Han Xuan seorang Kultivator tak tertandingi yang menguasai Alam Mistik dengan bakat serta kekuatan yang mengguncang Surga.
Pembabtisan Surga untuk menuju keilahian membuatnya gagal dan mati. Setelah dua ribu tahun akhirnya dia bereinkarnasi kembali ketubuh seorang Bocah yang bernama Han Sen dengan akar spiritual yang tersegel.
Surga memberikannya kesempatan kedua untuk mencapai puncak. Iblis, Monster ataupun Dewa yang menghalanginya akan dia singkirkan.
Ini adalah kisah perjalanan Han Sen yang sekali lagi akan mencapai puncak kehidupan.
Kalau suka jangan lupa like, vote dan komen !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas upss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Liu Shuang
Han Sen menarik kembali kemampuannya dan hanya dalam waktu 2 menit semua Serigala ditempat itu hanya tersisa kerangka tulangnya saja. Energi didalam tubuhnya menjadi lebih kuat dan dia merasa sangat puas dengan kemampuan yang dia dapatkan.
Gadis itu berlari kearah Han Sen dan berkata, "Terimakasih sudah membantuku... aku Liu Shuang... kalau boleh tahu siapa nama Kakak ini ?"
"Han Sen dari Kota Kayu." Han Sen melihat darah dipakaiannya dan segera melepasnya.
"Kakak Han... Apa yang ingin kau lakukan !" Liu Shuang menutup wajahnya dan terlihat malu.
Han Sen segera masuk kedalam air dan membersihkan dirinya. Liu Shuang merasa sedikit malu karena berpikir yang tidak-tidak, segera dia mengambil kedua Mayat rekannya dan menguburkannya dengan layak agar tidak dimakan Beast.
Han Sen berendam dengan nyaman dan berkata, "Kau cukup baik karena peduli dengan mayat orang yang sudah mati !"
"Mereka mati karena kesalahanku.... jika aku tidak memaksakan diri untuk datang kemari maka mereka tidak harus kehilangan nyawa." Kata Liu Shuang dengan ekspresi yang sedih.
"Hah... hidup dan mati itu sudah menjadi sebuah takdir. Setidaknya mereka mati dengan cara yang terhormat, tidak banyak orang yang bisa melakukan itu. Kebanyakan orang yang berhadapan dengan bahaya kematian, mereka hanya berpikir tentang bagaimana bisa lolos dari kematian itu sendiri dan mengabaikan orang lain." Kata Han Sen dengan penuh kekaguman.
"Apakah Kakak Han juga orang seperti itu ?" Tanya Liu Shuang dengan santai.
"Tidak... didunia ini tidak akan ada orang yang layak yang bisa membunuhku. Mereka yang ingin aku lindungi maka aku akan menjamin keselamatan mereka, aku adalah orang yang akan melampaui surga dan tidak akan pernah menerima kekalahan. Bahkan jika situasi menginginkan aku kalah maka aku hanya perlu bertahan hidup dan membalikkan keadaan." Kata Han Sen dengan penuh percaya diri..
"Percaya diri sekali... tidak sepertiku yang tidak berguna. Kakak Han Sen sangat kuat... aku yakin masa depan Kakak Han Sen akan sangat cerah." Kata Liu Shuang dengan sedikit menghibur.
"Kenapa merendahkan diri sendiri... aku paling tidak suka dengan orang yang tidak menghargai dirinya sendiri. Dunia ini tidak ada manusia sampah, hanya ada yang mau berusaha untuk menutup celah dan bersaing dengan orang berbakat atau orang yang pasrah dengan kondisinya tanpa memperjuangkan apapun." Kata Han Sen dengan tegas.
"Faktanya bahwa Jiwa Beladiriku hanya sebuah Burung kecil seperti ini yang menandakan bahwa bakatku terbatas. Karena aku lahir dari Keluarga yang cukup berpengaruh maka ini sedikit membuatku tertekan." Liu Shuang menunjukan Jiwa Beast seekor Burung kecil berwarna merah.
Han Sen memperhatikannya dengan seksama dan tidak bisa menahan diri untuk terkejut, "Bodoh... apakah kau tidak tahu jenis Jiwa milikmu sendiri ?"
"Memangnya apa yang aneh... bukankah ini hanya Jiwa Burung Api yang lemah." Jawab Liu Shuang dengan ekspresi yang bingung.
"Itu salah satu Jiwa Beast yang banyak diimpikan oleh orang banyak yaitu Burung Vermilion dan kau menganggapnya sebagai Jiwa Burung kecil yang lemah. Jika orang lain mengetahui hal ini takutnya kau mungkin akan ditampar oleh mereka sampai Ibumu tidak akan bisa mengenalimu lagi." Kata Han Sen sambil memegang kepalanya.
Burung Vermilion ini memiliki kekuatan yang sangat hebat dan masih memiliki hubungan dengan Binatang Suci garis keturunan Phoenix. Kekuatan apinya berada dibawah satu tingkatan dari Api Abadi Phoenix dan disebut sebagai Raja para Beast yang berada tepat dibawah posisi Binatang Suci.
Bisa dikatakan bahwa Jiwa Beast milik Liu Shuang ini sangatlah kuat dan merupakan salah satu yang terbaik diantara Jiwa Beast.
"Ugh... kenapa Kakak Han Sen sangat kasar sekali, aku sudah tidak memiliki Ibu dan apa itu memangnya Burung Vermilion ?" Tanya Liu Shuang dengan bingung.
"Maaf... Ini terjadi secara tiba-tiba... kalian tidak memiliki pengetahuan tentang Burung Vermilion, tapi seharusnya kau tahu apa itu Burung Phoenix bukan ?" Tanya Han Sen dengan kesal.
"Ya... Burung Legenda yang dikatakan sebagai Burung Abadi yang diselimuti api." Jawab Liu Shuang dengan benar.
"Benar sekali... Burung Vermilion memiliki garis keturunan Burung Phoenix dan dikenal sebagai Raja Beast. Api milik Burung Vermilion berada satu Tingkat dibawah Api Burung Phoenix dan tidak akan ada Jiwa Beast yang bisa menandingi milikmu itu kecuali Jiwa Beast yang menyandang Raja Monster dan Jiwa Ilahi." Han Sen menjelaskannya dengan singkat.
"Aku tahu bahwa dari semua Atribut aku paling mahir dalam pengendalian Api. Tapi faktanya tidak ada perubahan sama sekali, apakah Kakak Han Sen ingin menghiburku !" Kata Liu Shuang dengan senyum yang lebar.
"Percaya atau tidak itu bukan urusanku." Han Sen keluar dari dalam air dan mengenakan pakaiannya.
"Pergi... bisakah kau membawaku bersamamu sampai ke Kota Kayu ?" Liu Shuang memohon agar Han Sen mau membawanya.
"Kenapa aku harus melakukannya ?" Han Sen terlihat malas karena dia harus segera pergi ke titik pertemuan untuk bertemu dengan yang lainya.
"Aku akan membayar seratus ribu batu roh selama Kakak membawaku kesana." Kata Liu Shuang dengan santai.
"Sepakat." Han Sen menyetujuinya dan ketika uang berbicara maka semuanya akan mudah.
Bagaimanapun seratus ribu batu roh bukanlah hal yang kecil. Seharusnya itu cukup membuatnya membeli beberapa Bahan Obat untuk membuat Pil Roh, dia masih kekurangan Batu Roh dan jika ada orang lain yang ingin memberikannya maka Han Sen akan menerimanya dengan senang hati.
Segera mereka berdua pergi menuju titik lokasi dibelakang Istana. Han Sen menjelaskan semuanya kepada Liu Shuang kalau kedatangannya kemari bersama tim penjelajah yang akan mengambil harta, Liu Shuang tidak keberatan untuk pergi bersama dan sudah sejak lama ketika dia mendapatkan teman seumuran yang bisa diajak bicara secara formal.
Walaupun Han Sen terlihat sangat kasar dan cara bicaranya yang blak-blakan, namun sebenarnya dia Pria yang baik karena mau menolongnya ketika berurusan dengan Serigala. Terlebih dia sangat kuat dan berjalan bersamanya mungkin lebih aman dari pada dia harus pulang sendirian.
Sama halnya dalam mengejar kekuatan dalam berkultivasi butuh perjuangan dan peruntungan, yg mana dalam perjalanannya ada bumbu penyedap rasa seperti petualangan cinta, kisah asmara, tragedi cinta dlsj. karena disetiap petualangan baru dimunculkan figuran cantik manis nan jenius namun bagiku atau juga pembaca lainnya itu cuma menjadi hiasan sampul justru menonjolkan rutinitas hubungan harmonis suami istri yg lama² terasa monoton dan membisankan.......!/CoolGuy//Doubt//Tongue/