangat tajam yang bisa membuat orang yang medengarnya menahan kesal. Nadine benar-benar bingung di buatnya.

Setelah mengantar Nadine, Jonathan langsung kembai ke rumahnya bermaksud untuk istirahat dari rasa lelah yang mendera hati dan pikirannya. Namun semua sirna saat dia melihat sebuah mobil yang sudah dia kenali terparkir di depan rumahnya. Dari dalam mobil Jonathan bisa melihat Sofia sedang duduk di teras rumahnya. Gadis itu tersenyum saat melihat Jonathan keluar dari mobilnya.

Sofia langsung mendekat dan merangkul lengan Jonathan dengan manja, seperti seorang istri yang menyambut suaminya pulang. Jonathan melepas tangan Sofia, lalu melihat sekeliling. Untung saja kompleks rumahnya di huni ornag-orang elite yang tidak mau sibuk mencampuri urusan orang lain dan hanya berdiam diri di dalam rumah kalau tidak ada kepentingan di luar rumah.

“Ngapain kamu ke sini?” tanya Jonathan sambil membuka pintu rumahnya.

“Ketemu sama kamu, memang mau apalagi?”. Jonathan hanya mendesah lelah dan tidak punya pilihan selain membiarkan Sofia ikut masuk ke dalam rumahnya.

“Mau aku buatin sesuatu?” tanya Sofia dengan senyum lebarnya. Wanita itu menyimpan tas nya di sofa dan berjalan ke arah dapur bermaksud membuatkan kopi untuk Jonathan dan juga dirinya. Dia benar-benar mencoba jadi calon istri yang baik.

“Nggak usah, Sof. Kalau nggak ada yang penting kamu pulang aja. Aku capek banget, mau istirahat.”

Bukannya kecewa atau pergi setelah di usir secara halus, Sofia malah berjalan ke arah Jo, duduk di sampingnya dan  kembali merangkul lengan Jo dengan manjanya.

“Sof, aku beneran capek banget. Pliss kamu pergi aja,” Jonathan mengucapkannya dengan suara rendah, terlihat sekali kalau dia benar-benar lelah.

“Jo, kita nikah aja yuk. Kamu masih cinta sama aku, aku tahu itu. Buktinya kamu nggak nolak waktu aku cium dan kamu malah menikmati juga, iya kan?. Untuk apa kamu bohongin hati kamu terus kayak gini. Kasih aku kesempatan sekali lagi buat menebus semua kesalahan aku di masa lalu, Jo. aku janji kali ini aku nggak akan melakukan kesalahan yang sama seperti dulu.”

Jonathan menghela nafas dalam, dia menatap Sofia cukup lama sebelum akhirnya memalingkan wajahnya.

“Kamu lupa aku punya pacar, kamu pikir aku orangnya suka mainin perasaan perempuan?” katanya mengabaikan Sofia, dia tidak mau membahas masalah ciuman itu dan juga perasaannya.

Kali ini Sofia yang menghela nafas, “Kamu memang nggak mainin perasaan dia karena memang nggak ada apa-apa di antara kalian,” katanya menangkap dengan baik hubungan Jonathan dan Nadine. Tapi semakin hari kemampuan mengarang Jonathan juga semakin baik.

“Siapa bilang nggak ada apa-apa di antara kami, asal kamu tahu aja tadi Mama habis ngajakin dia jalan ke mall. Malah udah ketemu sama Tante Sarah. Kamu tahu kan teman Mama, Tante Sarah, yang perancang gaun pengantin itu.”

Ternyata Jonathan tidak hanya menggunakan Nadine untuk membohongi keluarganya, tapi juga untuk membuat Sofia bungkam dan tidak lagi mengganggunya. Dia benar-benar sudah ingin melupakan wanita itu sepenuhnya. Perasaannya pada Sofia mungkin masih ada, namun keinginnan   untuk kembali mengulang kisah kasih bersamanya sudah tidak ada lagi dalam pikiran Jonathan.

“Aku nggak percaya, kecuali kamu nikahin dia karena kamu memang mencintai dia. Tapi aku yakin kamu nggak mencintai siapapun selain aku. Dan aku juga yakin kamu masih cukup waras nggak mengorban kan kehidupan kamu sendiri untuk membuak aku menjauh dari kamu.”

Mereka berdua terdiam masing-masing dalam pikirannya sendiri. Jonathan menatap lurus dinding rumahnya dengan tatapan kosong, sementara Sofia menatap Jonathan dengan intens.

“Aku pulang dulu, tapi aku nggak akan berhenti sampai di sini sampai kamu benar-benar percaya kalau aku benar-benar serius dengan semua yang aku bilang. Aku mau nikah sama kamu, hanya sama kamu, Jo”. Sofia lalu berlalu dengan wajah muram sangat berbanding terbalik ketika dia masuk tadi.

Jonathan membaringkan tubuhnya di sofa saat Sofia menutup pintu. Dia memijat pangkal hidungnya yang tiba-tiba berdenyut. Jonathan pikir, hari itu adalah hari terakhirnya melihat Sofia. Dia tidak pernah berfikir akan berada di situasi sulit seperti ini. Di satu sisi, dia tidak ingin lagi menjalin hubugan apapun dengan wanita itu, tapi di sisi yang lain dia juga tidak punya keberanian untuk mendorongnya agar menjauh dari kehidupannya. 

‘Aku nggak percaya kecuali kamu nikahin dia karena kamu benar-benar mencintai dia.’ Kata-kata Sofia terulang kembali di kepalanya.

“Apa aku harus benar-benar menikah baru kamu percaya kalau aku sudah nggak menginginkan kamu lagi, Sof. Kenapa dulu kamu nggak mikir berkali-kali sebelum lakuin itu semua. Mungkin kita akan jadi orang paling bahagia sekarang seandainya kamu nggak egois waktu itu.”

Jonathan memejamkan matanya, sekilas ingatan saat dia begitu hancur saat Sofia meninggalkanya muncul di kepalanya. Kepergian Sofia hari itu tidak hanya meninggalkan luka yang sangat dalam di hatinya tapi juga penyesalan yang luar biasa. Dia terlambat menyelamatkan nyawa yang sangat berarti baginya.

Hari itu Jonathan berjanji tidak akan pernah lagi ingin melihat wajah Sofia, dia tidak akan memaafkannya walau wanita itu berlutut dan memohon padanya sekalipun. Tapi nyatanya saat melihat wanita itu untuk pertama kalinya sejak hari perpisahan mereka dia malah bingung dengan perasaannya sendiri. Bahkan Jo tidak bisa dengan tegas membuat wanita itu menjauh dari kehidupannya.

1
Fernando Sirait
Happy ending dunk Thor ... jgn ending yg sedih2 plissss
neny
jangan ath klau sad ending mah,,gk seru kak othor 😁
Nenden Lasminingsih
jangan sad ending dong ka,,,biarkan nadine bahagia dengan jo
Konny Rianty
lanjutt thorr, bgs cerita nyaa..
Emmy Simbolon
suka cerita nya
Konny Rianty
mana lanjutan nya thorr" di tunggu..
Ade Chubi
kk beda ibu itu bukan kk tiri tp kk satu ayah hampir sama dg kk kandung karena kk satu ayah itu bisa menjadi mahram nya dan tidak bisa menikah ,lain hal nya dg sebutan km tiri ,kalo kk tiri itu org lain bisa di nikahi
Ade Chubi
cerita nya sih bagus tp agak nyesel kenapa Nadine mesti ketauan oleh Raymon sedang bersama Jonathan jd kesan nya Nadine juga buruk Dimata Raymon
Emmy Simbolon
senang akhirnya jo dan Nadine Maried selamat ya.
Riyati Kasno
sangat bagus...alur ceritanya mengalir sangat baik...tidak bertele tele..jelas singkat..pokoknya tidak bolak balik..
neny
syafakallah buat suami nya kak othor,,sehat2 jg buat kak othor nya,,💪🏻💪🏻🤍
Riyati Kasno
ikut senang dan senyum"sendiri🥰🥰
Heri Ruswianto
suka banget/Drool/
Rita Riau
kesempatan jgn ditolak kata Jo 🤔🤭😬🥰
Konny Rianty
iya thorr lanjut ,bgs cerita nyaa..
Konny Rianty
iya thor, lanjut jgn lama²....
Emmy Simbolon
kesempatan ya jo.. hehe
Riyati Kasno
lanjuuiit...jangan kelamaan up Doong.. penasaran banget nih
Sabaku No Gaara
lanjuttttty...hihihi
Sabaku No Gaara
ooooouw...cweatx
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!