Anya Bintang Maharani, gadis cantik yang lahir dari rahim seorang istri simpanan.
Masa lalu orang tuanya yang memalukan itu membuatnya selalu menutup diri dari para lelaki yang mendekatinya. Bagi Anya, dia hanya ingin sukses dan membanggakan April, kakak yang sangat disayanginya.
Namun, Rama duda satu anak yang sangat mencintai Anya merusak segalanya. Rama lelaki yang mengaku sangat mencintai Anya tega menghancurkan mimpi gadis itu. Membuat Anya harus meninggalkan keluarga yang sangat dicintainya itu dengan membawa harga diri yang terkoyak.
Ditambah mantan istri Rama yang masih saja membayangi si duda.
Kisah cinta sang duda dengan gadis muda yang dibalut dengan tingkah kocak dua kakak lelaki dan juga keluarga yang selalu melindungi Anya.
***
Sekuel dari Dear, Mantan Gebetan.
Yang belum baca silahkan mampir dulu biar tidak bingung dengan alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kado Dari Rama
Anya berdiri di sebelah Rama, sesekali tersenyum pada lelaki itu juga para tamu yang datang. Walaupun terpaksa namun Anya tak ingin mempermalukan keluar yang sudah menyayanginya itu.
Saat ini sudah mirip pendamping Rama. Dan laki-laki itu sepertinya sengaja menunjukkan jika Anya lah calon pendamping bos di perusahaan ini.
Dengan pakaian couple mereka yang sudah disiapkan oleh Bu Dewi sudah menyiratkan jika hubungan mereka adalah sepasang kekasih. Belum lagi tangan Rama yang tak melepaskan genggamannya dari tangan Anya.
Sementara April sudah terlihat gelisah dan gusar karena dia tau jika adiknya sering menghindari Rama.
April tau jika hanya Rama yang memiliki perasaan pada Anya. Sedangkan Anya, gadis itu selalu mengatakan jika dia menganggap Rama seperti kakaknya, sama seperti mas Iyan dan Mas Zaki.
"Kamu jangan khawatir, April. Ibu yakin kalau Rama akan selalu menjaga dan mencintai adik kamu." kata Bu Dewi pada April yang terlihat cemas itu.
"Tapi Anya masih terlalu kecil Oma dan aku juga gak mau memaksakan jodoh untuk Anya." kata April dengan rasa tak enak hati untuk bicara mengenai hal itu.
Biarpun bagaimana dia merasa banyak hutang budi pada Oma nya Rayyan, namun dia juga tak mau mengorbankan masa depan adiknya.
"Kamu gak memaksakan jodoh Anya, justru jodoh Anya yang datang sendiri. Dan kita hanya memberikan jalan saja." kata Bu Dewi dengan percaya dirinya.
Rama menyampaikan kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga dan karyawannya.
Tangan duda muda itu tak pernah melepaskan genggamannya dari tangan lembut gadis muda di sebelahnya.
"Dan ucapan terima kasih spesial dari saya untuk gadis cantik di sebelah saya ini. Anya Bintang Maharani, yang selalu menjadi penyemangat saya hingga bisa mengembangkan perusahaan yang sudah dipercayakan pada saya." kata Rama lalu kemudian merogoh sakunya mengeluarkan sebuah kotak yang memang ingin diberikannya pada Anya.
"Sebenarnya aku ingin memberikannya padamu, tepat di hari ulang tahun kamu bulan lalu. Tapi duo bapak itu selalu melarang aku untuk mendekatimu." kata Rama memojokkan Rahardian dan Zaki yang sekarang sedang ditatap oleh Bu Dewi dengan tatapan lasernya.
"Mohon diterima dan jangan menolaknya." kata Rama sambil membuka kotak itu.
Anya membelalakkan matanya menatap kalung dengan bandul berbentuk bintang yang sangat cantik.
"Mas, ini pasti mahal. Aku gak bisa menerimanya." tolak Anya dengan halus.
"Please Anya, terimalah pemberianku ini. Bagiku ini tak ada harganya dibandingkan dirimu." kata Rama pada Anya.
"Mas pakaikan ya, sayang." kata Rama dengan lembut namun memaksa.
Baru kali ini Rama memanggilnya dengan panggilan sayang. Membuat dada Anya tiba-tiba menjadi sesak.
Rama mengambil kalung itu dan segera memakaikan ke leher Anya yang tertutup hijab.
"Mas mohon kamu jangan pernah melepaskannya." kata Rama dengan wajah memelasnya.
Anya hanya diam saja menatap laki-laki dewasa yang memandanginya dengan tatapan penuh cinta.
Jantung Anya sebenarnya berdebar sangat kencang dan saat ini cukup gugup karena dipandangi Rama seperti itu.
Dulu Rama tak berani senekat ini mendekatinya. Tapi sekarang Rama terlihat sangat berani dan percaya diri untuk mendekatinya.
"Mas gak bisa melihat kamu memakainya, karena pasti tertutup hijab mu. Tapi mas percaya kamu gak akan melepaskannya." kata Rama lagi.
"Tapi aku gak bisa menerima mas, aku mohon mas gak memaksa aku lagi." kata Anya mewanti-wanti agar Rama tak terus-menerus berharap padanya.
"Bukan tak bisa, tapi belum. Dan mas akan membuat kamu bisa menerima mas dengan seluruh cinta mas padamu." kata Rama dengan penuh keyakinan.
Mereka bertatapan cukup lama, Anya yang mulai hanyut dan mulai menyelami mata hitam yang sangat memujanya itu.
"Udah, jangan pandang-pandangan melulu. Bahaya nanti kalau ada setan lewat." kata Rahardian memperingatkan saudaranya itu.
Rahardian yang kesal melihat Rama dan Anya saling tatap menatap itu pun segera maju ke depan dan menyuruh Anya duduk dekat April yang sudah terlihat khawatir dari tadi.
Rama tertawa geli mendengar ucapan kakaknya. Dia tak melepaskan Anya begitu saja. Lelaki itu terus-menerus membuntuti Anya.
"Mas Iyan, memang rese ya. Pantas aja Raisa kayak begitu, nurun bapaknya." ucap Rama membuat Anya tersenyum apalagi saat melihat balita berusia empat tahun itu menggoda adik sepupunya yang merupakan anak Zaki.
"Raisa itu perpaduan mas Iyan sama Mas Zaki. Kecil-kecil aja udah sering bikin kesal dan Alif terlalu kalem selalu jadi sasaran Raisa." kata Anya lagi.
"Tapi mas pengen punya anak seperti mereka, anak kita." kata Rama dengan nada menggoda dan membuat pipi Anya mendadak merah.
"Mas aku masih kecil mas. Aku masih mau sekolah dan meraih cita-citaku." kata Anya mengingatkan Rama.
"Dan mas yang akan selalu mendukungmu meraih cita-cita kamu." balas Rama dan membuat Anya tak bisa berkata apa-apa lagi.
Saat ini Anya merasa jika kebebasannya akan terenggut. Rama terlihat sungguh-sungguh dan Anya yakin laki-laki itu akan segera melamarnya setelah dia lulus sekolah.
Dia segera berjalan menghampiri tempat duduk mbaknya. Zaki sudah pindah ke kursi sebelah Zahra.
Jadi tak ada celah untuk Rama mendekati Anya lagi. Karena gadis itu duduk diapit oleh April dan Zaki.
Rama menatap kesal pada Zaki, namun tak berani protes. Biar bagaimanapun Zaki itu calon kakak iparnya. Dia tak mau jadi adik ipar durhaka walaupun Zaki dan Rahardian sering julid padanya.
Dia pun mengalah dan duduk di sebelah Rahardian yang tersenyum geli menatap wajah kesal Rama
"Sudah mas bilang, lebih baik menyerah mendekati Anya. Penjaganya itu gak akan kasih restu buat kamu. Lagian nyari calon kok yang masih kinyis-kinyis begitu. Gak sadar umur." ucap Rahardian pada adiknya.
Rama tak mau membalas ucapan Rahardian, lebih tepatnya malas. Saat ini dia sedang berpikir bagaimana cara mendekati Anya dan mendapatkan ijin dari April untuk menikahi Anya
Rama tau jika April sudah setuju, maka yang lain tak akan bisa menolaknya lagi.
♥️♥️♥️
Jangan lupa dukungan likenya ya 🤗
Kasihan duo cowok tampan dan mapan, selalu dicuekin isterinya, sekali cuekin balik isteri2 yg gak berperasaan, biar tahu rasa dan kelimpungan /Panic//Drowsy/
yg buucciiinnnnn..
❤❤❤❤❤
aku jga mau biar ke mana2 gampang dan gak uaah naik ojek..
hematttt .
❤❤❤❤❤
semoga aja Anya n cabay nya juga tiur baik2 aja ya